Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/Andrea Piacquadio)
Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Menulis sering kali menjadi aktivitas yang menantang karena otak mudah terdistraksi, baik oleh rasa malas, ponsel, atau sekadar pikiran yang melayang. Banyak orang menganggap menulis membutuhkan waktu panjang agar bisa menghasilkan sesuatu, padahal kenyataannya otak justru bekerja lebih baik dengan fokus singkat yang diselingi istirahat. Dari situlah muncul metode produktivitas sederhana namun ampuh yang disebut pomodoro technique.

Teknik ini diciptakan oleh Francesco Cirillo pada akhir 1980-an. Ia menemukan bahwa membagi waktu menulis menjadi interval singkat, biasanya 25 menit, dengan istirahat pendek, bisa membuat otak tetap segar dan fokus. Kini, teknik pomodoro bukan hanya dipakai untuk belajar atau bekerja, tapi juga menjadi salah satu trik favorit penulis agar bisa tetap konsisten menghasilkan karya.

Berikut ulasan tentang metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro.

1. Apa itu metode pomodoro?

Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/JESHOOTS.com)

Metode pomodoro mengambil namanya dari timer dapur berbentuk tomat (pomodoro dalam bahasa Italia). Konsepnya sederhana, fokus bekerja selama 25 menit tanpa gangguan, lalu istirahat selama 5 menit. Setelah empat putaran, istirahat panjang sekitar 15–30 menit bisa dilakukan. Pola ini memberi keseimbangan antara fokus intensif dan pemulihan energi.

Bagi penulis, metode ini sangat cocok karena otak cenderung cepat lelah ketika harus menuangkan ide dalam kata-kata. Dengan batas waktu 25 menit, menulis terasa lebih ringan karena targetnya kecil namun jelas. Menariknya, banyak penulis melaporkan bahwa ide justru lebih lancar ketika mereka menulis dalam batas waktu tertentu.

2. Mengapa cocok untuk menulis?

Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/Andrea Piacquadio)

Menulis sering kali bukan soal kemampuan, melainkan soal manajemen energi mental. Ketika kita mencoba menulis berjam-jam tanpa henti, kualitas tulisan biasanya menurun karena otak kehilangan fokus. Pomodoro mengatasi masalah ini dengan cara “memaksa” kita menulis singkat tapi tajam, lalu memberi ruang untuk beristirahat.

Selain itu, timer menciptakan tekanan positif. Dengan waktu yang terbatas, penulis terdorong untuk menulis apa adanya tanpa terlalu banyak menunda atau menyunting di tengah jalan. Hasilnya, lebih banyak kata tertulis di layar, dan editing bisa dilakukan setelah sesi menulis selesai.

3. Cara menerapkan pomodoro untuk menulis

Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/Anna Shvets)

Pertama, siapkan timer, bisa berupa aplikasi khusus atau sekadar stopwatch di ponsel. Tentukan satu tugas menulis yang jelas, misalnya “menulis draft artikel 500 kata.” Nyalakan timer 25 menit, lalu fokus penuh hanya pada menulis. Abaikan notifikasi, jangan buka media sosial, dan jangan tergoda untuk mengedit kalimat terlalu lama.

Ketika timer berbunyi, segera berhenti menulis meski masih ingin melanjutkan. Gunakan 5 menit istirahat untuk berjalan, minum air, atau sekadar menghela napas. Setelah empat putaran, berikan diri istirahat panjang. Pola sederhana ini membantu menjaga produktivitas tanpa menguras energi secara berlebihan.

4. Kelebihan dan kekurangan metode ini

Metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro. (Pexels/George Pak)

Kelebihan utama pomodoro adalah kemampuannya menciptakan fokus yang tajam dalam waktu singkat. Penulis bisa melawan rasa malas karena tahu hanya perlu menulis 25 menit. Selain itu, jeda istirahat membuat otak tetap segar sehingga menurunkan risiko kelelahan mental.

Namun, metode ini tidak selalu cocok untuk semua orang. Ada penulis yang merasa “terganggu” ketika harus berhenti di tengah aliran ide karena timer berbunyi. Bagi mereka, durasi bisa diubah, misalnya 40 menit menulis dan 10 menit istirahat. Intinya, pomodoro adalah kerangka fleksibel yang bisa disesuaikan dengan ritme pribadi.

Metode menulis dengan timer ala pomodoro adalah bukti bahwa produktivitas tidak harus bergantung pada durasi panjang. Justru dengan batas waktu singkat dan istirahat teratur, menulis bisa terasa lebih ringan, lebih fokus, dan lebih konsisten. Teknik sederhana ini membantu melawan prokrastinasi sekaligus membangun kebiasaan menulis harian.

Bagi siapa pun yang ingin menulis lebih banyak tapi sering terhambat oleh rasa malas, pomodoro bisa menjadi solusi. Mulailah dengan satu sesi 25 menit, dan lihat bagaimana produktivitas menulis meningkat dari hari ke hari.

Demikian ulasan tentang metode menulis dengan timer, produktivitas ala pomodoro.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team