6 Hukum Kekuasaan yang Wajib Dipahami Politikus Muda ala Robert Greene

09 Jan 2024, 09:30 WIB

Robert Greene adalah seorang penulis dari Amerika yang menulis enam buku terlaris internasional. Ia merupakan salah satu penulis paling berpengaruh di zaman ini. Salah satu buku yang paling popular adalah 48 Hukum Kekuasaan.

Buku ini merupakan panduan definitif bagi siapa saja yang tertarik dalam memperoleh, mengamati, atau mempertahankan kekuasaan. Buku ini telah menjadi best seller New York Times dan dianggap amoral, licik, dan tanpa ampun.

Buku 48 Hukum Kekuasaan ini merupakan bacaan wajib mahasiswa, terutama mahasiswa hukum di kampus-kampus di Indonesia. Buku ini menjadi referensi dari ratusan skripsi yang membahas kekuasaan. Seperti judul bukunya, isi keseluruhan dari buku ini ialah 48 hukum kekuasaan. Dari 48 hukum kekuasaan, Robert mengambil hukum kekuasaan yang paling menarik.

Berikut 6 hukum kekuasaan dari Robert Greene yang wajib diketahui oleh para politikus muda.

1. Hukum 1: Never outshine the master

Dalam hukum pertama ini, jangan pernah menunjukkan kelebihan kamu di depan atasan atau mentor kamu. Ini bisa membuat mereka merasa terancam, dan mereka mungkin akan mencoba untuk menyingkirkan kamu. Ingat, aktif dengan batasan.

Kadang-kadang pada pekerjaan, kita dituntut aktif dengan batasan tertentu. Ada ceiling (langit/tiang) tidak terulis dan tidak terucap yang tidak boleh kita lewati. Ada? Di semua kantor, mau di swasta atau pemerintahan, pasti ada.

2. Hukum 3: Conceal your intention

Hukum ketiga juga menarik. Jangan pernah membuka kartu kamu terlalu dini. Menyembunyikan niat kamu membuat orang lain tidak bisa merencanakan langkah-langkahnya untuk menggagalkan kamu.

Sampai pada batasan tertentu memang perlu bagi semua untuk tidak koar-koar dengan sesuatu yang terlalu jauh dan terlalu mengeluarkan apa yang kamu pikirkan. Sehingga orang-orang juga tidak mudah judge kamu.

3. Hukum 4: Always say less than necessary

Dalam buku 48 Hukum Kekuasaan ini, hukum ke-4 mengatakan orang yang bicara terlalu banyak seringkali memberikan terlalu banyak informasi. Terlalu banyak mengeluarkan informasi ke orang lain dapat membahayakan diri kamu, apalagi ketika orang tersebut beda pandangan dengan kamu.

Dengan berbicara sedikit, kamu akan tampak lebih misterius dan kuat. Selebihnya juga hemat tenaga.

4. Hukum 9: Win through your action, never through argument

Argumen jarang mengubah pikiran orang. Lebih baik menunjukkan melalui tindakan kamu mengapa kamu benar. Hukum ke-9 dalam buku 48 Hukum Kekuasaan ini penting biar kamu fokus pada aksi, bukan pada kata-kata dan imajinasi.

Dalam hal ini, kadang-kadang perlu kamu coba hal ini, berpura-pura bodoh. Hal itu membuat kamu tampak misterius dan semakin sulit untuk ditebak.

5. Hukum 21: Play a sucker to catch a sucker—seem dumber than your mark

Kadang-kadang, berpura-pura bodoh bisa menjadi strategi yang cerdas. Ini membuat orang lain meremehkan kamu dan menurunkan kewaspadaan mereka.

Deklarasi Pilpres kemarin sepertinya menggunakan hukum ini. Tidak asal here we go, tapi dengan teliti menganalisis waktu yang tepat.

6. Hukum 35: Master the art of timing

Waktu adalah segalanya. Mengetahui kapan harus menyerang dan kapan harus menarik diri adalah kunci untuk mencapai kekuasaan. Dalam hal ini, menyerang dengan strategi dan kekuatan penuh akan percuma jika waktu tidak tepat.

Itulah beberapa hukum yang menarik dari buku 48 Hukum Kekuasaan dari Robert Greene yang membantu kamu dalam membaca situasi di sekitar, baik di dunia kerja atau di perkuliahan dengan lebih cermat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.