5 Cara Menyalurkan Kemarahan dengan Lebih Sehat

Mataram, IDN Times - Apakah kamu pernah mendengar seruan untuk tidak mengambil keputusan saat sedang marah? Namun, jujur saja, kalimat itu tidak selalu mudah dipraktikkan, terutama jika kamu tidak tahu caranya. Oleh karena itu, penting untuk menguasai anger management atau mengendalikan emosi marah.
Anger management bukan berarti mencegah atau menahan perasaan marah. Kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat jika kamu tahu bagaimana mengekspresikannya dengan tepat. Itulah tujuan dari anger management.
Berikut ini adalah 5 cara untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosi marah secara positif.
1. Menerima lalu mengenali sumber marah

Kenapa kamu harus mengenali sumber kemarahan? Karena dengan menemukan pemicu kemarahan, kamu dapat mengantisipasinya jika hal-hal tersebut terjadi di kemudian hari. Kamu bisa lebih cepat menyadari dan mengatur strategi agar kemarahan tidak mengendalikan dirimu, melainkan kamu yang mengendalikan kemarahan.
Setelah mengenali sumber kemarahan, langkah selanjutnya adalah menerima perasaan marah itu. Jika kamu merasa marah, terimalah. Jangan menolak, mengabaikan, atau berusaha menutupinya. Dengan menerima kemarahan, kamu akan lebih mampu mengatasinya.
2. Beri waktu untuk bereaksi

Saat muncul satu situasi yang menyulut emosi, belajar untuk tidak responsif dalam merespon. Beri dirimu waktu untuk mencerna situasi yang terjadi. Coba untuk terdiam 5 sampai 10 detik untuk memberi ruang pada dirimu sebelum memberikan respon.
Kamu juga bisa mencoba untuk menyendiri hingga dirimu merasa tenang. Bukan untuk menghindari masalah yang sedang terjadi, tapi untuk membuat dirimu tenang dan bisa merespon situasi dengan bijak.
3. Mengatur redaksi

Setelah kamu memberi waktu untuk bereaksi, harapannya diri kamu sudah bisa tenang dalam menanggapi situasi yang terjadi. Lalu langkah selanjutnya, mulai lah memberikan respon dengan redaksi yang tidak memperburuk keadaan.
Cobalah untuk mengungkapkan perasaanmu dengan tegas, fokus pada perasaanmu dan tidak mengatakan hal-hal yang memicu pertentangan. Daripada kamu mengatakan “tuh kan memang kamu tuh tidak pernah bisa dengerin aku”, lebih baik ganti dengan “aku kesal kalau kamu tidak dengar dan perhatiin saat aku lagi cerita”.
Kedua kalimat itu tujuannya sama untuk menyampaikan perasaan marah kamu, tetapi akan menghasilkan respon yang berbeda.
4. Mengekspresikan dengan tepat

Setelah kamu mengenali sumber kemarahan, memberi jeda, dan mengatur kata-kata, kamu bisa mengekspresikan emosi marahmu dengan tepat. Misalnya, jika kamu marah pada seseorang, komunikasikan perasaan itu secara langsung dengan narasi yang tegas dan baik.
Sebagai catatan, marah itu mudah, tetapi marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, dengan tujuan yang jelas, dan dengan cara yang dapat diterima bukanlah hal yang mudah dilakukan.
5. Pelajari setiap masalah yang terjadi

Saat menghadapi situasi yang memicu kemarahan, pelajari apa yang sebenarnya membuatmu marah. Apakah itu muncul dari situasi tertentu, sikap orang-orang di sekitarmu, atau ucapan yang sulit diterima? Identifikasi semua ini, karena dapat membantumu mencari solusi untuk mengurangi situasi marah di masa mendatang.
Kemarahan tidak selalu berarti kehilangan kontrol atas dirimu sendiri, pekerjaan, atau tanggung jawabmu. Kamu dapat mengekspresikan kemarahan dengan lebih terarah, fokus pada kegiatan yang membuatmu tenang, rileks, dan nyaman.
Kemarahan adalah emosi yang sangat manusiawi. Dengan pengendalian yang tepat, kemarahan dapat diekspresikan secara efektif dan sehat. Menyalurkan kemarahan adalah salah satu upaya untuk menjaga kesehatan mental.
Itulah 5 cara untuk mengendalikan dan mengekspresikan emosi marah secara positif.