TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Cara Menyikapi Keputusan Pasangan yang Tidak Ingin Punya Anak 

Menyikapi pasangan yang tidak ingin punya anak

ilustrasi pasangan (pexels.com/SHVETS production)

Mataram, IDN Times - Kehadiran anak sering kali menjadi topik yang sensitif dan kompleks dalam sebuah hubungan pasangan. Ada kalanya satu pihak merasa siap dan ingin memulai sebuah keluarga, namun di sisi lain pasangan merasa tidak siap atau bahkan tidak ingin memiliki anak sama sekali. Keputusan untuk tidak memiliki anak ini dapat menjadi hal yang mengecewakan dan sulit untuk dihadapi oleh pasangan yang ingin memulai sebuah keluarga.

Namun, meskipun keputusan tersebut sulit diterima, sebagai pasangan yang dewasa dan saling menghormati, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menyikapi keputusan pasangan yang tidak ingin punya anak. Berikut adalah tujuh cara yang dapat dicoba untuk mengatasi keputusan tersebut.

1. Berkonsultasi dengan relationship coach 

ilustrasi konsultasi (pexels.com/cottonbro studio)

Agar masalah dalam hubungan tidak semakin rumit, sebaiknya segera berkonsultasi dengan relationship coach bersama pasangan. Dengan hadirnya relationship coach atau terapi, kalian dapat mengeksplorasi beberapa opsi yang ada sebelum memutuskan langkah yang tepat untuk kebaikan hubungan kalian berdua.

Meskipun pasangan masih bertahan dengan keputusannya, setidaknya kamu telah memiliki kesempatan untuk mengungkapkan pendapatmu di tempat yang aman, dan mencari solusi lain yang mungkin bisa membantu. Dalam menjaga hubungan yang sehat, penting untuk segera mencari bantuan dari relationship coach atau terapi ketika ada masalah yang timbul.

Dengan berkonsultasi bersama, kamu dan pasangan dapat membahas masalah secara terbuka dan menemukan solusi yang baik untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Terlebih jika pasanganmu sudah menentukan keputusannya, setidaknya kamu telah melakukan yang terbaik dengan berbicara dengan relationship coach dan mencari jalan keluar terbaik bagi hubungan kalian.

2. Mencari tahu apakah kamu bisa berkompromi atau tidak 

ilustrasi pasangan (pexels.com/Pixabay)

Apabila pasangan enggan memiliki anak, penting untuk mempertimbangkan secara matang apakah kamu bisa mencapai kesepakatan dengan pasangan atau tidak. Kamu juga harus mencari tahu apakah kamu dan pasangan dapat membuat kesepakatan yang saling menguntungkan.

Terdapat opsi untuk mengambil jalan tengah dengan mengadopsi anak remaja, yang dapat menghindari perawatan bayi dan kebutuhan menjaga anak kecil. Namun, jangan terlalu dipaksa untuk mengambil jalan tengah tersebut jika kamu dan pasangan belum siap. Keputusan ini haruslah diambil dengan hati-hati dan keputusan haruslah diambil secara bijak agar hubungan tetap sehat dan harmonis.

Baca Juga: 15 Layanan Samsat di NTB yang Dapat Dinikmati oleh Warga

3. Pahami alasan pasangan 

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alena Darmel)

Penting untuk mencari tahu alasan pasangan tidak ingin memiliki anak. Apakah alasannya masuk akal atau tidak? Jika pasangan memiliki alasan yang masuk akal, seperti alasan finansial atau ketidakmampuan menjadi orang tua yang baik, kamu bisa membantu dengan menabung atau membuat deposito untuk biaya anak di masa depan.

Namun, jika alasan pasangan tidak masuk akal, ajaklah dia untuk berbicara dengan relationship coach untuk memahami alasannya dan agar dapat membantu memahami perasaan masing-masing. Temukan alasan dan solusi yang tepat untuk mewujudkan impianmu untuk memiliki anak. Hal ini akan membantu kamu memutuskan langkah terbaik bagi hubungan kalian dan meraih kebahagiaan bersama.

4. Mencari tahu alasanmu ingin memiliki anak 

ilustrasi pasangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Sangat penting bagi kamu untuk merenungkan kembali alasanmu ingin memiliki anak. Apakah kamu merasa mampu untuk merawat dan memberikan kasih sayang pada seseorang? Jika iya, mungkin kamu dan pasangan dapat mempertimbangkan untuk mengadopsi hewan peliharaan sebagai gantinya.

Namun, jika alasanmu ingin memiliki anak adalah untuk melanjutkan garis keturunan, kamu harus berbicara secara jelas dan tegas dengan pasanganmu. Mungkin keinginanmu yang tulus dapat membuat pasanganmu mempertimbangkan kembali keputusannya.

Namun, jika kamu masih meragukan alasanmu, sebaiknya jangan terburu-buru untuk memiliki anak. Menjadi orang tua adalah keputusan besar dan tanggung jawabnya sangat berat. Kamu mungkin membayangkan kebahagiaan bersama anak, tetapi kenyataannya bisa sangat berbeda dari yang kamu harapkan.

5. Jangan berharap pasangan akan mengubah keputusannya 

ilustrasi pasangan (pexels.com/Alex Green)

Sebaiknya kamu menghormati keputusan pasangan dan menunggu sampai dia siap untuk mengubah keputusannya. Namun, jika kamu khawatir bahwa pasanganmu mungkin akan berubah pikiran setelah kalian berusia terlalu tua untuk menjadi orang tua, mungkin lebih baik mempertimbangkan untuk meninggalkan hubungan tersebut daripada membuang-buang waktu.

Lebih baik mencari pasangan yang memiliki visi misi yang sejalan denganmu, termasuk memiliki keinginan untuk memiliki anak, karena anak merupakan bagian yang sangat penting dari visi misi tersebut.

6. Jangan mudah berasumsi, tanyakan dulu ke pasangan

ilustrasi pasangan (pexels.com/RODNAE Productions)

Sering kali orang salah asumsi bahwa pasangan mereka ingin memiliki anak setelah menikah, atau bahkan menganggap bahwa kehadiran anak akan membawa kebahagiaan dalam hubungan. Namun, pandangan tersebut sangat keliru. Tanpa memperhatikan keinginan pasanganmu untuk memiliki anak atau tidak, kamu harus selalu bertanya secara langsung pada pasanganmu daripada berasumsi dan akhirnya merasa tersakiti.

Untuk memudahkan percakapan, kamu bisa memulainya dengan memberikan alasanmu mengapa kamu ingin memiliki anak dengan pasanganmu. Terkadang, orang tidak benar-benar tahu alasan mereka menginginkan anak, sehingga kamu juga bisa mencari tahu alasanmu sebenarnya ingin memiliki anak.

Baca Juga: 9 Potret Vidi dan Sheila Rayakan Anniversary, Liburan di Arab dan NTB!

Verified Writer

Rendy Firmansyah

Seorang mahasiswa yang mencoba menekuni bidang kepenulisan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya