Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bahaya yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik. (Pinterest/lepsija.cz)
Ilustrasi bahaya yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik. (Pinterest/lepsija.cz)

Aktivitas fisik merupakan bagian penting dari gaya hidup sehat yang sering diabaikan di tengah rutinitas modern yang padat. Teknologi dan kemudahan akses informasi telah membuat banyak orang lebih banyak duduk dan kurang bergerak, baik di tempat kerja, sekolah, maupun di rumah. Padahal, tubuh manusia dirancang untuk aktif, dan gaya hidup yang minim gerak dapat berdampak serius terhadap kesehatan fisik dan mental.

Kurangnya aktivitas fisik bukan hanya mengurangi kebugaran jasmani, tapi juga menjadi faktor risiko utama berbagai penyakit kronis. Dampaknya tidak selalu langsung terasa, namun dalam jangka panjang bisa sangat merugikan, mulai dari penurunan fungsi metabolisme hingga gangguan fungsi otak.

Berikut 5 bahaya utama yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik berdasarkan temuan ilmiah dan medis terkini.

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Ilustrasi bahaya yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik. (Pinterest/lepsija.cz)

Kurangnya aktivitas fisik memperbesar risiko terkena penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gangguan peredaran darah. Saat tubuh jarang bergerak, sirkulasi darah menjadi tidak optimal, tekanan darah meningkat, dan kadar kolesterol jahat (LDL) pun cenderung naik. Hal ini menciptakan kondisi yang ideal bagi terbentuknya plak di dinding arteri, yang bisa berujung pada serangan jantung atau stroke.

Studi yang dilakukan oleh Warburton, Nicol, dan Bredin dengan judul jurnal Health benefits of physical activity: the evidence, menunjukkan bahwa orang yang beraktivitas fisik secara rutin memiliki risiko penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang menjalani gaya hidup sedentari. Bahkan olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit sehari sudah cukup untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara signifikan.

2. Memicu obesitas dan gangguan metabolik

Ilustrasi bahaya yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik. (Pinterest/freepik.com)

Kurangnya gerak fisik membuat tubuh membakar lebih sedikit kalori, yang pada akhirnya menyebabkan penumpukan lemak. Ketika asupan kalori tidak diimbangi dengan aktivitas yang cukup, berat badan akan meningkat secara perlahan, dan risiko obesitas pun semakin besar. Obesitas sendiri berkaitan erat dengan penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan resistensi insulin.

Selain itu, otot yang jarang digunakan akan kehilangan massa dan kekuatannya, memperburuk kemampuan tubuh dalam membakar kalori bahkan saat istirahat. Ini menciptakan lingkaran setan yang membuat penurunan berat badan menjadi semakin sulit. Aktivitas fisik teratur membantu menjaga keseimbangan energi dan meningkatkan metabolisme.

3. Menurunkan kesehatan mental dan emosional

Ilustrasi seni menumbuhkan kebiasaan mendengar sinyal tubuh sendiri saat lelah. (Pinterest/sulforaphane.com.vn)

Aktivitas fisik tidak hanya bermanfaat bagi tubuh, tetapi juga penting untuk kesehatan mental. Gerakan tubuh memicu pelepasan endorfin, zat kimia alami dalam otak yang membuat kamu merasa senang dan rileks. Kurangnya olahraga dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan stres kronis karena tubuh tidak melepaskan cukup hormon penyeimbang emosi.

Penelitian yang dilakukan Blumenthal dan kawan-kawan dari Duke University menunjukkan bahwa olahraga ringan hingga sedang dapat membantu mengurangi gejala gangguan kecemasan dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. Bahkan, beberapa ahli menyarankan olahraga sebagai bagian dari terapi pendamping untuk gangguan psikologis. Jadi, duduk terlalu lama dan tidak aktif secara fisik juga dapat berdampak buruk bagi kesehatan jiwa.

4. Melemahkan fungsi otak dan memori

Ilustrasi fakta psikologis tentang illusion of control. (Pinterest/kaminiwood.com)

Kurangnya aktivitas fisik berdampak pada menurunnya aliran darah ke otak, yang penting untuk fungsi kognitif seperti memori, konsentrasi, dan pengambilan keputusan. Dalam jangka panjang, gaya hidup pasif dapat mempercepat penurunan fungsi otak, bahkan meningkatkan risiko demensia dan Alzheimer di usia lanjut.

Sebuah studi dari University of British Columbia menemukan bahwa olahraga aerobik secara teratur dapat meningkatkan volume hippocampus, bagian otak yang berperan dalam pembentukan memori. Aktivitas fisik juga membantu mengurangi peradangan dan stres oksidatif yang merusak sel-sel otak. Jadi, olahraga tidak hanya membuat tubuh bugar, tetapi juga menjaga otak tetap tajam.

5. Menurunkan imunitas dan meningkatkan risiko kematian dini

Ilustrasi bahaya yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik. (Pinterest/adme.media)

Kurangnya aktivitas fisik secara langsung berkontribusi pada lemahnya sistem kekebalan tubuh. Tubuh yang jarang bergerak mengalami penurunan sirkulasi limfatik, yaitu sistem yang membantu mengangkut sel-sel imun dan membuang limbah tubuh. Akibatnya, kemampuan tubuh dalam melawan infeksi dan penyakit menjadi menurun.

Lebih jauh lagi, gaya hidup sedentari telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian dini. Menurut data WHO, kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu dari empat faktor risiko utama kematian global. Artinya, meskipun tidak merasakan dampaknya secara langsung, ketidakaktifan tubuh bisa mengurangi harapan hidup dalam jangka panjang.

Demikian 5 bahaya utama yang ditimbulkan akibat kurangnya aktivitas fisik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team