Dalam beberapa tahun terakhir, isu burnout di kalangan guru honorer di Indonesia kian mencuat. Meski menjadi ujung tombak pendidikan, realitas hidup para guru honorer sering kali jauh dari sejahtera. Mereka bekerja keras mendidik generasi penerus bangsa, namun kerap menerima gaji rendah, beban kerja tinggi, serta ketidakpastian status kepegawaian.
Kondisi ini membuat banyak guru honorer mengalami tekanan mental yang berat, hingga berujung pada burnout. Burnout pada guru honorer bukan hanya persoalan individu, melainkan juga cermin dari persoalan sistemik dalam dunia pendidikan Indonesia. Sayangnya, fenomena ini sering luput dari perhatian publik.
Berikut artikel yang akan mengulas lebih dalam apa saja yang menjadi penyebab banyak guru honorer mengalami burnout, serta bagaimana dampaknya terhadap kualitas pendidikan di tanah air.