Banyak orang menganggap liburan sebagai pelarian sempurna dari rutinitas yang menjemukkan. Pantai, pegunungan, atau sekadar kota baru memberi sensasi kebebasan dan kegembiraan yang sulit tergantikan. Namun, euforia itu sering hanya bertahan sementara. Begitu koper dibongkar dan jadwal kerja kembali menumpuk, muncul rasa sedih, malas, bahkan depresi.
Fenomena ini dikenal sebagai post-vacation blues. Ironisnya, momen yang seharusnya mengisi ulang energi justru berujung pada rasa hampa. Kamu merasa sulit menyesuaikan diri kembali ke realitas, membandingkan kehidupan sehari-hari dengan kebebasan saat liburan, dan merindukan kebahagiaan yang baru saja berlalu.
Artikel ini akan membahas apa sebenarnya fenomena ini, mengapa terjadi, serta bagaimana cara mengatasinya agar liburan benar-benar menjadi penyegar, bukan pemicu stres baru.