Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap MotoGP, Enea Bastianini di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Enea Bastianini di Sirkuit Mandalika. (IDN Times/Linggauni)

Lombok Tengah, IDN Times - Enea Bastianini harus menutup balapan utama MotoGP Mandalika 2025 dengan hasil yang kurang memuaskan. Pembalap Ducati Lenovo itu mengaku tak mampu tampil maksimal karena motor Desmosedici miliknya mengalami masalah di sektor pengereman. Ia bahkan menyebut banyak pembalap lain dengan mudah menyalipnya di tikungan akibat performa rem yang melemah.

Meski kecewa dengan hasil balapan, Bastianini menilai kondisi ini menjadi pelajaran penting untuk pengembangan motor ke depan. Menurutnya, Ducati masih perlu memperbaiki stabilitas pengereman agar bisa lebih kompetitif di lintasan seperti Mandalika.

“Hari ini saya tidak kompetitif di area pengereman, banyak pembalap menyalip saya di titik itu,” ujar Bastianini seusai balapan, Minggu (5/10/2025).

Meski begitu, pembalap asal Italia itu tetap mengapresiasi kerja keras timnya yang sudah berjuang menyiapkan motor terbaik. Ia yakin Ducati akan menemukan solusi teknis untuk mengatasi kelemahan tersebut sebelum seri berikutnya di Australia.

1. Merasa Ducati tertinggal di area pengereman

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Menurut Bastianini, sektor pengereman menjadi titik paling lemah bagi Ducati di Sirkuit Mandalika. Ia merasa kesulitan mengontrol motor saat masuk tikungan dan kehilangan banyak waktu di setiap lap. Kondisi itu membuatnya sulit mempertahankan posisi, bahkan ketika performa motornya cukup baik di sektor lain.

Bastianini menjelaskan bahwa setiap kali ia mencoba menekan lebih keras, ban depan justru terasa tidak stabil. Hal ini berakibat fatal karena pembalap lain bisa menutup jalur lebih cepat saat pengereman. Ia pun harus mengubah gaya balapnya agar bisa bertahan hingga garis finis.

“Saya kehilangan banyak waktu di area pengereman, dan di titik itu banyak pembalap lain menyalip saya,” ucap Bastianini.

Ia menyebut hal ini bukan hanya terjadi di Mandalika, tetapi juga bisa berpengaruh di trek lain dengan karakter serupa.

2. Sudah temukan akar masalah

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Meski gagal tampil maksimal, Bastianini menilai tim Ducati kini punya gambaran jelas mengenai penyebab masalah tersebut. Menurutnya, kelemahan ada pada kestabilan motor saat pengereman dan respons rem yang belum konsisten di tikungan cepat. Tim kini tengah menganalisis data untuk menentukan langkah perbaikan yang paling efektif.

Ia menyebut bahwa performa di sektor lain sebenarnya cukup menjanjikan. Namun, tanpa keseimbangan pada sistem pengereman, semua keunggulan itu menjadi sia-sia. Bastianini berharap evaluasi ini bisa segera diterapkan agar performanya kembali kompetitif.

“Sekarang kami tahu apa yang bisa dilakukan pada motor, manuver apa yang perlu diubah agar lebih kompetitif,” tutur Bastianini.

Ia optimistis, perubahan kecil pada sistem rem dan suspensi depan bisa memberi hasil signifikan pada seri berikutnya.

3. Uji coba sasis baru jadi harapan di Australia

Pembalap MotoGP pada sesi sprint race di Sirkuit Mandalika, Sabtu (4/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Untuk memperbaiki performa motor, Ducati berencana melakukan uji coba sasis (rangka utama, red) baru di MotoGP Australia mendatang. Bastianini mengaku sudah sempat mengetesnya di awal musim, namun belum bisa merasakan perbedaannya karena belum percaya diri dengan motornya saat itu. Kini, ia merasa lebih siap untuk mencoba lagi.

Sasis baru tersebut sebenarnya sudah tersedia untuk semua pembalap Ducati, meski beberapa komponen seperti swingarm masih terbatas. Bastianini percaya desain baru itu bisa meningkatkan kestabilan motor terutama di area pengereman. Ia pun berharap uji coba di Phillip Island akan memberikan hasil yang lebih positif.

“Kami sudah menjadwalkan untuk mencoba sasis itu lagi di Australia. Sekarang saya merasa lebih siap dan lebih mudah untuk merasakan perbedaannya,” ujar Bastianini.

Editorial Team