Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tokoh-tokoh Psikologi Islam dan Pemikirannya yang Wajib Diketahui

Ilustrasi. (Pinterest/Zufee Zaituna)

Ilmu psikologi lebih sering dilihat dari sudut pandang negara-negara barat, padahal di timur, Islam mempunyai banyak sudut pandang yang tidak bisa didapatkan dari teori psikologi modern. Terlebih, banyak tokoh Islam yang tidak diketahui bahwa merekalah pencetus awal dari suatu konsep, tetapi kemudian konsep tersebut dipelajari dan diperkenalkan oleh tokoh-tokoh dari Barat.

Pada masa keemasan Islam, banyak terlahir cendekiawan muslim di berbagai bidang, termasuk di ranah psikologi meskipun istilah psikologi belum ada pada waktu itu. Dalam pemikirannya, tokoh-tokoh psikologi Islam mengutamakan kebenaran dari ilahiyah yang semua elemen yang berhubungan dengan kejiwaan harus berpedoman pada ajaran kitab suci Alquran dan sunah dari Nabi Muhammad SAW.

Berikut 3 tokoh psikologi Islam beserta pemikirannya yang wajib kamu ketahui.

1. Al-Balkhi (849 M-934 M)

Ilustrasi (Pinterest/Soraya Ridzuan)

Abu Zayd al-Balkhi atau yang memiliki nama asli Ahmad ibn Sahl. Ia adalah pakar multi disiplin ilmu pengetahuan. Muhammad ibn Ishaq Abul Faraj al-Nadim atau lebih dikenal dengan Ibn al-Nadim, dalam kitabnya al-Fihrist menyebutkan bahwa al-Balkhi memiliki 41 karya dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Al-Balkhi adalah intelektual muslim yang menguasai bidang matematika, geografi, kedokteran, psikologi, perbandingan agama, politik, sejarah, linguistik, astronomi, sastra, filsafat, dan lain sebagainya. Namun dari karya-karyanya itu, hanya dua kitab yang sampai pada kita, yaitu kitab Suwar al-Aqalim di bidang geografi dan Masalih al-Abdan wa l-anfus di bidang psikologi.

Al-Balkhi menjadi cendekiawan muslim yang memperkenalkan psikologi Islam dan cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan anatomi, fisiologi, biokimia, atau biologi molekul jaringan saraf. Khususnya yang berkaitan langsung dengan perilaku dan pengetahuan.

Di samping itu, al-Balkhi juga terkenal sebagai tokoh yang pertamakali menemukan psikologi kognitif dan medis. Dialah orang yang pertamakali membedakan antara sakit saraf dan sakit jiwa, serta orang yang pertamakali mengklasifikasikan gangguan saraf dan perintis terapi kognitif dalam rangka mengkaji pengelompokan gangguan penyakit ini.

2. Ar-Razi (865 M-925 M)

Ilustrasi. (Pinterest/Pinterestbussiness)

Ar-Razi lahir pada bulan 544 H di bulan Ramadan, di kota Rai, Iran. Ar-Razi di masa kecil umumnya dikenal sebagai Muhammad. Nama lengkapnya adalah Fakhruddin Abu Abdillah Muhammad ibn Umar Diya'uddin ibn Husain bin Hasan bin Ali al-uraysyi al-Bakri al Thabaristani.

Ar-Razi memiliki banyak buku tentang berbagai keilmuan. Di antaranya interpretasi pengetahuan, termasuk interpretasi ilmu Kalam, Ushul-ul-fiqh, kebijaksanaan, debat nahwu, sastra, kedokteran, teknik, psikologi, filsafat, moralitas, dan ilmu aliran dan golongan kelompok. Diperkirakan ia telah menulis lebih dari 200 buku.

Sudut pandang ar-Razi tentang psikologi berasal dari pemikirannya tentang tubuh dan jiwa adalah dua hal yang berbeda namun kedua hal tersebut dapat menyatu atau pun terpisah. Jiwa tidak menjadi salah satu bagian tubuh atau bagian keseluruhan tubuh. Jiwa adalah pemilik tubuh dan seluruh ada yang ada di tubuh adalah alat milik jiwa.

Ar-Razi menghubungkan filsafat teori kejiwaannya dengan konsep An-Nafs-al-Mutmainnah yang ada dalam Al-quran surat Yunus ayat 67, surat Al-Qasas ayatb73, surat Ghafir ayat 61, surat an-Nahl ayat 112, surat an-Nahl ayat 106, dan surat Ali Imran ayat 126. Butuh penjelasan lebih jauh tentang ayat-ayat ini menggunakan metode dalam ilmu tafsir.

Dari paparan ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan beberapa poin penting yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan hasil temuan penulis, ada 4 tema yang dibicarakan kata tuma’ninah, yaitu iman, zikir, syukur, dan bantuan Allah SWT.

3. At-Thabari (839 M-923 M)

Ilustrasi. (Pinterest)

Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban at-Thabari atau yang lebih dikenal dengan nama at-Thabari adalah seorang hakim, ulama muslim, dokter, dan psikolog legendaris muslim dari abad ke-9 M. Selain dikenal sebagai seorang psikolog, at-Thabari juga menguasai ilmu lain yakni, fisika, dan kedokteran.

At-Thabari lahir pada tahun 839 M, berasal dari keturunan Yahudi Persia yang menganut aliran Zoroaster. Nama belakang at-Thabari adalah kenangan bahwa dia keturunan Yahudi yang berasal dari Merv di Tabaristan.

Lewat kitab Firdous al-Hikmah yang ditulisnya, dia telah mengembangkan psikoterapi untuk menyembuhkan pasien yang mengalami gangguan jiwa. At-Thabari menekankan kuatnya hubungan antara psikologi dengan kedokteran. Ia berpendapat, untuk mengobati pasien gangguan jiwa membutuhkan konseling dan psikoterapi.

At-Thabari menjelaskan, pasien kerap kali mengalami sakit karena imajinasi atau keyakinan yang sesat. Untuk mengobatinya, kata at-Thabari, dapat dilakukan melalui "konseling bijak". Terapi ini bisa dilakukan oleh seorang dokter yang cerdas dan punya humor yang tinggi. Caranya dengan membangkitkan kembali kepercayaan diri pasiennya. Pemikirannya ini masih relevan hingga sekarang dan masih digunakan untuk konseling terapi pasien.

Demikian 3 tokoh psikologi Islam beserta pemikirannya yang wajib kamu ketahui.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni
EditorLinggauni
Follow Us