Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Langkah Bijak Atasi Konflik dengan Orangtua, Gak Perlu Emosi!

ilustrasi terlibat konflik dengan orangtua(pexels.com/RDNE Stock project)

Konflik antara orangtua dan anak adalah hal yang wajar terjadi dalam setiap keluarga. Adanya perbedaan pandangan, pengalaman hidup, dan cara berpikir sering kali menjadi penyebab utama terjadinya perselisihan.

Meski begitu, konflik bukan sesuatu yang tidak bisa diatasi, kok! Dengan sikap bijaksana dan komunikasi yang tepat, kamu bisa memperbaiki hubungan dan bahkan memperkuat ikatan keluarga.

Berikut tujuh langkah bijak untuk mengelola konflik antara orangtua dan anak agar bisa saling memahami dan tetap harmonis. Yuk, simak tipsnya di bawah ini!

1. Sampaikan pendapatmu dengan tenang

ilustrasi terlibat konflik dengan orangtua(pexels.com/Kaboompics)

Perbedaan pendapat sering kali menjadi penyebab terjadinya konflik antara orangtua dan anak. Untuk itu, saat kamu ingin menyampaikan pendapat, utarakan pendapatmu dengan cara yang tenang dan santun.

Hindari nada tinggi atau emosi yang meledak-ledak, karena ini bisa memperburuk situasi. Usahakan untuk menggunakan kata-kata yang sopan saat berbicara, meskipun kamu sedang tidak setuju.

Dengan berbicara pelan-pelan, orangtua akan lebih mungkin untuk mendengarkan pendapatmu tanpa merasa diserang. Ingat, tujuan utama adalah untuk saling memahami, bukan untuk memenangkan argumen. Komunikasi yang baik adalah kunci utama dalam mengatasi konflik dengan cara yang bijaksana.

2. Dengarkan dengan empati

ilustrasi konflik dengan orangtua(pexels.com/Kaboompics)

Dalam setiap konflik, ada baiknya untuk mulai dengan mendengarkan secara aktif. Ketika orang tua berbicara, cobalah untuk memahami sudut pandang mereka tanpa menghakimi ataupun memotong pembicaraan. Dengarkan apa yang sebenarnya mereka rasakan dan pikirkan.

Cara ini bukan hanya untuk mendengarkan kata-kata mereka, tapi juga memahami emosi di baliknya. Dengan empati, kamu menunjukkan bahwa kamu peduli pada perasaan mereka, dan ini bisa membuat dialog lebih terbuka.

Jangan langsung menyela atau mengutarakan pendapatmu saat itu juga, tunggu sampai mereka selesai berbicara, dan berikan respon yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar peduli.

3. Pilih waktu yang tepat untuk diskusi

ilustrasi terlibat konflik dengan orangtua(pexels.com/RDNE Stock project)

Diskusi yang baik akan lebih efektif jika dilakukan pada waktu yang tepat. Hindari membahas konflik saat suasana sedang panas atau salah satu pihak sedang emosi.

Waktu yang tepat bisa membuat diskusi lebih tenang dan efektif. Misalnya, kamu bisa memilih waktu setelah makan malam atau saat sedang berkumpul santai bersama keluarga. Ketika suasana lebih rileks, akan lebih mudah bagi kedua pihak untuk mendengarkan dan memahami satu sama lain. Ingat, mengatasi konflik butuh kesabaran dan kesediaan untuk mencari solusi bersama.

4. Jangan menghakimi atau mengkritik berlebihan

ilustrasi konflik dengan orangtua(pexels.com/cottonbro studio)

Saat konflik terjadi, sangat penting untuk tidak menghakimi atau mengkritik secara berlebihan. Cobalah untuk berbicara tanpa nada mengancam atau merendahkan, karena hal ini hanya akan membuat suasana semakin panas.

Fokuslah pada masalah yang dihadapi, bukan pada kepribadian atau sifat. Usahakan untuk mencari solusi bersama agar konflik tidak semakin memburuk.

5. Berikan ruang untuk saling merenung

ilustrasi konflik dengan orangtua(pexels.com/RDNE Stock project)8

Setelah diskusi atau konflik terjadi, berikan ruang untuk saling merenung. Terkadang, saat emosi masih tinggi, keputusan yang diambil bisa kurang tepat.

Dengan memberikan waktu untuk merenung, baik kamu maupun orangtuamu bisa berpikir lebih jernih. Kamu bisa mengajaknya untuk bersama-sama merenungkan apa yang telah terjadi dan bagaimana perasaan masing-masing setelah konflik. Cara ini akan membantu kalian memahami dampak dari konflik dan bagaimana cara memperbaikinya di masa depan.

6. Jangan malu untuk mengungkapkan perasaanmu

ilustrasi konflik dengan orangtua(pexels.com/Kaboompics)

Konflik terkadang timbul karena salah paham atau kesalahpahaman terhadap perasaan satu sama lain. Oleh karena itu, jangan ragu untuk mengungkapkan perasaanmu secara jujur kepada orangtua.

Katakan apa yang kamu rasakan tanpa menyalahkan, seperti "aku merasa sedih saat kita bertengkar," atau "aku tidak suka dengan aturan yang bapak atau ibu buat."

Dengan menyampaikan perasaanmu, orangtua mungkin akan lebih memahami sudut pandangmu dan bisa lebih terbuka untuk mendiskusikan solusi yang lebih sesuai untuk kalian berdua.

7. Jangan sungkan meminta maaf

ilustrasi konflik dengan orangtua(pexels.com/Kindel Media)

Tidak ada salahnya meminta maaf jika kamu merasa telah berbuat atau berkata sesuatu yang kurang baik dalam konflik. Tindakan ini justru menunjukkan kedewasaan dan kesediaan untuk memperbaiki hubungan.

Minta maaf dengan tulus tanpa syarat atau pembelaan, karena ini bisa membantu meredakan ketegangan dan memperlihatkan itikad baik. Permintaan maaf juga menjadi sinyal bahwa kamu menghargai hubungan dengan orang tua dan berusaha untuk menjaga keharmonisan keluarga. Ketika orangtua melihat sikapmu yang terbuka untuk meminta maaf, mereka mungkin juga akan lebih terbuka untuk memaafkan atau menerima pandanganmu.


Menghadapi konflik dengan orang tua memang bisa menjadi tantangan, tapi dengan pendekatan yang bijaksana dan komunikasi yang sehat, kamu bisa membangun hubungan yang lebih harmonis. Semoga tips di atas membantumu, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rina DA
EditorRina DA
Follow Us