5 Fun Fact tentang Negara tanpa Sungai, Kok Bisa?

Ketika kita membayangkan sebuah negara, bayangan akan pegunungan, hutan, dan aliran sungai besar sering muncul dalam kepala. Sungai selama ribuan tahun telah menjadi pusat peradaban manusia, dari Sungai Nil di Mesir hingga Sungai Mekong di Asia Tenggara. Tapi ternyata, ada beberapa negara di dunia ini yang tidak memiliki sungai sama sekali. Bagaimana bisa sebuah negara bertahan tanpa satu pun aliran air alami yang mengalir dari hulu ke hilir?.
Fenomena ini mungkin terdengar aneh, namun sangat nyata. Negara-negara ini harus mengandalkan sumber daya air lain seperti air tanah, air hujan, atau bahkan desalinasi air laut untuk memenuhi kebutuhan warganya. Dari negara kecil di gurun hingga kawasan metropolitan yang padat, mereka punya cara unik masing-masing untuk bertahan hidup dan bahkan berkembang.
Berikut ini 5 negara tanpa sungai dan bagaimana mereka menghadapinya.
1. Arab Saudi, hidup di negeri pasir

Arab Saudi adalah salah satu contoh paling ekstrem dari negara tanpa sungai. Dengan sebagian besar wilayahnya terdiri atas gurun pasir seperti Rub' al Khali (Empty Quarter), negara ini tidak memiliki satu pun sungai permanen yang mengalir. Namun hal ini tidak menghentikan Arab Saudi untuk menjadi salah satu negara terkaya dan paling berpengaruh di dunia.
Untuk mengatasi kekurangan air, Arab Saudi mengandalkan air tanah dan sistem desalinasi air laut terbesar di dunia. Instalasi desalinasi mereka menyumbang hampir 50% dari kebutuhan air domestik. Pemerintah juga menerapkan sistem daur ulang air yang canggih dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya konservasi air. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi dan inovasi bisa menutupi kekurangan sumber daya alam, jika ada kemauan politik dan dana yang cukup.
2. Kuwait, negara tanpa sungai tapi kaya minyak

Kuwait adalah negara kecil di Teluk Persia yang terkenal karena kekayaan minyaknya. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Kuwait tidak memiliki sungai alami sama sekali. Letaknya yang berada di zona iklim kering menjadikannya sangat minim hujan, dan hampir semua kebutuhan airnya berasal dari laut.
Seperti Arab Saudi, Kuwait sangat bergantung pada desalinasi air laut. Negara ini juga membangun infrastruktur tangki penyimpanan raksasa untuk menjaga pasokan air tetap stabil sepanjang tahun. Uniknya, Kuwait juga menginvestasikan banyak dana dalam proyek-proyek hijau seperti taman buatan dan sistem pendinginan kota yang ramah lingkungan, semua dibangun tanpa sungai sebagai sumber daya alami.
3. Bahrein, kepulauan kecil dengan tantangan besar

Sebagai negara kepulauan di Teluk Persia, Bahrein memiliki keunikan tersendiri. Meskipun dikelilingi air laut, negara ini tidak memiliki sungai sama sekali. Wilayahnya yang kecil dan datar membuat aliran air alami hampir mustahil terbentuk.
Bahrein telah mengembangkan sistem penyulingan dan daur ulang air limbah menjadi air layak pakai. Mereka juga berupaya menanam lebih banyak pohon dan ruang hijau untuk menjaga keseimbangan iklim mikro perkotaan. Satu lagi fakta menarik, Bahrein termasuk pelopor di Timur Tengah dalam hal konservasi air rumah tangga, dengan regulasi ketat terhadap penggunaan air berlebih.
4. Malta, negara pulau tanpa sungai di tengah laut mediterania

Malta adalah negara kecil yang terletak di Laut Mediterania, terkenal dengan pantainya yang cantik dan kota tua yang bersejarah. Tapi siapa sangka, negara ini juga tidak memiliki sungai permanen. Dengan curah hujan yang rendah dan musim panas yang panjang, Malta menghadapi tantangan serius dalam hal sumber daya air.
Untuk memenuhi kebutuhan air warganya, Malta menggunakan gabungan dari desalinasi, penampungan air hujan, dan pengolahan air limbah. Negara ini juga memiliki sistem akuifer bawah tanah yang membantu menyediakan air selama musim kering. Meski sumber daya air terbatas, Malta berhasil menjaga tingkat kesejahteraan tinggi bagi penduduknya melalui kebijakan pengelolaan air yang ketat.
5. Vatikan, negara kecil tanpa sungai dan tanpa masalah air

Vatikan, negara terkecil di dunia yang terletak di dalam kota Roma, Italia, juga tidak memiliki sungai. Namun berbeda dengan negara lain, ukuran Vatikan yang sangat kecil membuat kebutuhan airnya jauh lebih sedikit dibanding negara lainnya. Meski demikian, fakta bahwa negara ini tidak memiliki sungai tetaplah menarik.
Karena berada di tengah kota besar yang memiliki sistem infrastruktur modern, Vatikan cukup mengandalkan pasokan air dari sistem Roma. Tidak ada desalinasi atau teknologi pengolahan canggih, hanya sistem distribusi yang terintegrasi dengan kota sekitarnya. Namun, Vatikan juga ikut serta dalam kampanye lingkungan global dan mempromosikan gaya hidup hemat air sebagai bagian dari misi moralnya.
Itulah 5 negara tanpa sungai dan bagaimana mereka menghadapinya.