Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi filosofi hidup mengagumkan untuk berani tidak disukai. (Pinterest/annatania putri)
Ilustrasi filosofi hidup mengagumkan untuk berani tidak disukai. (Pinterest/annatania putri)

Buku dengan judul The Courage to be Disliked adalah salah satu buku yang membahas tentang filosofi dari sebuah kehidupan. Buku ini bercerita tentang sebuah percakapan antara guru dengan muridnya.

Buku ini banyak direkomendasikan oleh akun bookstagram atau pencinta buku lainnya. Dengan berisi filosofi kehidupan, pasti banyak pesan penting yang kamu harus tahu. Mulai dari cara membatasi diri dengan trauma sampai dengan perspektif kehidupan.

Berikut 5 filosofi hidup untuk berani tidak disukai dari buku The Courage to be Disliked yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.

1. Ketidakpuasan terhadap diri sendiri

Ilustrasi filosofi hidup mengagumkan untuk berani tidak disukai. (Pinterest/Hera)

Ini merupakan bagian awal yang sangat menarik. Sesuai dengan kehidupan nyata, dan memiliki makna mendalam. Seringkali kita merasa insecure, tidak puas dengan apa yang ada dalam diri kita dan menilai orang lain lebih sempurna dari kehidupan yang kita punya.

Bahkan, kamu mungkin pernah berfikir ingin menjadi orang lain. Andaikan aku bisa hidup seperti si A, pasti hidupku sangat bahagia. Andaikan aku bisa se-keren si B, pasti hidupku sangat menarik. Dan akhirnya, kamu hidup jauh dari rasa syukur serta dipenuhi rasa iri dan mengandai-andai.

Namun, dalam buku ini menegaskan bahwa hidup tidak sepatutnya seperti itu. Penulis buku mengutip pendapat Adler yang mengatakan bahwa, "Yang Penting bukanlah dengan apa seseorang dilahirkan, namun bagaimana dia memanfaatkannya".

Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain, ya.

2. Ketidakbahagiaan adalah sesuatu yang kita pilih untuk diri kita sendiri

Ilustrasi freeze mode, merasa tidak memiliki dorongan untuk mencapai tujuan. (Pinterest/Denk Positief)

Pernah tidak kamu merasa bahagia? Tentunya semua orang pernah merasakan hal ini. Ternyata, menurut buku ini, sebuah kegalauan atau ketidakbahagiaan adalah pilihan diri kita sendiri. Jika dipikir lebih jauh, sangat logis. Mengapa demikian? Karena memang dalam hidup kita diberikan pilihan oleh Tuhan untuk menentukan sesuatu dengan apa yang kita mau. 

Jika kamu ingin bahagia, lalu kenapa kamu memilih untuk tidak bahagia? Maka dari itu, mari buat diri kamu bahagia dengan versi dirimu yang terbaik. Melihat apa yang perlu dilihat, mendengarkan apa yang perlu didengar, dan mengucapkan apa yang perlu diucap.

3. Hidup bukanlah persaingan

Ilustrasi tanda seseorang bahagia saat berada di dekatmu. (Pinterest/Stella Valle)

Hidup memang bukanlah persaingan, tapi kita kadang kala hidup dengan berpikir bahwa hidup ini persaingan. Kita mungkin menganggap semua kawan kita adalah lawan bersaing. Betapa sia-sianya hidup kita ini jika terus-menerus berprinsip hidup seperti itu.

Dalam buku dijelaskan bahwa kita hanya perlu terus melangkah maju tanpa bersaing dengan siapa pun. Karena sebenarnya kita semua setara namun tidak sama. Entah dalam hal usia, pengetahuan, pengalaman, gender, penampilan, dan lain sebagainya. Kita hanya perlu menjadi diri kita sendiri.

4. Kita perlu membereskan tugas-tugas yang ada dalam hidup

Ilustrasi filosofi hidup mengagumkan untuk berani tidak disukai. (Pinterest/annatania putri)

Semua orang hidup dengan bebannya sendiri-sendiri. Memiliki hal yang harus dibereskan dan tentunya berbeda antara pribadi satu dengan pribadi lainnya. Namun, pada kenyataannya kita sering melupakan tugas diri sendiri untuk mengurus tugas orang lain. 

Singkatnya, hidup kita sebenarnya merupakan sebuah tugas yang harus diselesaikan sebaik mungkin. Dan untuk menyelesaikannya, kita butuh keberanian dan mengambil resiko atas perbuatan diri kita sendiri. Intinya, jangan sampai kita terbawa arus dan tidak mengenali tugas diri kita sendiri.

5. Hasrat untuk diakui membuat diri kita terbelenggu

Ilustrasi alasan pria sulit membicarakan perasaan mereka. (Pinterest/Duong Thao Vy)

Pada kenyataannya, hasrat untuk diakui pasti ada pada semua orang. Namun hal ini akan kurang tepat jika pengajuan dari orang lain menjadi sebuah tujuan.

Contoh kecilnya, ketika kita membuang sampah agar orang lain juga mengikuti kebiasaan kita dan memuji apa yang sudah kita perbuat. Kemudian, ternyata orang lain di sekitar kita tidak peduli dan terkesan acuh terhadap apa yang sudah kita lakukan. Akhirnya, kita pun tidak melakukan hal itu lagi di hari berikutnya. 

Artinya, ingin mendapat sebuah pengakuan atau penghargaan dalam membuang sampah menjadi sebuah tujuan. Ini yang harusnya kita ubah. Pengakuan atau penghargaan adalah sesuatu yang dapat kita ciptakan sendiri. 

Jadi, jangan sampai kita terbelenggu dengan pendapat dan pujian dari orang lain. Cukup dengan lebih mencintai dan menghargai diri kita sendiri dalam setiap hal positif yang kita lakukan.

Nah itulah 5 filosofi hidup untuk berani tidak disukai dari buku The Courage to be Disliked yang ditulis oleh Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team