Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

8 Jenis Kelainan Seksual yang Membahayakan Nyawa

ilustrasi (Pinterest)

Gangguan parafilia atau paraphilic disorder adalah kelainan seksual di mana fantasi, dorongan atau perilaku seksual yang berulang kali muncul. Ini melibatkan objek tidak bernyawa, penderitaan atau rasa malu pada diri sendiri atau pasangan seksual. Misalnya perilaku seksual bersama anak kecil atau individu lain yang tidak sewajarnya.

Asosiasi Psikiatri Amerika mendefinisikan gangguan parafilia sebagai kelainan seksual yang melibatkan hasrat atau perilaku seksual seseorang yang dapat membuat kondisi psikologis seseorang menjadi tertekan, terluka, atau bahkan menyebabkan kematian.

Berikut ini 8 jenis gangguan parafilia atau kelainan seksual yang dapat membahayakan nyawa pasangan berdasarkan buku yang ditulis oleh Laura A. King dengan judul The Science of Psychology: An Appreciative View.

1. Kelainan ekshibisionis

ilustrasi (Pinterest)

Beberapa tahun terakhir ini, kelainan ekshibisionis ini sering terjadi di tempat umum, seperti transportasi umum.

Pelecehan seksual jenis ekshibisionis ini dilakukan dengan menunjukkan alat kelamin pada orang asing.

2. Kelainan fetish

ilustrasi (Pinterest)

Seorang dengan kelainan fetish biasanya menggunakan objek tidak bernyawa untuk kenikmatan seksual.

Hal yang biasa digunakan oleh orang yang memiliki kelainan ini antara lain materi yang bersifat erotis seperti gambar atau film porno, pakaian, dan berbagai benda fisik lainnya.

3. Kelainan frotteuristik

ilustrasi (Pinterest)

Pelaku pelecehan seksual jenis frotteuristik ini menggunakan tangan bahkan alat kelaminnya untuk menyentuh dan mengusap-usap seseorang yang tidak dikenalnya.

Seseorang dengan kelainan ini sering melakukan aksinya di tempat-tempat yang sesak orang, seperti kereta bawah tanah, bus, dan tempat-tempat umum yang sesak lainnya.

4. Kelainan pedofilia

ilustrasi (Pinterest)

Kelainan pedofilia merupakan sebuah kelainan psikologis dimana seorang dewasa atau remaja muda melakukan aktivitas seksual bersama anak kecil atau seseorang yang belum mencapai pubertas.

Kelainan pedofilia ini lebih banyak ditemukan pada pria dibandingkan wanita.

5. Kelainan mekanisme seksual

ilustrasi (Pinterest)

Kelainan mekanisme seksual adalah kelainan di mana seseorang baru mendapatkan kesenangan seksual apabila dipermalukan, dipukul, diikat, atau dibuat sengsara.

Kelainan jenis ini dapat menyebabkan pasangan seksual menjadi tertekan, terluka, bahkan menyebabkan kematian.

6. Kelainan sadisme seksual

ilustrasi (Pinterest)

Kelainan sadisme seksual merupakan kelainan di mana seseorang mendapat kesenangan seksual apabila membuat korban menderita secara psikologis maupun fisik. Kelainan sadisme seksual jenis ini dapat menyebabkan korban menjadi tertekan, terluka, bahkan menyebabkan kematian.

7. Kelainan transvestik

ilustrasi area alat kelamin laki-laki (IDN Times/Mardya Shakti)

Seorang dengan kelainan transvestik ini suka menggunakan pakaian lawan jenis yang menyebabkan korbannya mendapat perasaan tertekan atau mengganggu kegiatan sehari-hari.

8. Kelainan voyeuristik

ilustrasi (Pinterest)

Seorang dengan kelainan seksual jenis voyeuristik ini mengamati seseorang yang tidak sadar, biasanya orang asing yang tengah telanjang atau sedang melakukan kegiatan seksual.

Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam kelainan seksual ini adalah bahwa variasi dalam seksualitas tidak dianggap berbahaya apabila tidak menyebabkan seseorang merasa tertekan atau terluka secara fisik dan tidak melanggar hak orang lain.

Demikian 8 jenis gangguan parafilia atau kelainan seksual yang dapat membahayakan nyawa pasangan berdasarkan buku yang ditulis oleh Laura A. King dengan judul The Science of Psychology: An Appreciative View.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us