Tidak semua luka berdarah. Ada luka yang tak meninggalkan bekas fisik, namun diam-diam menggerogoti batin: kecemasan yang menetap, rasa tidak berharga, trauma masa lalu, hingga perasaan hampa yang tak bisa dijelaskan. Luka-luka ini sering tersembunyi di balik senyum ramah dan prestasi gemilang. Karena tak kasat mata, luka mental kerap diabaikan, baik oleh orang sekitar maupun oleh diri sendiri.
Dalam masyarakat yang masih mengutamakan daya tahan dan pencapaian, berbicara soal kesehatan mental masih dianggap tabu atau tanda kelemahan. Padahal, seperti tubuh, jiwa pun butuh perawatan. Penulis ingin mengajak kamu menyelami kesehatan mental dari dalam, mengenali tanda-tandanya, memahami pentingnya perawatan, serta merefleksikan bahwa peduli pada kesehatan mental bukan kelemahan, melainkan bentuk keberanian yang sejati.
Berikut pembahasan tentang meyelami dan merawat luka yang tidak terlihat.
