Dari Kaki Rinjani, Jeko Etopia Membuka Akses Keuangan Lewat BRILink

- Jeko Etopia menjadi agen BRILink sejak 2019 di Dusun Selak Aik, Lombok Timur
- Masyarakat sebelumnya harus menempuh perjalanan jauh ke Kecamatan Masbagik hanya untuk layanan keuangan modern
- Keberadaan BRILink memungkinkan warga lebih hemat waktu dan ongkos dalam melakukan transaksi keuangan
Lombok Timur, IDN Times - Di Dusun Selak Aik, Desa Jurit Baru, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, keseharian warga lekat dengan hamparan hijau kaki Gunung Rinjani. Udara sejuk dan panorama alam menjadikan kawasan ini begitu memesona, terlebih dengan kedekatannya dengan destinasi wisata lokal, seperti Gunung Kukus. Namun, di balik pesona alam tersebut, akses terhadap layanan keuangan modern masih menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat.
Jeko Etopia, pria asli Dusun Selak Aik, mengambil peran penting dalam menjembatani kebutuhan tersebut. Sejak 2019, ia menjadi agen BRILink, perpanjangan tangan dari Bank BRI yang memungkinkan layanan perbankan menjangkau pelosok desa.
“Awalnya memutusan menjadi agen BRILink karena melihat perkembangan di pelosok seperti di tempat tinggal saya. Di sini banyak nasabah BRI, tapi lokasi bank dan ATM itu lumayan jauh,” ujarnya kepada IDN Times, Selasa (22/4/2025).
1. ATM terdekat berjarak 12 kilometer

Berjarak sekitar 12 kilometer dari ATM terdekat, masyarakat Dusun Selak Aik sebelumnya harus menempuh perjalanan jauh ke Kecamatan Masbagik hanya untuk menarik uang atau sekadar mengecek saldo. Bagi warga yang tidak memiliki kendaraan pribadi, biaya ojek pulang-pergi bisa mencapai Rp30 ribu, jumlah yang tak sedikit bagi warga desa.
“Kalau ke Masbagik atau Rempung, bensin bisa Rp12 ribu. Kalau pakai ojek, bisa Rp30 ribu. Kalau transaksi di saya, cukup Rp5 ribu saja biayanya,” kata Jeko.
Dengan kehadiran BRILink di tengah dusun, warga kini bisa lebih hemat waktu dan ongkos. Mereka cukup berjalan kaki atau naik motor sebentar untuk melakukan berbagai transaksi seperti tarik tunai, setor tunai, pembayaran tagihan, hingga transfer antarbank.
2. BRILink memberi manfaat lebih dari sekadar penghasilan

Proses menjadi agen BRILink, menurut Jeko, tak terlalu rumit. Ia hanya diminta mengisi dokumen pengajuan, membuka rekening dan menyetor saldo awal sebagai syarat. Sejak saat itu, layanan BRILink miliknya mulai berjalan dan terus berkembang.
Namun, bagi Jeko, keuntungan terbesar bukan semata soal finansial. Baginya, menjadi agen BRILink adalah bentuk pengabdian yang juga bernilai ibadah.
“Banyak manfaatnya. Kita bisa bantu masyarakat yang belum kenal mesin atau yang gak paham cara transfer. Kita juga bisa bantu orang, misalnya anaknya di luar daerah, tapi gak punya rekening. Hitung-hitung ibadah juga,” tuturnya.
Pernah suatu hari, seorang ibu datang membawa uang untuk anaknya yang kuliah di kota. Ibu tersebut tidak punya rekening dan bingung bagaimana mengirimkan uang untuk anaknya. Jeko pun membantu memproses transfer melalui sistem BRILink.
“Hal-hal seperti itu yang bikin saya merasa pekerjaan ini bukan sekadar usaha, tapi juga ladang amal,” ucapnya.
Kisah Jeko Etopia membuktikan bahwa keberadaan agen BRILink di pelosok bukan sekadar alat transaksi, tetapi juga jembatan penghubung antara masyarakat dengan dunia keuangan yang lebih luas. Peran seperti Jeko adalah representasi nyata dari inklusi keuangan di Indonesia, menghadirkan layanan bank, bahkan ke tempat yang sebelumnya sulit dijangkau.
Bagi Jeko, BRILink adalah jalan pengabdian. Ia tidak hanya membantu orang mengakses uang, tapi juga menghadirkan rasa aman, kemudahan, dan semangat gotong royong di tengah masyarakat kaki Rinjani.
3. Perkembangan agen BRILink di Lombok Timur

Jeko merupakan salah satu dari ribuan agen BRILink yang ada di Lombok Timur. Hingga 31 Januari 2025, jumlah agen BRILink di Lombok Timur sudah mencapai 5.571.
“Total jumlah agen yang dimiliki BRI Selong saat ini tersebar di seluruh pelosok desa dan pasar yang ada diwilayah teritori Kabupaten Lombok Timur,” kata Pimpinan Cabang BRI Selong, Dito Sanjaya Putra.
Jumlah agen BRILink di Lombok Timur mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2024, agen Briliink di Lombok Timur sudah mencatat jumlah transaksi sebanyak 6,1 juta transaksi.
“Sementara untuk volumenya sebesar Rp12,3 triliun,” kata Dito.