Mengenal 5 Tipe Kepribadian Berdasarkan Preferensi Makanan Kesukaan

Setiap orang memiliki preferensi makanan favorit yang berbeda-beda, ada yang sangat menyukai makanan manis, tetapi tidak terlalu menyukai makanan asin atau sebaliknya. Tidak hanya jenis makanan, beberapa orang juga bisa menunjukkan cara makan yang tidak biasa, bahkan ekstrem.
Misalnya, senang menaburkan garam tambahan setiap makan apapun. Harus selalu menikmati sepotong kue di malam hari, hingga kebiasaan harus selalu ada rasa pedas di setiap makanannya.
Jadi, apakah kebiasaan makan ini hanya sekadar preferensi atau sebenarnya mengungkapkan sesuatu yang lebih tentang kepribadian seseorang? Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Spence (2022) dari Psychology Today, ada keterkaitan cukup erat antara kepribadian seseorang dengan prefrensi makanannya.
Selera makanan seseorang, sangat bisa mencerminkan bagaimana tipe kepribadian orang tersebut. Ingin tahu lebih jauh, preferensi makananmu menggambarkan kepribadianmu atau tidak? Simak pembahasannya di bawah ini!
1. Makanan pahit

Serupa dengan rasa makanan yang menjadi seleranya, secara unik orang yang menyukai makanan pahit cenderung dianggap memiliki sifat antisosial hingga psikopat yang lebih tinggi.
Dalam sebuah penelitian dari Psychology Today terhadap 953 koresponden di Amerika Serikat, preferensi seseorang yang menyukai makanan pahit, biasanya mencerminkan kepribadian seseorang serupa antagonis. Lebih agresif, lebih tidak peduli terhadap rasa sakit orang lain, bahkan bisa jadi senang saat melihat orang lain menderita.
Selain itu, prefrensi untuk rasa pahit juga dikaitkan secara negatif dengan keramahan. Preferensi ini disebut bertentangan dengan naluri biologis, karena kepahitan sering kali menunjukkan toksisitas.
Oleh karena itu, dalam penelitan lebih lanut, preferensi pahit ini perlu dipelajari lagi. Misalnya, saat seseorang memiliki kecenderungan psikopat, bisa jadi ia menyukai makanan pahit karena ketidaknyamanan yang dirasakan orang lain, saat memakan makanan tersebut. Penelitian lain juga mengatakan, maknan pahit dapat menyebabkan permusuhan.
2. Makanan manis

Seseorang yang menyukai manis, dapat ditebak dengan mudah adalah memiliki kepribadian baik hati. Berbeda dengan preferensi pahit, preferensi terhadap rasa manis dikaitkan dengan prososialitas yang lebih besar.
Banyak orang juga sudah langsung menstereotipkan mereka yang suka makanan manis sebagai orang yang lebih baik hati. Seperti halnya makanan pahit, ada hubungan dua arah antara makanan manis dan kepribadian, sehingga makan makanan manis dapat membuat kamu menjadi seseorang yang lebih menyenangkan dan suka menolong.
Para peneliti menunjukkan bahwa rasa manis secara universal menenangkan dan memberi kepuasan. Orang dengan preferensi makanan manis juga biasanya sering memanggil orang tercinta dengan sebutan julukan manis, seperti “sweetheart”, “sweetie pie”, atau “honey bun”.
Penyuka makanan manis, juga cenderung membuat orang tersebut tampak lebih sering ceria, sebagaimana tampilan maknanan manis yang sering kali memiliki berwarna-warni. Hingga tampilan sehari-harinya pun bisa jadi sering kali tampak colorful.
3. Makanan sehat

