Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap MotoGP tiba di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP tiba di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Intinya sih...

  • Dorna Sport ingin anak-anak Indonesia mulai berlatih sejak usia 10 tahun dengan motor dan fasilitas yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembalap Indonesia.

  • Ezpeleta menaruh harapan besar pada generasi baru pembalap Asia, terutama dari Indonesia, yang sudah menunjukkan performa menjanjikan di ajang Rookies Cup.

  • Dorna siap memberikan dukungan infrastruktur agar federasi lokal mampu mengelola pembinaan secara profesional dan melahirkan pembalap dengan kualitas dunia.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Tengah, IDN Times - Dorna Sport tidak hanya fokus pada ajang balapan, tapi juga ingin melihat perkembangan para pembalap muda. Indonesia menjadi salah satu prioritas dalam melahirkan generasi baru pembalap MotoGP.

Chief Sporting Officer (CSO) Dorna Sport, Carlos Ezpeleta menyebut, Asia Talent Cup dan program lain menjadi sarana bagi talenta muda. Beberapa pembalap Indonesia sudah mulai menonjol, salah satunya Mario Aji di ajang Rookies Cup. Potensi besar inilah yang ingin terus digarap. Menurutnya, pembinaan berjenjang sangat penting agar Indonesia bisa melahirkan bintang MotoGP masa depan.

“Kami melihat banyak anak muda Indonesia yang berbakat dan bisa bersaing di level dunia,” kata Ezpeleta.

1. Dilatih sejak dini

Chief Sporting Officer (CSO) Dorna Sport, Carlos Ezpeleta. (IDN Times/Linggauni)

Dorna Sport ingin anak-anak Indonesia mulai berlatih sejak usia 10 tahun. Dengan motor dan fasilitas yang tepat, mereka bisa berkembang lebih cepat. Program ini dirancang agar kualitas pembalap Indonesia setara dengan Eropa.

Ezpeleta menjelaskan, semakin banyak anak yang berlatih sejak dini, semakin besar pula peluang lahirnya bintang baru. Hal ini akan memperluas basis pembalap di Indonesia. Pada akhirnya, kualitas kompetisi juga akan meningkat. Menurutnya, hal ini akan menjadi pondasi penting bagi lahirnya pembalap MotoGP dari Indonesia.

“Kami ingin lebih banyak anak Indonesia berlatih dengan motor yang tepat sejak usia muda. Misalnya mulai berlatih sejak usia 10 tahun dengan mini GP, lalu naik ke level yang lebih tinggi pada usia 14 tahun. Dengan begitu, jumlah pembalap muda akan semakin banyak dan kualitas mereka akan meningkat.” ujar Carlos.

2. Dorna antusias dengan pembalap muda Indonesia

Presiden Prabowo bertemu Mario Aji dan Veda Ega Pratama. (Dok. Sekretariat Presiden)

Ezpeleta menaruh harapan besar pada generasi baru pembalap Asia. Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Jepang menjadi fokus utama dalam mencetak talenta. Namun, Indonesia disebut memiliki potensi terbesar.

Beberapa pembalap muda sudah menunjukkan performa menjanjikan. Mario Aji, misalnya, sukses tampil di Rookies Cup dan menjadi sorotan. Dorna berharap prestasi ini bisa konsisten. Ia optimistis Indonesia akan segera memiliki pembalap yang bisa bersaing di level tertinggi.

“Kami sangat antusias melihat generasi baru pembalap Asia, terutama dari Indonesia,” kata Carlos.

3. Siap mendukung dan membina secara profesional

Pembalap MotoGP tiba di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Pengembangan pembalap juga butuh dukungan infrastruktur. Ezpeleta menilai federasi lokal harus dibantu dalam penyediaan regulasi, teknologi, dan fasilitas. Dengan begitu, level kompetisi bisa merata, sama seperti Eropa.

Menurutnya, Dorna siap memberikan dukungan agar federasi dan penyelenggara lokal mampu mengelola pembinaan secara profesional. Infrastruktur yang baik akan melahirkan pembalap dengan kualitas dunia. Dukungan ini juga memastikan keberlanjutan pembinaan jangka panjang. Ia menambahkan, tujuan utama adalah mencetak pembalap dunia dari Asia, khususnya Indonesia.

“Kami ingin membantu Indonesia membangun sistem pembinaan yang modern dan setara dengan negara maju,” ujar Carlos.

Editorial Team