Perajin yang berasal dari Desa Labuhan Lombok dan sekitarnya. (Dok.Febrio Irawan)
Meskipun persoalan produksi, pemasaran juga menjadi tantangan tersendiri. Bale Kreatif tetap menjual produknya ke pasar-pasar tradisional, namun kini lebih banyak mengandalkan reseller untuk penjualan dalam jumlah besar.
Selain itu, pemasaran secara daring juga mulai digarap melalui media sosial, meskipun masih terkendala dengan waktu untuk mengelola pesanan offline yang cukup tinggi.
"Sebenarnya ingin lebih aktif di media sosial, tapi karena pesanan offline sangat banyak, kami jadi agak kewalahan," ungkap Febrio.
Keranjang pasar tetap menjadi produk utama yang laris setiap bulannya. Namun, untuk tas dengan tali premium, produksi masih tergantung pada ketersediaan bahan baku dan permintaan pasar yang lebih musiman.
"Kalau keranjang pasar, itu pasti selalu ada permintaan setiap bulan. Tapi untuk tas premium itu kita bikin kalau ada yang order saja, karena kendala kita pada bahan yang harus kita datangkan dari Pulau Jawa," ujar Febrio.
Hal ini membuat strategi produksi Bale Kreatif harus lebih fleksibel dan menyesuaikan dengan tren permintaan pasar. Dengan inovasi dan ketekunan yang terus dijaga, Bale Kreatif tidak hanya menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat, tetapi juga menjadi kebanggaan Desa Labuhan Lombok.
"Saya berharap Bale Kreatif bisa semakin maju, menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan, dan membawa nama Labuhan Lombok lebih dikenal sebagai desa penghasil kerajinan berkualitas," tutup Febrio.
Kepala Desa Labuhan Lombok, Sitti Zaenab Massaro mengatakan bahwa keberadaan kerajinan ini menambah warna bisnis yang berkembang di desa itu. Ia juga menilai bahwa kerajinan ini menjadi salah satu kebanggaan dan produk unggulan di desa.
"Kami mendukung kerajinan ini agar terus berkembang. Belum lama ini juga kami menyerahkan bantuan mesin dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk dapat membantu proses produksi," ujarnya kepada IDN Times, Selasa (11/3/2025).
Bantuan mesin itu didapatkan bukan tanpa usaha. Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Harmoni, Haris Munandar mengatakan bahwa melalui Pokdarwis, ia mengusulkan bantuan apa saja yang dibutuhkan. Salah satunya adalah mesin untuk membuat kerajinan tas tersebut.
"Pokdarwis mengusulkan apa saja yang dibutuhkan, misalnya ada yang suka bikin kue tradisional, kita ajukan untuk dapat bantuan blender, mixer dan peralatan lainnya. Begitu juga dengan kerajinan, kita usulkan untuk dapat bantuan mesin," ujar Haris.
Ia berharap kerajinan ini dapat terus berkembang di masa mendatang. Selain menjadi produk unggulan desa, ia berharap kerajinan ini juga bisa menjadi peluang bisnis dan membuka lapangan pekerjaan bagi warga setempat.