Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Kenapa Orang yang Selalu Ada Justru Sering Gak Dihargai

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/RDNE Stock project)

Kadang ada hal-hal di hidup yang bikin mikir, kok bisa ya orang yang paling setia, yang selalu ada, malah jadi yang paling sering disepelekan? Rasanya aneh, tapi kejadian ini gak jarang terjadi di sekitar kita.

Bukan cuma soal hubungan asmara, tapi juga dalam pertemanan, lingkungan kerja, bahkan di dalam keluarga sendiri. Ada orang yang selalu bisa diandalkan, yang gak pernah nolak dimintain tolong, tapi malah dianggap biasa aja, kayak kehadirannya itu otomatis.

Fenomena ini bikin banyak orang yang tadinya tulus jadi mulai menarik diri. Soalnya, siapa sih yang mau terus-terusan ada buat orang lain kalau cuma dibalas dengan sikap tak acuh dan gak tahu diri? Kenapa sih bisa sampai seperti ini? Nah, ini dia beberapa alasan yang bisa jadi penjelasan kenapa orang yang selalu ada justru sering banget gak dihargai.

1.Terlalu mudah di-reach out, jadi terlihat gak spesial

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Alex Green)

Saat kamu selalu ada buat seseorang, apalagi tanpa diminta, orang itu lama-lama bisa merasa kalau kamu memang seharusnya ada di situ. Gak ada effort buat mengehargai karena kehadiranmu udah mirip seperti fasilitas umum selalu ada, kapan pun dibutuhkan. Kalau diibaratkan kamu mirip Wi-Fi gratis di taman kota, awalnya bikin senang, tapi lama-lama gak mikir buat jaga atau rawat karena dianggap udah seharusnya tersedia.

Masalahnya, ketika kamu terlalu gampang di-recah out, orang jadi lupa kalau kehadiran itu bentuk dari usaha dan niat baik. Mereka lupa kalau kamu juga punya batas energi, waktu, dan perasaan. Mereka gak sadar kalau yang kamu lakukan selama ini bukan karena kewajiban, tapi karena kepedulian. Sayangnya, sesuatu yang terlalu mudah didapat memang seringkali dianggap murah, padahal kenyataannya gak gitu.

2.Gak ada tantangan buat dikejar

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Liza Summer)

Manusia secara alami punya kecenderungan buat menghargai sesuatu yang butuh usaha. Ketika sesuatu bisa didapat dengan gampang, kesan berharganya jadi turun. Nah, orang yang selalu ada biasanya gak kasih tantangan apa pun. Dia selalu standby, selalu siap, dan gak pernah bikin orang ngerasa harus usaha buat dapetin dia.

Tanpa adanya proses atau hambatan, orang jadi gak tahu seberapa penting posisi kamu. Karena mereka gak pernah harus memperjuangkan kamu, jadi gak ada rasa takut kehilangan. Semua serba tersedia, jadi mereka gak pernah mikir bagaimana jadinya kalau kamu gak ada. 

3.Sering dianggap gak punya kehidupan sendiri

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Mikhail Nilov)

Orang yang selalu hadir dan siap membantu sering dianggap gak punya kesibukan atau kehidupan pribadi. Karena kamu selalu bisa hadir kapan pun, mereka mikirnya kamu gak punya prioritas lain. Dan dari situ, muncul anggapan kalau kamu memang harus selalu tersedia kapan pun dibutuhkan.

Padahal, kenyataannya gak sesimpel itu. Kamu mungkin ngorbanin waktu istirahat, ninggalin kerjaan lain, atau bahkan nyampingin urusan pribadi demi bisa hadir. Tapi semua itu jadi gak kelihatan karena kamu gak pernah bilang. Dan karena kamu gak pernah pasang batasan, orang lain jadi mikir kehadiranmu itu hal biasa, bukan bentuk perhatian yang layak dihargai.

4.Ketulusan sering dianggap cari muka

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Keira Burton)

Kadang, ketulusan seseorang malah disalahartikan jadi strategi buat cari muka atau punya kepentingan tertentu. Apalagi kalau kamu selalu ada tanpa pamrih, orang bisa aja mikir kamu punya motif tersembunyi. Ini yang bikin rasa hormat dan penghargaan terhadap kehadiranmu malah turun.

Mereka jadi curiga dan malah mikir negatif. Padahal, niat kamu murni cuma pengen bantu atau jadi support system. Tapi karena kamu konsisten ada di saat mereka butuh, mereka jadi lupa buat menghargai niat baik itu dan malah mikir kamu lagi cari perhatian atau pengakuan. Di titik ini, kehadiranmu malah jadi sumber salah paham.

5.Kamu gak pernah absen

ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi orang yang selalu ada tapi gak dihargai (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Selama kamu terus ada, orang gak punya kesempatan buat ngerasain gimana rasanya kalo kamu gak di situ. Mereka gak pernah punya momen "kehilangan sementara" yang bisa bikin mereka sadar betapa pentingnya peran kamu. Tanpa jeda, tanpa jarak, kehadiran kamu jadi kayak background noise, ada tapi gak diperhatiin.

Kadang justru ketika kamu mundur sebentar, baru deh orang sadar seberapa besar peran kamu selama ini. Tapi sayangnya, gak semua orang berani buat ambil langkah itu karena takut dibilang berubah atau gak peduli.

Padahal, sesekali ngilang itu penting juga buat bikin orang belajar menghargai kehadiran kamu. Gak semua harus hadir terus biar dihargai, justru kadang, absen sesaat bisa jadi cara terbaik buat ngajarin arti kehadiran.

Setiap orang yang selalu ada itu sebenernya punya niat baik, pengen jadi sandaran, pengen jadi tempat pulang. Tapi saat kehadiran itu gak dihargai, lama-lama muncul rasa capek, rasa kecewa, bahkan pengen berhenti.

Karena yang namanya manusia, sebaik apa pun dia, pasti butuh rasa dihargai juga. Kalau kamu termasuk orang yang selalu ada tapi sering gak dihargai, mungkin saatnya ambil langkah kecil buat jaga diri sendiri juga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us