Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang saling memuji (pexels.com/Jopwell)
ilustrasi orang saling memuji (pexels.com/Jopwell)

Memberi pujian adalah seni komunikasi yang sering kali diremehkan. Padahal, satu kalimat positif yang tepat sasaran bisa membangun kepercayaan diri seseorang, mempererat hubungan, bahkan mencairkan suasana canggung.

Sayangnya, pujian juga bisa berbalik arah bila disampaikan secara tidak tulus, terdengar terlalu dibuat-buat, berlebihan, atau terkesan manipulatif.

Alih-alih menciptakan kehangatan, pujian semacam ini justru bisa memunculkan rasa curiga atau tidak nyaman. Pujian yang baik bukan hanya soal kata-kata yang indah, tetapi tentang niat dan cara penyampaian yang jujur. Pujian yang terasa tulus biasanya lahir dari kepekaan dan perhatian pada hal-hal kecil yang sering luput dari pengamatan orang lain.

Berikut ini 5 cara memberi pujian agar terasa natural, tulus, dan tetap bermakna tanpa terdengar palsu atau berlebihan.

1. Fokus pada detail spesifik, bukan umum

ilustrasi memuji pasangan (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Daripada mengatakan, “Kamu keren banget!” cobalah pujian yang lebih spesifik seperti, “Cara kamu menyampaikan ide tadi di rapat benar-benar jelas dan meyakinkan.” Dengan menyebutkan hal spesifik, pujianmu terasa lebih tulus karena menunjukkan bahwa kamu benar-benar memperhatikan.

Pujian yang terlalu umum atau generik mudah terdengar otomatis, bahkan kosong makna. Saat kamu menunjukkan perhatian pada detail tertentu, baik dari tindakan, sikap, atau hasil kerja, itu memberi sinyal bahwa kamu menghargai usaha orang tersebut, bukan sekadar basa-basi.

2. Sampaikan pujian dengan nada yang alami dan tidak ditekan

ilustrasi memuji pasangan (pexels.com/Juan Vargas)

Nada suara memengaruhi bagaimana pujian diterima. Pujian yang diucapkan dengan suara yang terlalu tinggi, ekspresi berlebihan, atau nada dibuat-buat justru bisa menimbulkan keraguan. Sebaliknya, nada tenang, antusias secukupnya, dan kontak mata yang jujur bisa membuat pujian terasa lebih hangat.

Penting untuk menyelaraskan kata-kata dengan bahasa tubuh. Jika kamu tersenyum tulus, tidak tergesa-gesa, dan menunjukkan ekspresi netral yang nyaman, lawan bicara akan lebih mudah menerima bahwa pujianmu benar-benar berasal dari ketulusan, bukan demi pencitraan atau kepentingan tertentu.

3. Jangan ulangi pujian yang sama terus-menerus

Ilustrasi pasangan saling memuji (pexels.com/Katerina Holmes)

Mengulang-ulang pujian yang sama bisa menimbulkan kesan bahwa kamu tidak benar-benar memperhatikan, atau hanya sedang mencari cara untuk menyenangkan hati orang lain tanpa dasar yang jelas. Bahkan bisa terasa seperti pujian template yang sudah tidak punya bobot.

Sebagai gantinya, coba lihat perkembangan atau aspek lain yang belum pernah kamu puji sebelumnya. Variasi dalam memberi pujian akan membuat hubungan lebih dinamis dan membangun rasa dihargai secara menyeluruh, bukan hanya di satu sisi saja.

4. Sesuaikan pujian dengan situasi dan karakter orang yang diberi pujian

ilustrasi memuji orang lain (pexels.com/Julia Larson)

Tidak semua orang nyaman menjadi pusat perhatian. Bagi sebagian orang, pujian di depan umum bisa membuat mereka canggung atau tidak tahu bagaimana merespons. Maka penting untuk menyesuaikan cara dan tempat memberi pujian, terkadang lebih baik disampaikan secara pribadi.

Selain itu, pahami karakter orang yang kamu puji. Ada yang lebih senang diapresiasi melalui tulisan, ada juga yang merasa dihargai lewat tindakan kecil. Menyesuaikan pujian dengan gaya penerimaan mereka akan memperbesar peluang pujianmu terasa bermakna dan tidak mengganggu.

5. Jangan menyisipkan kritik di tengah pujian

Ilustrasi saling memuji saat makan bareng (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Hindari pola seperti, “Bagus sih… tapi…” atau “Kamu tampil oke, cuma…” karena kalimat semacam ini langsung menurunkan nilai pujian dan bisa menimbulkan kebingungan. Pujian yang dicampur dengan kritik tidak akan terdengar tulus dan malah berisiko melukai.

Jika kamu memang ingin memberi masukan, pisahkan pujian dan kritik secara jelas. Berikan pujian sepenuhnya untuk momen tersebut, dan sampaikan masukan di waktu yang berbeda, atau dalam konteks yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa pujianmu benar-benar murni dan tidak manipulatif.

Nah, itulah 5 cara memberi pujian agar terasa natural, tulus, dan tetap bermakna tanpa terdengar palsu atau berlebihan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team