Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-Commerce

Namun tidak semua pengrajin setuju dengan pemasaran daring

Praya, IDN Times - Dalam kunjungan kerja di Nusa Tenggara Barat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno berencana memasarkan hasil kerajinan tangan kain Tenun Khas Pulau Lombok melalui e-Commerce.

Saat melakukan kunjungan ke Desa Sukarare, Kecamatan Puyung, Kabupaten Lombok Tengah, Jumat (15/1/2021). Menteri yang baru ditunjuk ini berencana membantu para pelaku Usaha Masyarakat Kecil Menengah (UMKM) khususnya yang bergerak di bidang tenun.

"Tahun ini adalah tahun berat bagi pelaku UMKM dan Pelaku Wisata karena pandemik COVID-19," kata Sandiaga ini saat memberikan sambutan.

1. Kain tenun khas Lombok dipasarkan di e-Commerce

Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-CommerceProsen menenun kain di Lombok Desa Sukarare Lombok Tengah IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Sepinya wisatawan yang berkunjung ke Desa Sukarare selama pandemik COVID-19 ini, kata Sandi, pihaknya berencana memasarkan kain tenun khas Pulau Lombok melalui e-commerce.

"Ini untuk memudahkan UMKM kita. Karena selama pandemi COVID-19 ini berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan menuju Lombok," kata Sandi.

Baca Juga: 5 Pantai Tersembunyi di Lombok yang Cantik Banget, Jangan Cuma ke Gili

2. Kain tenun khas Lombok dipasarkan pada Event MotoGP

Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-CommerceJenis kain tenun motif Subahnale khas Pulau Lombok IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Selain itu, Kemenparekraf RI juga berencana memasarkan produk kain tenun dan hasil kerajinan tangan khas Pulau Lombok pada perhelatan MotoGP Mandalika Lombok yang rencananya digelar bulan Oktober tahun 2021 mendatang.

"Insha Allah ini semua akan kita lakukan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat," kata Sandi.

Sandi pun menuturkan, kerajinan tangan tersebut harus tetap dilestarikan, terlebih dalam menyambut MotoGP tahun ini.

Untuk itu lanjut Sandi, ia mengajak agar masyarakat yang bergerak di bidang pariwisata khususnya di Pulau Lombok untuk ikut andil memasarkan kain tenun khas Lombok melalui media sosial.

"Kita sudah ada kepastian, dari Sahabat Pariwisata Nusantara juga akan ikut memasarkan kain tenun melalui aplikasi digital," katanya.

Hal ini kita lakukan kata mantan Wakil Gubernur Jakarta ini demi kemajuan pariwisata di NTB pada umumnya. 

"Masyarakat harus bangkit, hasil kerajinan harus tetap meningkat walaupun ada pandemi COVID-19," katanya.

3. Dipasarkan ke luar negeri

Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-CommerceBersama Gubernur NTB, Sandiaga Salahuddin Uno akan pasarkan hasil kerajinan Lombok ke Luar Negeri IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Selain dipasarkan pada ajang MotoGP, kain tenun khas Pulau Lombok dan hasil kerajinan tangan lainnya akan dipasarkan ke luar negeri.

"Kita akan coba pasarkan ke luar negeri. Di sana ada banyak diaspora asal NTB yang bisa kita ajak bekerja sama untuk memasarkan hasil kerajinan kita," jelasnya.

4. Masyarakat akan dibantu modal, pemasaran dan fasilitas

Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-CommerceIlustrasi kerajinan tangan asal Indonesia

Selama pandemi COVID-19 ini jelas Sandi, ada tiga masalah utama yang harus dihadapi pengrajin di Desa Sukarare. 

"Pertama dalam hal pemodalan, kedua pemasaran dan ketiga adalah fasilitas. Ini akan coba kita bantu nanti. Baik modalnya, pemasaran dan fasilitasnya," katanya.

5. Satu pengrajin enggan memasarkan melalui digital e-Commerce

Menparekraf Berencana Pasarkan Tenun Khas Lombok Melalui e-CommerceSuriani Pengrajin Tenun Asal Desa Sukarare Lombok Tengah IDN Times/Ahmad Viqi Wahyu Rizki

Salah satu penenun asal Desa Sukarare, Suriani (40) mengaku enggan memasarkan hasil tenun yang ia buat melalui media digital atau secara daring.

Dikarenakan, kata Suriani, jika dipasarkan melalui media digital harga kain tenun yang ia buat bakal rusak di pasaran.

"Masalah harga ini bisa rusak jika di online. Yang tadi ada harga Rp1 juta bisa jadi penjual lain mematok harga Rp700 ribu. Ini kan tidak sehat," kata Suriani kepada IDN Times.

Dari hasil tenun yang dia kerjakan, motif Subahnale yang paling laku di pasaran. Kendati harga yang dipatok beragam kualitas kain dan bahan sangat menentukan harga di tangan pembeli.

"Motif dan harganya beragam. Tergantung tingkat kesulitannya," katanya.

Ia pun berharap, kedatangan Kemenparekraf menuju Desa Sukarare bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan.

"Harapannya cuma bagaimana agar pengunjung kembali normal," kata ibu tiga anak itu.

Namun dia tidak setuju rencana Kemenparekraf jika hasil kerajinan tangan khas Pulau Lombok dipasarkan secara daring.

"Intinya, ya begitu. Model pemasaran online ini kadang ngerusak harga. Nanti antar pengrajin beda kasih harga," pungkasnya.

Baca Juga: Kisah Tenun Bali Karya UMKM yang Dipinang Christian Dior

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya