5 Tragedi yang Terjadi di Indonesia pada Bulan September

September merupakan bulan ke sembilan dalam kelender masehi. Peristiwa di bulan ini banyak sekali dan tidak sedikit dari peristiwa ini menjadi sejarah di Indonesia. Di bulan September, peristiwa berupa sejarah di Indonesia juga memiliki kejadian yang tidak kalah penting.
Banyak peristiwa yang menjadi sejarah di Indonesia terjadi di bulan September, seperti Aksi Reformasi Dikorupsi, pembunuhan Munir Said Thalib, G30S PKI, hingga Indonesia yang menggelar Pemilu pertama pada 29 September 1955.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut 5 tragedi yang terjadi di Indonesia pada bulan September.
1. Aksi #ReformasiDikorupsi, terjadi pada 24 September 2019
Aksi bertajuk #ReformasiDikorupsi ini menjadi salah satu aksi mahasiswa terbesar setelah Reformasi 1998. Pada hari itu, mahasiswa dari berbagai penjuru datang dengan tuntutannya beserta dengan geramnya. Aksi tersebut menuntut pembatalan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) dan menolak pengesahan sejumlah rancangan undang-undang (RUU) bermasalah.
Massa aksi demonstrasi itu pun berasal dari sejumlah perguruan tinggi, seperti Universitas Indonesia, Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung, Universitas Paramadina, Universitas Trisakti, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, serta berbagai perguruan tinggi lainnya.
Para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi itu menyampaikan mosi tak percaya kepada DPR. Mosi ini disampaikan lantaran parlemen tak menggubris kritik masyarakat soal revisi UU KPK yang akhirnya disahkan DPR. Mereka merasa reformasi telah dikorupsi. Mahasiswa juga mengkritik DPR yang seolah tutup telinga terhadap tuntutan penundaan pengesahan RKUHP.
Rangkaian aksi itu pun diwarnai kericuhan antara aparat dan peserta aksi. Sejumlah video yang beredar di media sosial, tampak jelas polisi melayangkan pukulan, tendangan dan benda tumpul ke arah demonstran yang sudah tidak berdaya.
Di Jakarta, sekitar 90 demonstran dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP). Sebanyak 3 di antaranya mengalami luka serius pada bagian kepala sehingga membutuhkan perawatan intensif lebih lama dibandingkan yang lainnya. Di daerah, kondisinya nyaris serupa. Demonstrasi awalnya berujung damai, namun ujung-ujungnya bentrok dengan aparat.
Kontras menyebut aksi kebrutalan itu menyebabkan 5 orang masa aksi meinggal dunia, di antaranya Immawan Randi dan Yusuf Kardawi, mahasiswa Universitas Halu Oleo; pemuda asal Tanah Abang, Maulana Suryadi; serta dua pelajar, Akbar Alamsyah dan Bagus Putra Mahendra. Tim Advokasi untuk Demokrasi juga menerima setidaknya 390 aduan ihwal adanya tindak kekerasan yang dilakukan oleh Polri dalam penanganan aksi itu.