Saat kamu mendengar kata “clutter” atau berantakan, pikiran kamu langsung tertuju pada barang-barang yang menumpuk di rumah. Namun, ada bentuk berantakan lain yang jauh lebih halus dan sering tak terlihat, yaitu emotional clutter. Ini adalah sampah emosional yang memenuhi pikiran dan hati, kenangan lama yang menyakitkan, rasa bersalah yang tak terselesaikan, kekhawatiran akan masa depan, atau dendam yang masih tersimpan.
Meskipun tak kasatmata, emotional clutter bisa membebani kamu, mencuri ruang mental, dan membuat kamu merasa lelah tanpa sebab. Fenomena ini semakin relevan di era modern yang menuntut kamu untuk selalu bergerak cepat, produktif, dan tampil bahagia. Kamu jarang diberi waktu untuk benar-benar meresapi, memahami, dan melepaskan emosi yang menumpuk.
Dalam artikel ini, penulis ingin mengajak kamu mengenali apa itu emotional clutter, bagaimana ia terbentuk, dampaknya, serta langkah-langkah praktis untuk membersihkan ruang batin agar hidup terasa lebih ringan dan lega.