7 Strategi Menghadapi Keputusan Pasangan tentang Tidak Punya Anak

Mataram, IDN Times - Kehadiran anak sering kali menjadi topik yang sensitif dan kompleks dalam hubungan pasangan. Terkadang, satu pihak merasa siap dan ingin memulai sebuah keluarga, tetapi pasangannya merasa tidak siap atau bahkan tidak ingin memiliki anak sama sekali. Keputusan untuk tidak memiliki anak bisa menjadi hal yang mengecewakan dan sulit dihadapi oleh pasangan yang berharap memiliki keluarga.
Meskipun keputusan ini sulit untuk diterima, sebagai pasangan yang dewasa dan saling menghormati, ada beberapa cara untuk menyikapi keputusan pasangan yang tidak ingin memiliki anak. Berikut adalah tujuh strategi yang bisa dicoba untuk mengatasi keputusan tersebut.
1. Berkonsultasi dengan relationship coach

Untuk mencegah masalah dalam hubungan semakin kompleks, sebaiknya segera berkonsultasi dengan relationship coach bersama pasangan. Dengan bantuan dari relationship coach atau terapis, kalian dapat mengeksplorasi berbagai opsi sebelum memutuskan langkah yang tepat untuk kebaikan hubungan kalian.
Meskipun pasangan tetap pada keputusannya, setidaknya kamu telah mendapat kesempatan untuk mengungkapkan pendapat di lingkungan yang aman dan mencari solusi lain yang mungkin bisa membantu. Dalam menjaga hubungan yang sehat, penting untuk segera mencari bantuan dari relationship coach atau terapis saat menghadapi masalah.
Dengan berkonsultasi bersama, kamu dan pasangan dapat membahas masalah secara terbuka dan mencari solusi yang baik untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Terlebih jika pasanganmu sudah mantap dengan keputusannya, setidaknya kamu telah melakukan yang terbaik dengan berdiskusi bersama relationship coach untuk mencari jalan keluar terbaik bagi hubungan kalian.
2. Mencari tahu apakah kamu bisa berkompromi atau tidak

Jika pasangan enggan untuk memiliki anak, penting untuk mempertimbangkan dengan matang apakah kamu bisa mencapai kesepakatan bersama atau tidak. Kamu juga perlu mencari tahu apakah ada kemungkinan untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan adalah mengadopsi anak remaja, yang dapat menghindari tantangan merawat bayi dan perawatan anak kecil. Namun, jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil opsi tersebut jika kamu dan pasangan belum benar-benar siap. Keputusan ini harus diambil dengan hati-hati dan bijaksana agar hubungan tetap sehat dan harmonis.
3. Pahami alasan pasangan

Penting untuk mencari tahu alasan pasangan tidak ingin memiliki anak. Apakah alasannya masuk akal atau tidak? Jika pasangan memiliki alasan yang masuk akal, seperti alasan finansial atau ketidakmampuan menjadi orang tua yang baik, kamu bisa membantu dengan menabung atau membuat deposito untuk biaya anak di masa depan.
Namun, jika alasan pasangan tidak masuk akal, ajaklah dia untuk berbicara dengan relationship coach untuk memahami alasannya dan agar dapat membantu memahami perasaan masing-masing. Temukan alasan dan solusi yang tepat untuk mewujudkan impianmu untuk memiliki anak. Hal ini akan membantu kamu memutuskan langkah terbaik bagi hubungan kalian dan meraih kebahagiaan bersama.
4. Mencari tahu alasanmu ingin memiliki anak

Sangat penting bagi kamu untuk merenungkan kembali alasanmu ingin memiliki anak. Apakah kamu merasa mampu untuk merawat dan memberikan kasih sayang pada seseorang? Jika iya, mungkin kamu dan pasangan dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi hewan peliharaan sebagai gantinya.
Namun, jika alasanmu ingin memiliki anak adalah untuk melanjutkan garis keturunan, kamu harus berbicara secara jelas dan tegas dengan pasanganmu. Mungkin keinginanmu yang tulus dapat membuat pasanganmu mempertimbangkan kembali keputusannya.
Namun, jika kamu masih meragukan alasanmu, sebaiknya jangan terburu-buru untuk memiliki anak. Menjadi orang tua adalah keputusan besar dan tanggung jawabnya sangat berat. Kamu mungkin membayangkan kebahagiaan bersama anak, tetapi kenyataannya bisa sangat berbeda dari yang kamu harapkan.
5. Jangan berharap pasangan akan mengubah keputusannya

Sebaiknya kamu menghormati keputusan pasangan dan menunggu sampai dia siap untuk mengubah keputusannya. Namun, jika kamu khawatir bahwa pasanganmu mungkin akan berubah pikiran setelah kalian berusia terlalu tua untuk menjadi orang tua, mungkin lebih baik mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan tersebut daripada membuang-buang waktu.
Lebih baik mencari pasangan yang memiliki visi misi yang sejalan denganmu, termasuk memiliki keinginan untuk memiliki anak, karena anak merupakan bagian yang sangat penting dari visi misi tersebut.
6. Jangan mudah berasumsi, tanyakan dulu ke pasangan

Sering kali orang salah mengasumsikan bahwa pasangan mereka ingin memiliki anak setelah menikah, atau bahkan menganggap bahwa kehadiran anak akan membawa kebahagiaan dalam hubungan. Namun, asumsi tersebut bisa sangat keliru. Tanpa memperhatikan apakah pasanganmu benar-benar ingin memiliki anak atau tidak, penting untuk selalu bertanya secara langsung kepada mereka daripada berasumsi, yang akhirnya bisa menyebabkan rasa sakit.
Untuk memudahkan percakapan, kamu bisa memulainya dengan menjelaskan alasanmu mengapa kamu ingin memiliki anak bersama pasanganmu. Terkadang, orang tidak sepenuhnya menyadari alasan di balik keinginan mereka untuk memiliki anak, jadi ini juga bisa menjadi kesempatan untuk memahami alasanmu sendiri dalam keinginan tersebut.
7. Terima keputusan pasangan dengan lapang dada

Melakukan langkah ini bisa sangat sulit, tetapi banyak pasangan mengalami perpisahan atau perceraian karena perbedaan pandangan ini. Jika kamu sungguh-sungguh menginginkan anak dan telah membayangkan masa depanmu bersama anak, ini mungkin menunjukkan bahwa kamu dan pasanganmu tidak sepenuhnya sejalan.
Namun, jika kamu menyadari bahwa keinginanmu untuk memiliki anak hanya dipengaruhi oleh tekanan dari keluarga atau masyarakat, ada banyak kegiatan lain yang bisa memberikan kebahagiaan seperti traveling, berbisnis bersama, atau mengejar hobi tanpa memikirkan tanggung jawab orangtua. Dengan cara ini, kamu dapat merasa lebih lega karena tidak terbebani oleh harapan orang lain untuk memiliki anak.
Ketika pasangan memiliki pandangan yang berbeda mengenai keputusan untuk memiliki anak, hal itu dapat menjadi situasi yang rumit dan menantang. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap pasangan memiliki hak untuk memiliki pandangan dan keputusan yang berbeda.
Oleh karena itu, sebagai pasangan yang dewasa dan saling menghormati, penting untuk memahami pandangan masing-masing dan berupaya mencari solusi yang saling menguntungkan. Semoga tujuh strategi ini membantu pasangan untuk menemukan titik tengah dan memperkuat hubungan mereka, meskipun memiliki pandangan yang berbeda mengenai keputusan untuk memiliki anak.