Saksi Pratu Petrus Kanisius Wae keluar dari ruang sidang. (IDN Times/Putra Bali Mula)
Pratu Petrus dalam keterangannya mengaku membawa Lucky ke ruang staf intel sejak pukul 19.00 WITA. Ia tahu Prada Lucky diperiksa hingga pukul 00.00 WITA. Namun ia tidak masuk ke dalam ruangan itu. Ia juga tak tahu jam berapa terdakwa keluar atau masuk ruangan itu. Ia menyebut dirinya malah merokok di luar ruangan bersama dengan salah seorang terdakwa, Pratu Ponsianus Allan Dadi. Kemudian ia mengaku pergi tidur setelah sempat melihat beberapa pratu masuk ke dalamnya.
"Izin, saya tidur di dekat traktor, dekat bangku, di belakang ruang staf intel," kata dia.
Oditur Letkol Chk Alex Panjaitan terus bertanya soal apa yang dilakukan Ahmad Faisal malam itu bersama dua korban tapi Petrus menyebut sudah lupa.
"Mohon izin untuk terdakwa kami tidak ingat. Sudah lupa. Sudah malam tapi tidak tahu jam berapa. Sebelum jam 10 malam. Terdakwa hanya minta beli minyak gosok," jawabnya.
Oditur menanyai lagi soal apa yang dilakukan beberapa perwira saat kejadian itu. Namun ia menjawab lagi tak tahu.
"Mohon izin, yang kami lihat tidak ada yang melakukan penganiayaan," katanya.
"Loh, saksi yang mengatakan tadi terdakwa bersama letnan yang lain," sanggah Oditur Alex.
"Mohon izin kami tidak lihat. Yang kami lihat sebelum jam 12 malam itu Pratu Abner yang masuk pukul yang ada terdakwa. Untuk jamnya kami lupa," jawab Pratu Petrus.
"Loh, terdakwa di mana? Tadi kan bilang mendengar suara pukulan dan cambukan," ulang Oditur Alex.
Pratu Petrus saat itu membenarkan Ahmad Faisal bisa saja tak melarang anggota lainnya menyiksa Prada Lucky dan Prada Richard. Ia juga membenarkan Pratu Ponsianus Allan Dadi yang mengambil tali kompresor tapi ia tidak melihat adanya cambukan pada korban. Ia hanya mendengar suara cambukan.
Ia juga kebanyakan menjawab lupa dan tidak tahu soal kejadian selepas pukul 00.00 WITA. Ia saat itu melihat Letda Tariq selaku Danki B, bersama kelompoknya masuk ke ruang staf pers. Prada Lucky dan Prada Richard sudah dipindah ke ruang itu setelah mandi. Ia mengaku lagi dirinya tidak melihat apa yang terjadi tapi hanya mendengar suara almarhum minta ampun.
"Berarti kan saudara belum istirahat, kan melihat mereka masuk," potong Oditur lagi.