TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Warga di Bima Menjadi Korban Gigitan Anjing Gila

Anjing rabies ini menyerang manusia secara mendadak

Tim Disnakeswan Kabupaten Bima saat vaksinasi anjing beberapa waktu lalu (Dok/Disnakeswan Kabupaten Bima)

Bima, IDN Times - Kasus gigitan anjing gila atau terpapar virus rabies di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan sudah mengkhawatirkan. Selama enam bulan terakhir dari Januari hingga Juni 2023 ini tercatat adanya 191 warga yang menjadi korban gigitan anjing gila di Bima. 

"Sampai Juni lalu, ada 191 kasus gigitan. Sementara pada Juli dan Agustus ini, masih dilakukan pendataan oleh tim di lapangan," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Bima Zulkifli, Jumat (11/8/2023).

Baca Juga: Kecelakaan Maut di Bima, Dua Korban Tewas dan Tiga Kritis

1. Korban diberikan virus anti rabies

Foto Plh Kabid Kesehatan Hewan Disnakeswan Kabupaten Bima, Zulkifli (IDN Times/Juliadin)

Zulkifli mengatakan, para korban gigitan anjing gila di Bima memperoleh penanganan intensif hingga langsung dilarikan ke puskesmas dan rumah sakit terdekat. Agar segera memperoleh suntikan vaksin anti rabies. 

Hingga akhirnya tidak ada korban jiwa dari kasus rabies di Bima. 

"Alhamdulillah, sampai saat ini tidak ada korban yang sampai meninggal dunia," bebernya.

Karena masyarakat saat ini sudah cukup paham metode penanganan awal korban gigitan. Misalnya, pada luka gigitan mereka basuh menggunakan air mengalir dan mencuci pakai sabun sebelum korban dilarikan ke puskesmas.

2. Anjing menerkam korban dengan tiba-tiba

ilustrasi anjing yang mengidap rabies (wikimedia.org/chefjancris)

Para korban gigitan anjing gila ini, kata Zulkifli usianya bervariatif dari kelompok usia anak-anak hingga mereka yang sudah berusia lanjut. Dari ragam usia ini, korban terbanyak didominasi antara usia 30 hingga 40 tahun ke atas.

Pada kebanyakan kasus, mereka dilaporkan rata-rata diterkam anjing dengan tiba-tiba dari arah depan hingga belakang. Ada yang sedang jalan, bermain hingga tengah duduk santai di serambi pekarangan rumah.

"Anjing-anjing ini ada yang bertuan dan ada juga anjing liar. Untuk anjing yang bertuan akan disuntik vaksin anti rabies," jelasnya.

3. 20 persen positif virus rabies

ilustrasi virus rabies (commons.wikimedia.org/Scientific Animations)

Adapun anjing liar yang sudah membahayakan manusia di sekitarnya akan langsung dieliminasi atau dibunuh oleh petugas. Sampel otak anjing ini lantas dikirimkan ke Denpasar Bali guna menjalani uji laboratorium memastikan positif rabies atau tidak.

Dari hasil uji laboratorium pada ratusan kasus yang ada, sekitar 20 persen di antaranya dinyatakan positif penular virus rabies. Para korban yang digigit anjing positif rabies itu, akan diberikan penanganan lebih lanjut.

"Meski bangkainya sudah dikubur, penularan virusnya masih bisa terjadi melalui udara. Cuman dengan dikuburkan ini, hanya untuk meminimalkan penularan," paparnya. 

Baca Juga: Punya 3.600 Tenaga Honorer, Pemkot Bima Hanya Buka 641 Lowongan PPPK

Berita Terkini Lainnya