Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara agar Tetap Optimis di Dunia yang Penuh Ketidakpastian

Ilustrasi cara agar tetap optimis di dunia yang penuh ketidakpastian. (Pinterest/Ann)

Kita hidup dalam era yang ditandai dengan perubahan cepat dan ketidakpastian yang tinggi. Krisis ekonomi, perubahan iklim, konflik global, pandemi, hingga tekanan personal dalam kehidupan sehari-hari membuat banyak orang merasa cemas terhadap masa depan

Dalam kondisi seperti ini, menjaga sikap optimis bukan hanya menantang, tetapi terkadang terasa mustahil. Namun justru dalam ketidakpastianlah, optimisme menemukan makna terdalamnya.

Optimisme bukanlah pengingkaran terhadap realitas sulit, melainkan keyakinan bahwa harapan masih bisa tumbuh, bahkan di tanah yang tandus. Menurut psikologi positif, optimisme adalah gaya berpikir yang dapat dilatih, bukan sekadar sifat bawaan.

Berikut ulasan mengenai 5 cara praktis untuk tetap optimis di tengah dunia yang berubah dengan cepat dan penuh ketidakpastian.

1. Menerima ketidakpastian sebagai bagian dari hidup

Ilustrasi menyelami dan merawat luka yang tidak terlihat. (Pinterest/denkpositief.com)

Langkah pertama untuk tetap optimis adalah mengubah cara pandang terhadap ketidakpastian. Alih-alih melihatnya sebagai ancaman, kita bisa mulai menerimanya sebagai elemen alami dari kehidupan. Psikolog Susan Jeffers menyebut bahwa kita bisa tetap bergerak meskipun merasa takut. Menerima bahwa tidak semua hal dapat kita kendalikan justru membuka ruang untuk fleksibilitas dan ketenangan batin.

Ketika kamu berhenti memaksakan kepastian dan belajar hidup dengan pertanyaan terbuka, kamu menciptakan ruang untuk kemungkinan positif. Menerima ketidakpastian tidak berarti pasif, tapi aktif dalam menata respons kamu terhadapnya. Ini adalah fondasi penting untuk membangun optimisme yang tidak rapuh oleh guncangan.

2. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan

Ilustrasi cara agar tetap optimis di dunia yang penuh ketidakpastian. (Pinterest/Ann)

Salah satu sumber utama stres adalah terlalu banyak energi yang kita habiskan untuk hal-hal di luar kendali kita. Optimisme bertumbuh saat kita mulai memfokuskan perhatian pada aspek hidup yang bisa kita kelola: rutinitas, sikap, tindakan, dan respon terhadap situasi. Stephen Covey dalam The 7 Habits of Highly Effective People menyebut ini sebagai circle of influence, yaitu fokus pada hal yang bisa diubah.

Dengan memusatkan perhatian pada tindakan-tindakan kecil yang bermakna, kamu memperoleh kembali rasa agensi (kendali pribadi) dalam hidup. Misalnya, meskipun tidak bisa mengontrol kondisi ekonomi global, kamu bisa mengatur keuangan pribadi lebih bijak. Fokus ini bukan sekadar strategi bertahan, tetapi langkah membangun harapan dari dasar yang nyata.

3. Membangun rutinitas positif dan bermakna

Ilustrasi 5 kebiasaan sehari-hari yang bisa menumbuhkan optimisme. (Pinterest/Penser Fort)

Dalam ketidakpastian, rutinitas adalah jangkar yang membantu kamu tetap stabil. Rutinitas harian memberi rasa struktur, keteraturan, dan arah, bahkan ketika dunia di luar terasa kacau. Menurut penelitian oleh Kwon dan kawan-kawan dengan judul Daily routines, mindfulness, and mental health: A daily diary study, memiliki kebiasaan harian yang konsisten dapat mengurangi kecemasan dan meningkatkan perasaan tenang.

Tidak perlu rumit, cukup dengan aktivitas sederhana seperti olahraga ringan, meditasi, menulis jurnal syukur, atau membatasi konsumsi berita negatif. Rutinitas ini memperkuat pondasi emosional kamu. Ketika tubuh dan pikiran memiliki “ritme”, kamu lebih mampu menjaga semangat dan berpikir jernih dalam menghadapi tantangan.

4. Terhubung dengan komunitas yang mendukung

Ilustrasi tanda alam semesta sedang mengarahkanmu ke jalan yang tepat. (Pinterest/Creative Market)
Ilustrasi tanda alam semesta sedang mengarahkanmu ke jalan yang tepat. (Pinterest/Creative Market)

Optimisme tidak tumbuh dalam kesendirian. Koneksi sosial adalah sumber kekuatan emosional yang sangat penting, terutama saat hidup terasa tidak pasti. Orang-orang yang memiliki dukungan sosial yang kuat cenderung lebih mampu bertahan, lebih jarang merasa putus asa, dan lebih cepat pulih dari tekanan hidup, ungkap Taylor dalam makalahnya Social Support: A Review.

Berbagi cerita, mendengarkan pengalaman orang lain, dan merasa didengar bisa menjadi penyembuh alami yang ampuh. Kamu tidak harus menjalani semuanya sendiri. Bergabung dalam komunitas, kelompok diskusi, atau sekadar menjaga komunikasi dengan sahabat dan keluarga dapat membantu menjaga api harapan tetap menyala.

5. Melatih pikiran untuk mencari peluang dalam tantangan

Ilustrasi tanda kamu sudah saatnya butuh detoks digital. (Pinterest/ZenifySpaces)
Ilustrasi tanda kamu sudah saatnya butuh detoks digital. (Pinterest/ZenifySpaces)

Optimisme yang kuat lahir dari kemampuan melihat peluang bahkan dalam situasi sulit. Dalam psikologi kognitif, ini disebut sebagai positive reappraisal, yaitu kebiasaan menafsirkan ulang kejadian negatif dengan sudut pandang konstruktif. Ini bukan tentang mengabaikan penderitaan, tetapi tentang memilih makna yang lebih berguna darinya.

Ketika dihadapkan pada kegagalan, orang yang optimis bertanya, "Apa yang bisa saya pelajari?" atau "Apa kemungkinan baru yang muncul dari ini?" Dengan latihan terus-menerus, pikiran kamu akan terbiasa mencari cahaya bahkan saat berada di lorong tergelap. Kemampuan ini menjadikan optimisme bukan sekadar harapan kosong, tetapi kekuatan mental yang terasah oleh pengalaman.

Ketidakpastian adalah fakta hidup, tapi keputusasaan bukanlah kewajiban. Dengan menerima kenyataan, fokus pada yang bisa dikendalikan, membangun rutinitas, menjaga koneksi sosial, dan melatih cara berpikir positif, kamu bisa tetap optimis meski dunia di sekitar kamu tak menentu. Optimisme bukan berarti menolak realitas, tetapi memilih untuk tetap percaya bahwa masa depan masih layak diperjuangkan.

Demikian ulasan mengenai 5 cara praktis untuk tetap optimis di tengah dunia yang berubah dengan cepat dan penuh ketidakpastian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us