Jika kamu penyuka makanan sehat, kamu mungkin digambarkan sebagai individu berkepribadia terbuka, ekstrovert, atau teliti, dan juga lebih bahagia. Berdasarkan sebuah studi terhadap lebih dari 1.000 orang dewasa muda, ditemukan jika mengonsumsi buah dan sayur berhubungan dengan keterbukaan yang lebih besar, ekstrovert, dan bisa juga ketelitian.
Para peneliti menyarankan bahwa menjadi lebih cerdas, ingin tahu, dan jiwa sosial lebih tinggi, dapat menghasilkan pola makan yang lebih sehat. Kondisi ini bisa terjadi, karena orang-orang penyuka makanan sehat biasanya lebih bersedia untuk bereksperiman dengan buah dan sayur yang berbeda.
Sementara itu, dari sebuah studi terpisah, ditemukan bahwa orang-orang memiliki suasana hati yang lebih positif lebih menyukai makanan yang lebih sehat. Berdasarkan sudut pandang kesehatan, kepribadian tersebut dapat digambarkan, berkat tubuh bugar yang dimiliki para penyuka makanan sehat. Mereka mungkin menjadi orang yang lebih semangat, dan mudah termotivasi.
4. Makanan pedas

Kamu mungkin menyukai makan sesuatu yang memunculkan sensasi mendebarkan, menantang diri hingga batas maksimal. Orang yang prefrensinya merupakan makanan pedas, biasanya juga digambarkan sebagai pribadi berani, suka keluar dari zona nyaman, dan suka berada pada lingkungan yang menantang.
Memakan sesuatu yang pedas, artinya kamu menyukai perasaan saat adrenalin kamu terus ditantang. Mencoba sesuatu yang ekstrem tersebut membuat kamu merasa lebih percaya diri.
Penyuka makanan pedas lebih cenderung menikmati mencoba hal-hal baru, sangat percaya diri dan menganggap diri mereka menari, serta cenderung lebih cepat puas terhadap apa yang terjadi dengan hidup mereka. Tak hanya itu, berdasarkan penelitian lain, mereka yang menyukai makanan pedas, merupakan seseorang dengan tipe kepribadian ekstrovert.
Selain itu, kamu juga akan banyak menemui teman-teman penyuka pedas cenderung lebih kreatif dan suka berpetualang, kembali lagi karena mereka lebih senang menantang diri.
5. Makan sedikit

Semakin sedikit makanan yang dikonsumsi seseorang, semakin besar perasaan cemas yang dimiliki orang tersebut. Termasuk, jika kamu suka terlalu pilih-pilih makanan, mencerminkan pribadi yang dipenuhi kecemasan.
Sebuah penelitian terhadap 318 mahasiswa menemukan bahwa individu yang lebih cemas memiliki lebih banyak keengganan terhadap makanan, bisa jadi karena kurangnya kemampuan dalam mengontrol emosi. Pemakan yang pilih-pilih mungkin juga merupakan superfaster atau orang yang memiliki lebih banyak kuncup pengecap.
Orang yang lebih peka terhadap banyak rasa ini bisa merasaka intensitas rasa yang lebih besa. Itulah mengapa, ia sulit menemukan makanan yang cocok untuk dimakan. Jadi, saat seseorang pemilih terhadap makanan yang dimakan, kamu bisa mendeteksi apakah orang tersebut memang memiliki masalah dengan kecemasan.
Di sisi lain, kebiasaan makan tersebut juga bisa mengindikasikan kepribadian seperti mudah over thinking, berlaru-larut dalam kesedihan, hingga memang sedang dilanda banyak pikiran.
Secara keseluruhan, temuan ini sebenarnya menunjukkan pentingnya kepribadian dalam preferensi makanan yang kamu konsumsi. Penelitian ini dapat jadi acuan agar kamu bisa lebih menjaga pola makan yang sehat. Misalnya, saat seseorang terlalu banyak konsumsi kafein, orang lain bisa jadi akan langsung menawarkan banyak kebahagiaan untuk menghibur kamu yang dianggap sedang bersedih.
Meskipun begitu, penelitian ini hanya gambaran dan tidak bisa jadi satu-satunya pembenaran, apalagi dengan latar belakang budaya berbeda, preferensi makan orang pun bisa berbeda.