Pengurus tempat ibadah seringkali dianggap sosok yang kuat secara spiritual, penuh kesabaran, dan selalu siap membantu umat. Namun, di balik peran mulia tersebut, mereka menyimpan beban emosional yang tidak sedikit. Mengurus berbagai aktivitas keagamaan, menghadapi persoalan jemaat, hingga tuntutan administratif, membuat pengurus tempat ibadah rawan mengalami kelelahan mental.
Sayangnya, isu kesehatan mental pada pengurus tempat ibadah masih jarang dibicarakan secara terbuka. Padahal, kondisi kesehatan mental mereka sangat memengaruhi kualitas pelayanan spiritual dan sosial di lingkungan tempat ibadah. Ketika pengurus mengalami stres atau burnout, bukan hanya diri mereka yang terdampak, tetapi juga umat yang mereka layani.
Berikut ulasan tentang tantangan kesehatan mental pada pengurus tempat ibadah, faktor penyebabnya, serta upaya yang bisa dilakukan untuk menjaga kesejahteraan psikologis mereka.