Banyak orang mengira perfeksionisme hanya soal ingin segala sesuatu terlihat “sempurna” di mata orang lain. Padahal, perfeksionisme bisa hadir dalam bentuk yang lebih halus, seperti dorongan untuk selalu tampil mampu, enggan gagal, atau terus-menerus merasa “kurang” meski sudah berusaha keras.
Bahkan, seseorang bisa bersikeras bahwa dirinya santai dan “bukan tipe perfeksionis”, padahal pola pikirnya menunjukkan sebaliknya. Dalam psikologi, perfeksionisme sering dikaitkan dengan kebutuhan akan kontrol dan rasa takut akan kegagalan. Ia bisa memotivasi untuk berprestasi, tetapi jika tak disadari, dapat memicu stres, cemas, hingga kelelahan mental.
Berikut 5 tanda yang menunjukkan bahwa mungkin, tanpa sadar, kamu menyimpan benih perfeksionis meskipun selalu mengaku biasa saja.