Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pasangan (Pinterest)

“Aku itu ingin dicintai, tapi kok setiap pacaran ngak pernah bertahan lama, ujung-ujungnya putus. Kenapa aku sering gagal dalam hubungan? Segitu gak berharganya kah diriku ini?”

Apakah kamu pernah bertanya seperti itu? Pada dasarnya, yang membuat kamu sering gagal dalam urusan cinta itu bukan karena kamu tidak cocok, bukan juga karena kamu tidak berharga, tapi karena kamu belum tahu atau tidak tahu apa-apa tentang cinta.

Kebanyakan orang berpikir bahwa cinta itu hanyalah sensasi nyaman yang tidak perlu banyak belajar. Padahal cinta adalah sebuah seni yang butuh pengetahuan dan upaya. Kamu mungkin berpikir bahwa untuk merasakan cinta, kamu perlu memantaskan diri untuk dicintai, padahal kamu belum tahu bagaimana cara mencintai yang benar.

Erich Fromm, dalam bukunya yang berjudul Seni Mencintai, mengatakan bahwa hampir semua manusia berpikir bahwa cinta itu tentang objek, padahal cinta itu tentang kemampuan.

Kebanyakan orang mengira bahwa cinta itu gampang, jika ketemu sama orang yang dirasa tepat, langsung sikat. Memang, konsep cinta seperti itu akan membuat objek cinta terasa penting, tapi secara tidak sadar, kamu sudah menyepelekan fungsi cinta itu sendiri.

1. Cinta itu permasalahan eksistensi

Ilustrasi pasangan.(Pinterest)

Banyak kaum millenial berkeyakinan bahwa cinta itu adalah fenomena jatuh cinta, bukan berada dalam cinta. Tidak mengherankan, sebagian besar kaum millenial jatuh cinta diawali karena ketertarikan seksual yang mana hal ini bersifat sementara dan tidak abadi.

Sebagai makhluk yang dianugerahi nalar, manusia secara otomatis punya kesadaran dan ketakutan ditinggalkan dan meninggalkan. Manusia sadar akan hal itu, bahwa eksistensinya tidak dapat terpisahkan dengan masyarakat. Saat seorang individu tidak dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat, maka dia mengalami kecemasan karena merasa terpisah.

Untuk menghilangkan perasaan cemas, seorang membutuhkan persatuan yang didasari ikatan emosional. Fromm, membagi hubungan emosional menjadi dua jenis, yaitu cinta semu dan cinta dewasa.

2. Cinta semu pasif dan aktif

Editorial Team

EditorLinggauni