Kecerdasan buatan tidak hanya unggul dalam kalkulasi atau logika, tapi kini juga mulai menyentuh aspek yang lebih kompleks dan halus, yaitu psikologi manusia. Dengan kemampuan memproses data dalam jumlah besar, menganalisis ekspresi wajah, suara, hingga pola perilaku, AI mulai menunjukkan potensi untuk memahami emosi, kondisi mental, dan bahkan motif di balik tindakan manusia.
Kemajuan ini membuka banyak peluang, dari terapi digital yang lebih personal hingga deteksi dini gangguan mental. Tapi di sisi lain, hal ini juga memunculkan kekhawatiran tentang privasi dan manipulasi psikologis manusia.
Berikut 5 fakta menarik tentang bagaimana AI mulai "mengerti" sisi psikologis manusia.