Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi tumpukan batu (pexels.com/Neel Upadhyay)
Ilustrasi tumpukan batu (pexels.com/Neel Upadhyay)

Di tengah gurun tandus California, tepatnya di kawasan Death Valley atau Lembah Kematian, terdapat sebuah fenomena alam yang membuat banyak orang terheran-heran. Di permukaan danau kering bernama Racetrack Playa, batu-batu besar tampak meninggalkan jejak panjang di tanah liat yang retak-retak, seolah-olah mereka bergerak sendiri tanpa bantuan manusia atau mesin. Fenomena ini telah lama memicu misteri dan perdebatan di kalangan ilmuwan, wisatawan, hingga pemburu kisah-kisah supranatural.

Bayangkan, sebuah batu seberat ratusan kilogram bisa berpindah puluhan meter, bahkan ratusan meter, meninggalkan garis lurus maupun berbelok di tanah yang gersang. Tidak ada tangan yang menyentuhnya, tidak ada roda yang menariknya, dan tidak ada tanda-tanda alat modern. Misteri inilah yang membuat "batu berjalan" di Death Valley masuk ke dalam daftar fenomena alam paling unik dan membingungkan di dunia.

Berikut ulasan tentang misteri lembah kematian, batu yang bisa bergerak sendiri di gurun California.

1. Misteri batu berjalan di Racetrack Playa

Misteri lembah kematian, batu yang bisa bergerak sendiri. (pexels.com/Thuan Vo)

Fenomena batu bergerak sendiri pertama kali tercatat pada awal abad ke-20, ketika penjelajah menemukan jejak panjang di permukaan tanah kering. Jejak itu begitu jelas dan konsisten, seolah-olah batu besar itu “diseret” oleh kekuatan tak kasat mata. Namun, anehnya, tidak ada tanda kehidupan manusia maupun hewan besar yang dapat menjelaskan fenomena tersebut.

Banyak teori muncul sejak saat itu. Sebagian orang percaya bahwa batu-batu itu bergerak karena kekuatan gaib atau energi mistis dari gurun. Teori yang lebih imajinatif bahkan menghubungkannya dengan alien atau fenomena supranatural. Sementara itu, ilmuwan mencoba mencari jawaban ilmiah melalui pengamatan panjang yang berlangsung puluhan tahun.

2. Teori ilmiah: perpaduan es, angin, dan air

Foto fokus selektif jam pasir coklat dan biru pada batu (unsplash.com/@aronvisuals)

Pada akhirnya, penelitian modern memberikan penjelasan yang lebih rasional. Para ilmuwan menemukan bahwa fenomena ini terjadi ketika hujan langka turun di Death Valley, menciptakan lapisan tipis air di atas permukaan tanah. Ketika suhu turun di malam hari, lapisan air tersebut membeku menjadi es tipis, menjebak batu-batu di dalamnya.

Saat matahari terbit, es mulai mencair dan pecah menjadi lembaran tipis yang terdorong oleh angin kencang. Lembaran es ini kemudian bergerak, membawa batu-batu di atasnya secara perlahan. Gerakan ini sangat lambat, hampir tak terlihat oleh mata manusia, tetapi cukup kuat untuk meninggalkan jejak panjang di tanah liat yang lunak. Dengan kata lain, kombinasi unik antara air, es, dan angin menjadi kunci di balik misteri batu berjalan.

3. Daya tarik wisata dan simbol keajaiban alam

Death Valley, Amerika Serikat (pexels.com/Igor Passchier)

Meskipun penjelasan ilmiah sudah ditemukan, daya tarik mistis Racetrack Playa tidak pernah pudar. Banyak wisatawan datang ke Death Valley hanya untuk melihat batu-batu berjalan ini dengan mata kepala sendiri. Jejak yang ditinggalkan di tanah kering memberikan pemandangan unik yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Fenomena ini juga menjadi simbol betapa luar biasanya keajaiban alam. Ia mengingatkan kita bahwa dunia masih menyimpan misteri yang tak selalu bisa dijelaskan dengan mudah. Batu berjalan di Death Valley membuktikan bahwa bahkan dalam kesunyian gurun yang tandus, alam tetap hidup, bergerak, dan penuh kejutan.

4. Kisah mistis dari penduduk lokal

Ilustrasi di gurun tandus. (pexels.com/Ricky Esquivel)

Bagi sebagian penduduk asli yang tinggal di sekitar kawasan Death Valley, batu berjalan bukan hanya sekadar fenomena alam. Mereka memiliki legenda lama yang menyebutkan bahwa batu-batu itu adalah roh para leluhur yang dikutuk karena meninggalkan tanah suci. Konon, setiap malam ketika bulan purnama menyinari gurun, arwah-arwah itu mencoba bergerak mencari jalan pulang, meninggalkan jejak panjang di tanah tandus. Beberapa penduduk bahkan percaya bahwa suara aneh seperti bisikan angin di malam hari adalah jeritan roh yang terjebak di dalam batu tersebut.

Ada juga cerita dari orang tua setempat yang sering memperingatkan generasi muda agar tidak terlalu lama berada di Racetrack Playa. Menurut mereka, siapa pun yang mencoba memindahkan atau mengganggu batu akan mendapatkan nasib buruk. Beberapa kisah menyebutkan ada pengunjung yang sakit misterius setelah mencoba menaiki batu, atau mobil wisatawan yang tiba-tiba mogok tanpa alasan logis setelah melewati area tersebut. Bagi masyarakat lokal, fenomena batu berjalan bukan hanya keajaiban alam, melainkan juga bagian dari dunia gaib yang tak boleh diremehkan.

Demikian ulasan tentang misteri lembah kematian, batu yang bisa bergerak sendiri di gurun California.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team