Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pinterest
Pinterest

Menurut Fumio Sasaki, minimalis merupakan orang yang bisa membedakan kebutuhan dan keinginan-keinginan karena kamu ingin menampilkan citra tertentu. Dalam hal ini kamu tidak takut mengurangi benda-benda yang termasuk keinginan. Sederhananya, hidup minimalis adalah orang yang tahu persis hal-hal apa saja yang bersifat pokok bagi dirinya, dan mengurangi jumlah kepemilikam barang demi memberi ruang bagi hal-hal yang utama.

Dengan kata lain, hidup minimalis adalah upaya kamu untuk memangkas hal-hal yang tidak esensial agar kamu bisa sepenuhnya menghargai hal-hal yang memang berharga bagi dirimu.

Berikut 5 manfaat dari hidup minimalis ala orang Jepang yang ditulis oleh Fumio Sasaki dalam bukunya yang berjudul Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang.

1. Adanya ruang untuk hal yang lebih penting

Pinterest

Gaya hidup minimalis adalah mengurangi berbagai barang yang kurang memiliki fungsi. Mungkin kamu memiliki pakaian yang bertumpuk, padahal jarang dipakai. Dengan gaya hidup seperti ini, kamu dapat mengurangi hal tersebut.

Jika hal itu dijalankan, lemari yang tadinya penuh akan memiliki ruang lebih untuk hal-hal yang benar-benar kamu butuhkan. Hidup minimalis itu memberikan kamu ruang untuk hal yang lebih penting.

2. Mengurangi beban pikiran

Pinterest

Dengan memiliki barang yang lebih sedikit, tentu kamu tak harus terbebani pikiran akan kehilangan sesuatu. Selain itu, dengan kerapiannya, kamu akan lebih mudah mengingat letak dari suatu barang. Melalui hidup minimalis ini, kamu juga dapat lebih mengerjakan pekerjaanmu, sehingga mengurangi beban pikiran di kantor.

Hidup minimalis adalah gagasan sederhana yang bisa diterapkan di setiap tahap kehidupan. Dengan begitu, hidup minimalis itu mengurangi beban pikiran yang selama ini menghantui kamu.

3. Dapat lebih fokus pada hobi dan kesehatan

Pinterest

Tidak hanya tentang barang, gaya hidup ini juga berarti memanfaatkan sebaik-baiknya apa yang kamu miliki, termasuk waktu. Secara tidak sadar, mungkin kamu telah menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Dengan mengurangi itu, kamu dapat lebih fokus mendalami hobimu. Selain itu, kamu juga punya banyak waktu lebih untuk berolahraga.

Hidup minimalis bisa membuat kamu lebih fokus dengan hobi dan kesehatan kamu. Karena kamu sudah memiliki waktu lebih banyak, dibandingkan dengan hidup biasa dengan sibuk mengurus benda atau membereskan barang-barang yang kamu timbun.

4. Mengurangi ambisi akan hal material

Pinterest

Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Meski begitu, dengan uang kamu dapat membeli hal-hal yang lebih membuatmu nyaman. Kamu dapat memiliki pakaian yang paling nyaman untukmu, tempat tidur, dan sebagainya. Kenyamanan yang sudah kamu capai ini akan membuat dirimu merasa cukup, sehingga tidak ada ambisi berlebih untuk memiliki hal-hal material lainnya.

Hidup minimalis akan mengurangi ambisi kamu akan hal material karena kamu akan melatih diri kamu untuk hidup dengan barang-barang yang penting dan yang perlu saja.

5. Menghemat lebih banyak

Pinterest

Meskipun begitu, perlu menjadi catatan bahwa hidup minimalis bukan berarti biaya yang dikeluarkan minimal juga. Justru karena berfokus pada barang yang memiliki fungsi maksimal, biasanya biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak.

Namun biaya banyak yang kamu keluarkan itu tidak berlangsung terus-menerus, karena barang yang kamu miliki fungsional, nyaman, dan cenderung dapat tahan lama. Dengan ini, dalam perhitungan jangka panjang pengeluaran akan lebih hemat.

Fumio Sasaki menjabarkan tiga alasan mengapa kamu harus hidup minimalis:

  1. Semua orang mengawali hidup sebagai minimalis karena tak seorang pun yang lahir ke dunia dengan membawa suatu benda
  2. Nilai diri kita tidak ditentukan oleh seberapa banyak barang yang kita punya
  3. Barang bisa membuat kita senang, tapi itu tidak lama

Itulah 5 manfaat dari hidup minimalis ala orang Jepang yang ditulis oleh Fumio Sasaki dalam bukunya yang berjudul Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team