Ziegarnik Effect: Terus Memikirkan Tugas yang Belum Selesai

Intinya sih...
Ziegarnik effect adalah kecenderungan otak untuk menyimpan dan terus memikirkan informasi tentang tugas yang belum terselesaikan.
Secara evolusioner, otak kita dirancang untuk menyelesaikan hal-hal penting demi bertahan hidup, sehingga tugas terbuka dianggap sebagai masalah yang harus segera dituntaskan.
Salah satu cara efektif untuk mengelola efek ini adalah dengan membuat daftar tugas atau to-do list, serta menggunakan teknik manajemen waktu seperti pomodoro untuk menekan ketegangan mental dan tetap menjaga fokus.
Pernahkah kamu merasa gelisah karena meninggalkan tugas yang belum selesai, bahkan saat sedang bersantai? Atau merasa sulit menikmati liburan karena mengingat email yang belum terkirim? Jika iya, kamu mengalami apa yang dikenal dalam psikologi sebagai ziegarnik effect.
Ziegarnik effect adalah fenomena di mana otak cenderung lebih mengingat tugas yang belum selesai dibandingkan yang sudah selesai. Efek ini pertama kali ditemukan oleh psikolog Rusia, Bluma Zeigarnik, pada tahun 1920-an.
Bluma Zeigarnik mengamati bahwa para pelayan restoran lebih mudah mengingat pesanan yang belum dibayar ketimbang yang sudah selesai. Temuan ini membuka wawasan tentang bagaimana ketegangan kognitif mendorong otak untuk tetap terkait dengan tugas-tugas terbuka, hingga ada penutupan atau penyelesaian yang jelas.
Berikut ulasan lengkap mengenai ziegarnik effect, terus memikirkan tugas yang belum selesai.
1. Apa itu ziegarnik effect?
Ziegarnik effect adalah kecenderungan otak untuk menyimpan dan terus memikirkan informasi tentang tugas yang belum terselesaikan. Ketika kamu menyelesaikan sesuatu, otak menutup folder informasi terkait dan memindahkannya ke memori jangka panjang. Namun jika tugas belum selesai, otak tetap membuka folder itu, yang menyebabkan munculnya pikiran yang berulang-ulang.
Efek ini bukan hanya soal ingatan, tetapi juga menyangkut ketegangan mental. Otak seperti menyimpan sinyal bahwa ada yang belum selesai, dan sinyal itu muncul dalam bentuk kecemasan ringan, kesulitan fokus, atau bahkan mimpi. Ini menjelaskan mengapa kita kadang merasa lega hanya karena membuat daftar tugas, meskipun belum menyelesaikannya.
2. Mengapa otak terobsesi dengan yang belum tuntas?
Secara evolusioner, otak kita dirancang untuk menyelesaikan hal-hal penting demi bertahan hidup. Tugas terbuka dianggap sebagai masalah yang harus segera dituntaskan, dan ketegangan psikologis dari masalah itu menjadi pengingat alami bagi otak. Semakin kompleks atau penting tugasnya, semakin besar ketegangan yang ditimbulkan.
Ziegarnik effect juga menunjukkan bahwa gangguan dalam alur tugas, seperti interupsi saat menulis atau belajar, justru memperkuat ingatan terhadap kegiatan tersebut. Itulah sebabnya orang bisa mengingat detail dari aktivitas yang tertunda, tetapi lupa apa yang telah mereka selesaikan dengan tenang.
3. Dampak dalam kehidupan sehari-hari
Efek ini sangat terasa dalam rutinitas kerja atau belajar. Banyak orang merasa stres laten karena daftar tugas yang menggantung. Tugas-tugas yang belum selesai bisa mencuri perhatian, bahkan saat sedang melakukan aktivitas lain. Ini dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan kelelahan mental jangka panjang.
Namun, sisi positifnya, efek ini bisa dimanfaatkan untuk menjaga motivasi. Dengan sengaja menghentikan pekerjaan di titik menarik atau penting, otak akan terdorong untuk kembali melanjutkannya. Inilah mengapa penulis atau kreator sering berhenti menulis saat sedang berada di tengah ide, agar semangat menyelesaikan tetap terjaga keesokan harinya.
4. Strategi mengelola ziegarnik effect
Salah satu cara efektif untuk mengelola efek ini adalah dengan membuat daftar tugas atau to-do list. Dengan menuliskan tugas-tugas yang perlu diselesaikan, otak merasa ada penutupan sementara sehingga tidak terus-menerus mengganggu pikiran. Ini seperti memberi sinyal bahwa tugas tersebut sudah diamankan dan tidak perlu diingat terus-menerus.
Teknik manajemen waktu seperti pomodoro juga cocok untuk mengatasi ziegarnik effect. Dengan memberikan jeda teratur di antara tugas, kamu bisa menekan ketegangan mental dan tetap menjaga fokus. Yang penting bukan hanya menyelesaikan tugas, tapi juga memberi struktur dan penanda yang jelas pada setiap pekerjaan yang kamu lakukan.
5. Mengubah beban menjadi dorongan
Ziegarnik effect mengingatkan kita bahwa otak memiliki mekanisme internal yang mendorong penyelesaian, bukan hanya ingatan pasif. Alih-alih dianggap sebagai gangguan, efek ini bisa dijadikan alat untuk meningkatkan disiplin, menyusun prioritas, dan menjaga keterlibatan mental terhadap pekerjaan penting.
Memahami ziegarnik effect memberi kamu kekuatan untuk mengelola tekanan dengan bijak, dari merasa terbebani oleh tugas, menjadi terdorong untuk menyelesaikannya dengan strategi yang lebih sehat dan produktif. Karena kadang, menyadari bahwa kamu belum selesai adalah langkah pertama untuk benar-benar menyelesaikan.
Demikian ulasan lengkap mengenai ziegarnik effect, terus memikirkan tugas yang belum selesai.