Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi saat kamu tertawa sampai menangis dan tak bisa mengulangnya lagi. (Pinterest/Aven Huang)
Ilustrasi saat kamu tertawa sampai menangis dan tak bisa mengulangnya lagi. (Pinterest/Aven Huang)

Ada tawa yang lahir dari kelucuan biasa, dan ada tawa yang datang dari kedalaman perasaan, dari kebersamaan yang tak tergantikan, dari momen yang begitu absurd atau hangat hingga kamu tak bisa berhenti tertawa sampai air mata jatuh. Momen itu sering kali terjadi tanpa perencanaan, tanpa naskah, dan justru karena itulah terasa begitu jujur. Kamu tertawa bersama seseorang atau sekelompok orang, dan pada saat itu, semuanya terasa ringan. Kamu merasa hidup.

Tapi waktu terus berjalan. Orang-orang berubah, tempat itu kini tinggal kenangan, dan kamu mulai menyadari sesuatu yang pahit, momen itu tak akan pernah terulang dengan cara yang sama. Kamu bisa bertemu mereka lagi, bisa mengunjungi tempat yang sama, bahkan mengucapkan kalimat yang sama, namun tawa itu yang membuatmu menangis karena bahagia, telah menjadi satu-satunya. Sekali seumur hidup.

Berikut ulasan tentang saat kamu tertawa sampai menangis dan tak pernah bisa mengulangnya lagi.

1. Momen spontan yang tidak direncanakan

Ilustrasi tips menjadi lebih tenang tanpa harus terjebak dalam kesepian. (Pinterest/leemaishun)

Tawa yang paling dalam sering kali lahir dari hal-hal yang tidak disengaja. Sebuah komentar lucu, ekspresi konyol, atau kejadian random yang membuat semua orang tertawa tanpa bisa berhenti. Tidak ada yang merekamnya, tidak ada yang memikirkan konten, semuanya terjadi karena keterhubungan yang tulus antar manusia di momen itu.

Saat kamu mengenangnya, kamu tersenyum getir. Kamu tahu tidak ada yang bisa merancang ulang kejadian seperti itu. Bahkan jika kamu berusaha menceritakannya kepada orang lain, mereka hanya akan mengangguk sopan, tak benar-benar mengerti. Karena tawa itu bukan hanya tentang lucunya situasi, tapi tentang siapa kamu saat itu, dan siapa yang bersamamu.

2. Orang-orang yang tidak lagi ada di sekitarmu

Ilustrasi saat kamu tertawa sampai menangis dan tak bisa mengulangnya lagi. (Pinterest/Aven Huang)

Bisa jadi kamu tertawa bersama teman masa kecilmu, sahabat kuliah, atau anggota keluarga yang kini telah pergi, secara fisik ataupun emosional. Mereka yang dulu hadir dan menjadi bagian dari momen itu, kini hanya tinggal nama di kontak yang jarang kamu buka, atau kenangan yang muncul sesekali di malam hari.

Kamu sadar bahwa momen itu begitu tak tergantikan bukan hanya karena situasinya, tapi karena siapa yang bersamamu saat itu. Mereka membantu menciptakan suasana yang aman, tulus, dan lepas. Dan saat kamu mencoba tertawa dengan orang lain, kamu menyadari bahwa perasaan yang sama sulit dicari. Karena kamu bukan hanya kehilangan momen, kamu kehilangan versi diri yang bisa tertawa sebebas itu.

3. Versi dirimu yang telah berubah

Ilustrasi tanda kamu tidak lagi membandingkan diri dengan orang lain. (Pinterest/Yingy)

Tertawa sampai menangis bukan hanya tentang momen dan orang lain, itu juga tentang siapa kamu pada waktu itu. Mungkin kamu sedang tidak banyak beban, sedang jatuh cinta, atau merasa bebas dari tuntutan hidup. Kamu bisa lepas tertawa karena hatimu belum sepenat sekarang, belum sewaspada, belum secemas.

Kini, saat kamu mencoba tertawa lagi, kamu sadar ada yang berubah. Mungkin kamu masih bisa tersenyum, masih bisa bahagia. Tapi tawa lepas yang membuatmu menunduk dan menyeka air mata, itu hanya tinggal bayangan. Kamu telah tumbuh, dan bersama pertumbuhan itu, datang kesadaran yang terkadang menyusupkan jarak pada kesenangan spontan.

4. Ketika kenangan itu datang, tapi tak bisa dipegang

Ilustrasi tanda kamu sedang tumbuh tapi tak disadari orang lain. (Pinterest/NOGI HINATA)

Ada hari-hari ketika kamu memutar ulang tawa itu di kepalamu. Saat sedang sendiri, tiba-tiba kamu teringat suara seseorang yang tertawa sampai terguling, atau gurauan yang membuat semua orang lupa sejenak akan dunia. Kamu ingin mengulangnya, ingin menyelaminya kembali. Tapi seperti mimpi yang menguap saat bangun tidur, kamu hanya bisa menggenggam sisanya, bukan seluruhnya.

Kamu mulai menyadari, momen itu tidak bisa diabadikan sepenuhnya. Tidak ada kamera yang mampu menangkap rasa itu. Dan mungkin memang seharusnya begitu, karena justru karena tak bisa diulang, ia menjadi begitu berharga. Tawa itu menjadi kapsul kecil dari waktu, dari cinta, dari keberadaan yang sepenuhnya hidup, meski hanya sebentar.

Tertawa sampai menangis dan tak pernah bisa mengulangnya lagi adalah salah satu bukti bahwa hidup menyimpan keajaiban dalam bentuk sederhana. Kita tidak bisa memaksanya datang, tidak bisa memprogramnya. Tapi ketika ia datang, dan meninggalkan jejaknya di hati, itu cukup untuk mengingatkan kita bahwa hidup, sesekali, sangat indah. Dan kenangan itu, meski tak bisa diulang, selalu bisa kita bawa dalam diam, sebagai pengingat bahwa kita pernah benar-benar hidup.

Demikian ulasan tentang saat kamu tertawa sampai menangis dan tak pernah bisa mengulangnya lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team