Mataram, IDN Times – Lagu berbahasa daerah mungkin sudah jarang terdengar. Kalau pun ada, pendengarnya bukanlah generasi milenial dan gen z. Sebab lagu berbahasa daerah kerap kali dianggap lagu jadul dan kolot. Namun hal itu tidak berlaku bagi pendengar atau penggemar dari Band The Datu asal Lombok. Lagu-lagunya yang berbahasa daerah Lombok atau Bahasa Sasak sukses dinikmati oleh semua kalangan usia, termasuk generasi muda.
Grup musik ini menyuguhkan sentuhan lagu berbahasa sasak dengan cara yang berbeda. Tidak lagi terdengar kolot dan jadul, lagu berbahasa daerah itu dikemas dalam musik pop yang membuat candu pendengarnya.
Band ini beranggotakan Jien Raharja (vokal), Chandra 'Poci' (drum), Oyok Sapriadi (gitar), Bintang (bass) dan Itonk (keyboard). Tidak hanya lagu-lagu percintaan, band ini juga memproduksi lagu untuk mempromosikan budaya, pariwisata, serta tentang kehidupan yang relate dengan warga Lombok pada umumnya.
Lirik-lirik lagunya juga mudah diterima dan dicerna oleh pendengar lokal. Sehingga setiap kali lagu-lagunya dibawakan secara langsung, kerap kali sukses membuat pendengarnya ‘ambyar’.
Mendengar penyebutan 'lagu sasak' biasanya identik dengan lagu Cilokaq, Kecimol, dan lainnya. Namun, ternyata lagu Sasak atau lagu berbahasa Sasak juga bisa dikemas dalam berbagai genre. Seperti yang konsisten dilakukan grup musik asal Lombok, The Datu.