Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pembalap MotoGP, Luca Marini pada FP1 di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)
Pembalap MotoGP, Luca Marini pada FP1 di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Intinya sih...

  • Kondisi trek Mandalika bikin FP1 jadi mimpi buruk

  • Masih ada celah di time attack Luca Marini mengakui bahwa dirinya sudah cukup nyaman saat menjalani simulasi race pace

  • Salah satu masalah utama yang dirasakan Luca Marini adalah kesulitan saat memasuki tikungan. Menurutnya, kesalahan di fase entry berdampak pada perform

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lombok Tengah, IDN Times – Sesi latihan bebas atau Free Practice 1 (FP1) MotoGP di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025), menjadi tantangan tersendiri bagi Luca Marini. Pembalap VR46 Ducati itu merasakan kondisi lintasan yang cukup sulit di sesi awal. Namun, ia tetap menegaskan rasa optimistis karena motor yang ditungganginya sudah menunjukkan progres positif.

Marini menyebut bahwa dirinya bisa merasakan potensi lebih dari motornya dibanding beberapa seri sebelumnya. Hal itu menjadi modal penting untuk menatap sesi berikutnya, meskipun ia sadar ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

“Saya tahu ini baru hari Jumat, masih banyak yang harus dilakukan, tapi kami bisa sangat puas dengan hasil hari ini,” ungkap Marini.

Meski catatan waktunya belum cukup untuk bersaing di barisan terdepan, Marini menekankan pentingnya start yang baik saat kualifikasi nanti. Ia berharap bisa mengamankan posisi di barisan pertama atau kedua. Dengan begitu, peluangnya untuk meraih hasil bagus di Mandalika akan lebih besar.

1. Kondisi trek Mandalika bikin FP1 jadi mimpi buruk

Pembalap MotoGP, Luca Marini. (IDN Times/Linggauni)

Sesi latihan bebas pertama di Mandalika tidak berjalan mulus bagi sebagian besar pembalap, termasuk Luca Marini. Kondisi trek di pagi hari dinilai sangat licin dan menyulitkan banyak rider untuk menemukan ritme. Ia mengaku sesi siang hari jauh lebih baik karena lintasan lebih bersih.

Marini menekankan bahwa situasi ini membuat seluruh pembalap harus beradaptasi ekstra cepat. Menurutnya, ban baru mulai bekerja dengan baik pada sesi kedua, tetapi FP1 menjadi ujian yang cukup berat.

“Kondisi trek pagi ini membuat segalanya super aneh untuk semua orang, itu benar-benar mimpi buruk,” ucap Marini.

Meski demikian, ia menilai tantangan ini justru menjadi pengalaman penting untuk persiapan race. Mandalika dianggapnya sebagai salah satu akhir pekan paling sulit musim ini.

“Sore ini jauh lebih baik, trek lebih bersih dan ban mulai bekerja, tapi tetap saja ini salah satu akhir pekan tersulit bagi semua orang (pembalap),” katanya.

2. Masih ada celah di time attack

Para pembalap MotoGP beradu cepat di Sirkuit Mandalika, Jumat (3/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Luca Marini mengakui bahwa dirinya sudah cukup nyaman saat menjalani simulasi race pace. Namun, ketika masuk ke time attack, ia merasa masih harus memaksa motornya terlalu keras. Hal itu membuatnya sering mengambil risiko berlebih di setiap tikungan.

Menurutnya, ada gap yang cukup besar dibanding pembalap dari pabrikan lain, terutama saat mengejar lap cepat. Marini mengungkapkan bahwa mereka harus menemukan cara lebih baik untuk memaksimalkan grip ban belakang.

“Kami harus menemukan cara yang lebih baik untuk memaksimalkan grip dari ban belakang, karena saat ini itu masalah terbesar,” ujarnya.

Meski begitu, ia optimistis tim bisa segera menemukan solusi. Dengan performa motor yang sudah meningkat dibanding seri sebelumnya, ia percaya hasil lebih baik bisa diraih.

“Pada time attack saya harus memaksa terlalu banyak dan setiap saat berisiko jatuh di setiap tikungan, jadi kami perlu memperbaiki hal ini,” tambah Marini.

3. Fokus perbaikan di entry dan turning

Sirkuit Pertamina Mandalika, Kamis (2/10/2025). (IDN Times/Linggauni)

Salah satu masalah utama yang dirasakan Luca Marini adalah kesulitan saat memasuki tikungan. Menurutnya, kesalahan di fase entry berdampak pada performa keluar tikungan. Hal ini yang membuatnya merasa kurang maksimal di beberapa sektor.

Marini menekankan bahwa timnya saat ini fokus mencari solusi di area entry dan turning. Ia percaya jika masalah ini bisa diatasi, maka kecepatan keluar tikungan juga akan membaik secara otomatis.

“Saya kesulitan di keluar tikungan karena saya tidak cukup berbelok sebelumnya, jadi kami mencoba mencari solusi di fase masuk dan berbelok,” jelasnya.

Selain itu, Marini juga menyoroti karakter ban belakang di Mandalika yang menurutnya sangat unik. Kondisi ini menuntut semua pembalap untuk cepat beradaptasi.

“Konstruksi ban belakang yang kami gunakan di sini selalu sangat khusus dan kami harus memahaminya serta menerima bahwa, oke, memang seperti ini untuk balapan ini dan kami harus menghadapinya,” tegasnya.

Editorial Team