Mataram, IDN Times - Di balik kesuksesan Hanuman Craft, sebuah usaha kerajinan anyaman khas NTB, terdapat kisah perjuangan Sayu Putu Seni. Perempuan berusia 50 tahun ini telah mengabdikan dirinya selama dua dekade untuk mengembangkan bisnis tersebut.
Hanuman Craft merupakan salah satu usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang produknya dipasarkan melalui linkUMKM Bank Rakyat Indonesia (BRI). Usaha ini juga masuk dalam program BRIncubator 2024, sebuah program pembinaan bagi pelaku usaha agar lebih berkembang dan mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
Perjalanan Sayu Putu Seni di dunia kerajinan tangan dimulai dari pengalamannya bekerja di industri serupa di Yogyakarta pada tahun 2004 silam. Saat dipindahkan ke Lombok, ia memutuskan untuk mandiri dan mulai membeli bahan-bahannya sendiri. Ia membuka toko di Jalan Dr Wahidin 54 Rembiga, Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
"Saya kebetulan pernah bekerja di bidang kerajinan tangan di Jogja, kemudian saya dipindahkan ke Lombok. Pada akhirnya saya memutuskan jalan sendiri dan membeli sendiri bahan-bahannya," ujarnya kepada IDN Times, Jumat (14/3/2025).
Keputusan ini membawa Sayu pada titik awal perjuangannya membangun Hanuman Craft pada tahun 2004. Kemudian pada tahun 2005, ia mendapatkan orderan besar pertama yang menjadi titik tolak perkembangan bisnisnya.
"Keterusan, tahun 2005 ada orderan yang besar. Kemudian ada tambahan buyer (pembeli) lain yang produknya diekspor. Kami suplai sesuai dengan orderan," ujarnya
Dari sini, bisnisnya mulai berkembang secara bertahap. Sayu menyadari bahwa untuk mempertahankan bisnis dalam jangka panjang, ia harus memastikan kualitas produknya tetap terjaga.
"Saat pertama kali menjalankan usaha ini, saya harus memastikan setiap produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi agar pelanggan tetap percaya dan terus melakukan pemesanan," kata Sayu.