Bantah Setubuhi Anak Kandung, Kader PDIP Disumpah di Bawah Alquran
PDIP NTB pasang badan terhadap nasib kadernya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Lombok Barat, IDN Times - Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) NTB yang juga Ketua PAC PDIP Sekotong, Lombok Barat, inisial S (50) membantah menyetubuhi anak kandungnya. Ia bersumpah di bawah Alquran saat menjalani perawatan di RSUD Lombok Barat pada Sabtu (22/7/2023).
Pengambilan sumpah dituntun Ketua Forum Komunikasi Kerukunan Umat Beragama (FKUB) NTB TGH Subki Sasaki. Hadir Ketua DPD PDIP NTB yang Rachmat Hidayat, Ketua DPC PDIP Lombok Barat, Lalu Muhammad, kuasa hukum S dan pihak keluarga.
Baca Juga: 8 Organisasi Sipil Dampingi Kasus Pencabulan Anak Kandung di NTB
1. Jalani sumpah ibra
Subki menjelaskan sumpah yang diambil S adalah sumpah Ibra atau sumpah pengakuan. Sumpah ibra dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada oknum yang tertuduh untuk berani mengatakan bahwa segala tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya tidak benar. Namun, jika apa dituduhkan kepada S benar, Subki mengatakan bahwa akan ada konsekuensi atau akibat atas sumpah tersebut yang akan diderita oleh S.
"Sumpah ini selain disaksikan oleh kita, tetapi juga disaksikan oleh Allah SWT dan dia berimplikasi atau ada akibat yang akan anda tanggung dunia dan akhirat," kata Subki kepada S yang saat itu masih berbaring di rumah sakit.
Setelah mendengarkan persetujuan dari S, Subki memulai prosesi sumpah Ibra. Dijelaskan, sumpah ini akan memiliki kekuatan psikologis karena akan berdampak kepada yang membuat pengakuan baik yang tertuduh dan menuduh. Karena Allah SWT langsung yang memberikan petunjuk yang bersifat kontan untuk pembuktiannya.
Jikalau yang dituduhkan tidak benar, maka Allah SWT akan membuka selebar-lebarnya tabir kebenaran. Subki menegaskan bahwa pengambilan sumpah merupakan salah satu perintah Nabi Muhammad SAW dalam membuktikan kebenaran suatu perkara dalam Islam. Pengambilan sumpah dilakukan untuk tujuan kebaikan bersama.
"Mengambil sumpah ini untuk kebaikan kita bersama, ini agar personal yang bersangkutan tidak tercemar, partai tidak dirugikan. Terbuka mana yang asli, mana yang hoaks, mana yang benar dan tidak benar, biar Allah SWT yang menjadi hakimnya," ucap Ketua Baitul Muslimin Indonesia Provinsi NTB ini.
Baca Juga: Kapal Cepat Layani Rute Senggigi-Padangbai dengan Waktu 1,5 Jam