5 Alasan Oversharing Dapat Mengikis Identitas Diri Secara Perlahan

Di era digital, berbagi cerita dan pengalaman di media sosial sudah menjadi kebiasaan banyak orang. Namun tanpa disadari kebiasaan oversharing atau membagikan terlalu banyak informasi pribadi secara langsung maupun melalui media sosial bisa berdampak negatif pada diri sendiri. Bukan hanya soal privasi yang terancam, tetapi juga perlahan bisa mengikis identitas diri.
Ketika kita terlalu sering membagikan segala hal tentang hidup, batas antara ruang pribadi dan konsumsi publik menjadi kabur. Hal itu bisa membuat kita kehilangan kendali atas citra diri, bahkan merasa bergantung pada validasi eksternal.
Berikut lima alasan mengapa oversharing dapat mengikis identitas diri secara perlahan.
1. Kehilangan batasan antara privasi dan konsumsi publik
Ketika terlalu sering membagikan kehidupan pribadi, batas antara ruang privat dan publik menjadi semakin kabur. Hal itu membuat kita kesulitan membedakan mana yang seharusnya tetap menjadi bagian dari diri sendiri dan mana yang layak untuk dibagikan. Imbasnya, kita bisa kehilangan kontrol atas cerita hidup yang seharusnya menjadi milik pribadi.
Tanpa disadari, kebiasaan demikian dapat membuat kita merasa seolah-olah hidup hanya untuk konsumsi publik. Setiap keputusan atau peristiwa dalam hidup terasa seperti harus diumumkan dan mendapatkan persetujuan orang lain. Dalam jangka panjang, kita bisa kehilangan jati diri karena terlalu fokus pada bagaimana orang lain melihat kita.