Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengangguran di Lombok Timur 20 Ribu, Bupati Dorong Pelatihan Vokasi

Ilustrasi pengangguran. Dok. Istimewa/IDN Times

Lombok Timur, IDN Times - Bupati Lombok Timur (Lotim), Haerul Warisin, menyoroti tingginya angka pengangguran di daerahnya yang kini menjadi yang tertinggi di Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Lotim mencapai 20.120 orang.

Menanggapi kondisi tersebut, Bupati yang akrab disapa H. Iron ini menegaskan pentingnya peningkatan keterampilan melalui pelatihan vokasi agar masyarakat mampu bersaing di dunia kerja.

“Solusi utama untuk menekan pengangguran adalah dengan membekali masyarakat keterampilan kerja melalui pelatihan vokasi,” ujarnya.

1. Pelatihan bagi generasi muda

Bupati Lotim memberikan bantuan peralatan kepada peserta pelatihan (IDN Times/Istimewa)

Warisin juga berharap Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) dapat terus aktif memberikan pelatihan kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Ia mengingatkan, masyarakat tidak seharusnya hanya bergantung pada peluang menjadi ASN, baik dalam formasi CPNS maupun PPPK, yang kuotanya terbatas setiap tahun.

“Keterampilan adalah solusi jangka panjang. Masyarakat harus terus berinovasi dan produktif, tidak hanya menunggu formasi ASN,” tegasnya.
Tak hanya pengangguran, Warisin juga menyoroti tingginya angka warga Lotim yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI). Saat ini, jumlahnya mencapai lebih dari 300 ribu jiwa.

2. Ingin kurangi ketergantungan pada PMI

Ilustrasi pekerja migran Indonesia. (IDN Times/istimewa)

Menurutnya, ketergantungan masyarakat pada pekerjaan di luar negeri harus dikurangi dengan membuka lebih banyak peluang usaha mandiri di daerah.

“Bekerja sebagai PMI memiliki banyak risiko. Karena itu, kita dorong masyarakat untuk berwirausaha di kampung halaman,” ujarnya.

Pemkab Lotim pun berkomitmen memperluas program pelatihan vokasi sebagai langkah konkret menekan angka pengangguran dan mengurangi ketergantungan pada pekerjaan di luar negeri. Warisin menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, lembaga pelatihan, dan dunia usaha dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan mandiri.

“Kami akan terus mendukung pelatihan yang aplikatif agar masyarakat bisa mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

3. Anggarkan pelatihan vokasi dari DBHCHT

Puluhan peserta pelatihan yang digelar di LLK (IDN Times/Istimewa)

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Lotim, M. Hairi, menjelaskan bahwa pihaknya telah bekerja sama dengan BPVP Lenek untuk menggelar pelatihan vokasi menggunakan dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT).

“Tahun 2025, kami mendapat alokasi Rp3 miliar dari DBH-CHT, masing-masing Rp1,5 miliar untuk Disnaker dan LLK. Dana ini digunakan untuk meningkatkan kualitas pelatihan serta menyediakan peralatan kerja bagi peserta,” jelas Hairi.
Ia menambahkan, sebanyak 64 peserta telah menyelesaikan pelatihan di Loka Latihan Kerja (LLK), dan pelatihan serupa akan kembali digelar dengan jumlah peserta yang sama.

“Pelatihan ini merupakan salah satu upaya konkret dalam menekan angka pengangguran di Lotim. Harapannya, ini berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi daerah,” tutupnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ruhaili
SG Wibisono
Ruhaili
EditorRuhaili
Follow Us