KUR BRI Praya Dorong Sektor Pertanian dan Peternakan Terus Berkembang

Lombok Tengah, IDN Times – Peran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam menggerakkan ekonomi masyarakat terus diperkuat oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui kantor cabang Praya. Dengan fokus pada sektor-sektor produktif dan strategi layanan yang mendekat ke masyarakat, BRI Praya mencatat kinerja positif dalam penyaluran KUR kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Lombok Tengah. Ini sekaligus mendukung program Asta Cita yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Pemimpin Cabang BRI Praya, Arvian Tristianto, menjelaskan bahwa hingga saat ini penyaluran KUR di wilayah Lombok Tengah didominasi oleh sektor pertanian dan peternakan, terutama dalam bentuk usaha mix farming. Target penyaluran KUR mikro sebesar Rp391 miliar untuk tahun ini, BRI Praya terus melakukan berbagai upaya untuk mempercepat dan memperluas akses pembiayaan ke pelaku usaha kecil dan menengah di daerah.
“Sektor yang paling banyak menerima KUR di Lombok Tengah adalah pertanian dan peternakan, di samping sektor jasa dan perdagangan,” jelas Arvian kepada IDN Times, Selasa (29/4/2025).
1. Sektor usaha prioritas: pertanian dan peternakan masih mendominasi

Lombok Tengah yang memiliki basis masyarakat agraris menjadikan sektor pertanian dan peternakan sebagai tulang punggung perekonomian lokal. Hal ini juga tercermin dalam penyaluran KUR oleh BRI Praya.
“Ada pun yang paling banyak di Lombok Tengah adalah mix farming—pertanian dan peternakan—di samping sektor jasa dan perdagangan,” ujar Arvian.
Pendekatan berbasis sektor ini dianggap efektif karena sesuai dengan karakteristik dan potensi ekonomi masyarakat setempat. UMKM di sektor ini juga dinilai memiliki prospek pertumbuhan yang cukup baik jika didukung dengan akses modal dan pendampingan yang memadai.
Salah satu penerima KUR BRI pada bidang peternakan di Lombok Tengah adalah Sudirman. Ia meminjam melalui skema KUR untuk menambah modal membeli sapi. Ia mendapatkan keuntungan dari sapi yang dijual dengan harga yang lebih tinggi dari harga pembelian.
“Kita pinjam KUR untuk nambah modal. Saya bersyukur sekali dapat dikasih KUR Sapi (Peternakan) ini. Karena saya bisa menambah jumlah sapi yang dipelihara. Nanti kalau sudah besar, bisa saya jual,” ujar Sudirman.
2. Tantangan bagi pelaku usaha kecil dan mikro

Meskipun potensi besar terlihat, penyaluran KUR juga menghadapi tantangan. Salah satunya adalah stabilitas usaha UMKM yang sangat bergantung pada musim, terutama di sektor pertanian.
“Tantangan utama bisnis mikro adalah usaha nasabah yang belum stabil. Biasanya cenderung melemah saat musim tanam dan kuat saat musim panen,” ungkap Arvian.
Kondisi ini menjadi perhatian serius karena memengaruhi kemampuan pembayaran cicilan dan perkembangan usaha. Oleh karena itu, edukasi keuangan, pengelolaan usaha, serta pemilihan waktu penyaluran KUR menjadi bagian dari strategi BRI dalam menjaga kualitas pembiayaan.
3. Inovasi layanan: one day service dan jemput bola jadi andalan

Untuk menjangkau lebih banyak pelaku UMKM, BRI Praya tak hanya mengandalkan kantor cabang. Inovasi layanan seperti Mantri Pojok Desa, one day service, dan sistem jemput bola terbukti mampu mempercepat proses penyaluran.
“Mantri Pojok Desa merupakan solusi yang selama ini dijalankan untuk akses yang lebih dekat dengan masyarakat dan klaster-klaster usaha,” kata Arvian.
Program ini menghadirkan petugas BRI di desa-desa untuk memfasilitasi akses KUR tanpa perlu datang ke kantor cabang. Tak hanya itu, layanan cepat dalam sehari (one day service) dan pendekatan jemput bola juga membuat nasabah merasa lebih dihargai dan nyaman.
“Pelayanan one day service dan jemput bola merupakan strategi saat ini yang membuat nasabah merasa nyaman dan direkomendasikan ke nasabah lainnya, sehingga akuisisi lebih cepat dan tepat,” tambahnya.
Dengan kombinasi antara pendekatan komunitas, inovasi layanan, dan fokus pada sektor produktif, BRI Praya terus membuktikan komitmennya dalam mendorong UMKM naik kelas melalui penyaluran KUR. Harapannya, kehadiran KUR tidak hanya membantu permodalan, tetapi juga meningkatkan ketahanan dan kemandirian ekonomi masyarakat Lombok Tengah dalam jangka panjang.