Menelusuri Perjalanan Hidup dan Pemikiran Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali lahir pada tahun 1058 atau 450 H di Tus, Iran. Al-Ghazali memiliki nama lahir Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i. Al-Ghazali merupakan seorang ulama besar, mistikus, sufi, ahli hukum, filsuf, dan pendidik. Dia juga mewariskan banyak ilmu yang berpengaruh pada budaya, sejarah agama, dan pendidikan di seluruh dunia.
Sama halnya dengan Plato, Al-Ghazali juga berkontribusi besar dalam bidang pendidikan. Dia telah menulis ratusan buku, di mana 78 di antaranya masih ada hingga sekarang. Berikut perjalanan hidup dan pemikiran Imam Al-Ghazali.
1. Al-Ghazali ketika berusia 7-23 tahun
Di usia 7 tahun, Al-Ghazali sudah mempelajari bahasa Arab, Persia, Al-Quran dan prinsip-prinsip Islam. Selain itu, dia juga belajar fiqih, tafsir Al-Quran, dan belajar hadits di bawah bimbingan Ahmad bin Muhammad al-Radhkan.
Menjelang usia 15 tahun, Al-Ghazali pindah ke Jurjan untuk mendalami fiqih dengan Imam Abu Nasr al-Isma’ili. Di umur 23 tahun, Al-Ghazali melanjutkan studi fiqih, kalam atau teologi skolastik, dialektika, logika, dan filsafat di Nishapur selama 5 tahun.
Studi tersebut dilakukan di bawah ajaran Imam Al-Haramyn Al-Juwayni, seorang faqih atau ahli hukum Islam dari Mazhab Syafi’i. Dia menulis dan mempelajari tasawuf di bawah bimbingan syeikh Al-Farmadhi.