Di dunia yang bergerak cepat, suara tak pernah berhenti, baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri. Kamu dibanjiri notifikasi, rapat, tuntutan sosial, hingga pikiran-pikiran yang saling berlomba menguasai perhatian. Dalam konteks ini, kesunyian sering dianggap sebagai kekosongan atau bahkan sesuatu yang perlu dihindari.
Padahal, diam bukan selalu tanda kekosongan; ia bisa menjadi ruang yang penuh makna, tempat kamu akhirnya bisa mendengar kembali suara hati sendiri. Self-care sering diasosiasikan dengan aktivitas fisik seperti spa, liburan, atau olahraga. Tapi ada bentuk self-care yang tak terlihat dan lebih bersifat batiniah: menyepi, diam, dan hadir bersama diri sendiri.
Dalam keheningan, kamu belajar memahami kebutuhan emosional, memeluk luka yang belum sempat diproses, dan mengembalikan energi yang tercecer dalam hiruk-pikuk kehidupan. Penulis ingin mengajak kamu menyelami bagaimana kesunyian bisa menjadi salah satu bentuk perawatan diri yang paling dalam dan transformasional.
Berikut self-care dalam kesunyian, menjadikan momen diam jadi penuh makna.