5 Cara Mengatasi Penyesalan dengan Psikologi Modern

Penyesalan adalah emosi yang hampir setiap orang alami. Ia muncul ketika kita merasa telah membuat keputusan yang salah atau melewatkan kesempatan berharga. Sayangnya, penyesalan seringkali membebani pikiran dan membuat kita terjebak dalam masa lalu. Jika dibiarkan, perasaan ini bisa berkembang menjadi rasa bersalah berlebihan, rendah diri, bahkan depresi.
Psikologi modern memandang penyesalan bukan sekadar kelemahan, melainkan pengalaman emosional yang bisa menjadi jalan untuk pertumbuhan diri. Dengan strategi yang tepat, kita bisa belajar mengelola penyesalan dan mengubahnya menjadi pelajaran berharga.
Berikut 5 cara efektif yang didukung pendekatan psikologi modern untuk mengatasi penyesalan.
1. Menerima emosi sebagai bagian dari diri

Langkah pertama adalah mengakui penyesalan tanpa berusaha menekannya. Menurut teori acceptance and commitment therapy (ACT), semakin kita menolak emosi negatif, semakin kuat ia menguasai pikiran. Dengan menerima penyesalan sebagai bagian alami dari pengalaman hidup, kita bisa meredakan intensitas emosinya.
Alih-alih berkata, “Aku tidak boleh menyesal,” kita bisa berkata, “Aku sedang merasa menyesal, dan itu wajar.” Mengubah cara berbicara pada diri sendiri ini membuat pikiran lebih terbuka untuk menyembuhkan luka emosional. Rasa penyesalan pun perlahan berubah dari musuh menjadi pengingat.
2. Melatih self-compassion

Psikolog Kristin Neff memperkenalkan konsep self-compassion, yaitu sikap berbelas kasih kepada diri sendiri. Saat menyesal, kita sering keras pada diri, menyalahkan diri tanpa ampun. Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang yang berlatih self-compassion lebih mampu bangkit dari kegagalan.
Caranya sederhana, bayangkan jika sahabatmu yang melakukan kesalahan, apa yang akan kamu katakan padanya? Biasanya, kita akan menenangkan dan memberi penguatan. Perlakukanlah diri dengan cara yang sama. Dengan self-compassion, penyesalan berubah menjadi ruang untuk memaafkan diri dan melanjutkan hidup.
3. Mengubah narasi masa lalu

Psikologi kognitif menekankan pentingnya reframing, yaitu mengubah cara kita memandang peristiwa. Alih-alih terus berkata, “Aku bodoh karena membuat keputusan itu,” coba tanyakan, “Apa yang sudah aku pelajari dari pengalaman ini?” Mengubah narasi memberi ruang bagi penyesalan untuk menjadi pembelajaran, bukan hanya luka.
Contohnya, seseorang yang menyesal gagal dalam bisnis bisa melihatnya bukan sebagai akhir, melainkan latihan penting sebelum sukses di masa depan. Dengan cara ini, masa lalu tidak lagi menjadi beban, melainkan pondasi untuk melangkah lebih kuat.
4. Mempraktikkan mindfulness

Mindfulness adalah teknik psikologi yang membantu kita fokus pada momen saat ini. Penyesalan biasanya muncul karena pikiran terus kembali ke masa lalu. Dengan latihan pernapasan sadar, meditasi singkat, atau sekadar memperhatikan sekitar, kita bisa melatih pikiran untuk kembali ke “sekarang.”
Riset menunjukkan bahwa mindfulness menurunkan stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Saat kita hadir sepenuhnya di momen kini, penyesalan kehilangan kekuatannya. Yang ada hanyalah kesempatan baru untuk membuat pilihan yang lebih baik.
5. Menetapkan tujuan baru

Psikologi positif menekankan pentingnya fokus pada masa depan. Cara terbaik untuk mengatasi penyesalan adalah mengubah energi itu menjadi tindakan. Dengan menetapkan tujuan baru, kita memberi arah baru bagi hidup. Tujuan ini tidak harus besar, bisa dimulai dari langkah kecil yang memberi rasa pencapaian.
Misalnya, jika menyesal tidak menjaga kesehatan, mulailah dengan berjalan 10 menit setiap hari. Jika menyesal melewatkan kesempatan belajar, coba daftar kursus singkat. Dengan bertindak, kita membuktikan pada diri bahwa penyesalan tidak perlu membatasi, melainkan bisa menjadi bahan bakar untuk bergerak maju.
Itulah 5 cara mengatasi penyesalan dengan psikologi modern. Semoga bermanfaat, ya.