Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Agoraphobia, Takut Sendirian di Tempat Publik yang Ramai

Seorang wanita pusing di tempat umum.
Ilustrasi Agoraphobia, Takut Sendirian di Tempat Publik yang Ramai. (pexels.com/RDNE Stock project)

Pernahkah kamu merasa panik saat berada di tempat ramai, seperti pasar, stasiun, atau pusat perbelanjaan, hingga muncul keinginan kuat untuk segera pergi dari sana? Jika perasaan itu muncul berulang kali dan disertai ketakutan berlebihan akan kehilangan kendali atau tidak bisa melarikan diri, bisa jadi itu adalah tanda dari agoraphobia.

Gangguan ini bukan sekadar rasa tidak nyaman di keramaian, melainkan ketakutan intens terhadap situasi di mana seseorang merasa tidak aman atau tidak mampu mencari bantuan. Bagi sebagian orang, agoraphobia bisa menjadi hal yang sangat membatasi. Penderitanya mungkin menghindari bepergian sendiri, enggan naik transportasi umum, bahkan memilih tetap di rumah karena merasa lebih aman. Akibatnya, kehidupan sosial, pekerjaan, dan keseharian pun bisa terganggu.

Untuk memahami gangguan ini lebih dalam, mari kita pelajari apa itu agoraphobia, apa penyebabnya, gejalanya, serta cara mengatasinya.

1. Apa itu agoraphobia?

Ilustrasi cara menyembuhkan luka batin tanpa harus mencari validasi. (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Ilustrasi cara menyembuhkan luka batin tanpa harus mencari validasi. (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Agoraphobia adalah gangguan kecemasan yang ditandai dengan rasa takut berlebihan terhadap situasi atau tempat di mana melarikan diri dianggap sulit atau bantuan tidak mudah didapatkan jika terjadi sesuatu yang memalukan atau menakutkan, seperti serangan panik. Berbeda dengan anggapan umum, agoraphobia bukan hanya ketakutan terhadap tempat ramai, tetapi lebih kepada ketakutan akan ketidakmampuan mengendalikan diri di ruang publik.

Penderita agoraphobia sering kali merasa cemas berada di tempat seperti terminal, bioskop, lift, atau ruang terbuka seperti alun-alun. Mereka mungkin juga takut berada sendirian di luar rumah karena merasa rentan jika tiba-tiba mengalami serangan panik atau pusing. Akibatnya, penderita bisa menghindari situasi sosial yang penting dan semakin menarik diri dari kehidupan luar.

2. Gejala yang umum dialami penderita agoraphobia

Seorang wanita pusing di tempat umum.
Ilustrasi Agoraphobia, Takut Sendirian di Tempat Publik yang Ramai. (pexels.com/RDNE Stock project)

Gejala agoraphobia bisa berbeda pada setiap orang, namun umumnya mencakup kombinasi antara gejala fisik dan emosional. Secara fisik, penderita dapat mengalami jantung berdebar, napas pendek, gemetar, berkeringat dingin, pusing, atau merasa seperti akan pingsan ketika berada di tempat ramai atau terbuka. Sementara secara emosional, muncul rasa takut yang intens, keinginan untuk segera pergi, atau keyakinan bahwa sesuatu buruk akan terjadi jika mereka tetap di tempat itu.

Bagi penderita agoraphobia, rasa takut tersebut sering kali tidak proporsional dengan situasi sebenarnya. Misalnya, hanya dengan membayangkan berada di kereta yang penuh sesak saja bisa memicu kecemasan yang kuat. Dalam kasus berat, penderita bahkan menolak keluar rumah tanpa ditemani seseorang yang mereka percaya. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kebebasan pribadi, tetapi juga berdampak pada pekerjaan, pendidikan, dan hubungan sosial.

3. Penyebab dan faktor risiko agoraphobia

Ilustrasi tanda kamu lebih overthinker daripada yang kamu sadari. (pexels.com/Thirdman)
Ilustrasi tanda kamu lebih overthinker daripada yang kamu sadari. (pexels.com/Thirdman)

Penyebab pasti agoraphobia belum sepenuhnya diketahui, tetapi para ahli percaya bahwa gangguan ini berkembang dari kombinasi faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Salah satu faktor utama adalah riwayat serangan panik. Seseorang yang pernah mengalami serangan panik di tempat umum bisa mengasosiasikan tempat tersebut dengan rasa takut, lalu mulai menghindarinya. Lama-kelamaan, penghindaran ini bisa meluas ke lebih banyak situasi.

Faktor genetik juga berperan, seperti orang yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kecemasan lebih berisiko mengalami agoraphobia. Selain itu, pengalaman traumatis seperti kehilangan orang terdekat di tempat umum, atau kejadian memalukan di depan banyak orang, bisa memperkuat ketakutan tersebut. Gaya hidup yang terlalu bergantung pada orang lain atau minim pengalaman sosial juga dapat membuat seseorang lebih rentan mengembangkan fobia ini.

4. Cara mengatasi agoraphobia

Seorang perempuan mengingat hal-hal kecil.
Ilustrasi Tanda Kamu Lebih Sensitif daripada yang Kamu Tunjukkan. (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Meskipun terasa menakutkan, agoraphobia dapat diatasi dengan perawatan yang tepat. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) adalah salah satu pendekatan paling efektif. Melalui terapi ini, penderita diajak memahami pola pikir yang salah tentang rasa takut dan belajar mengubahnya dengan sudut pandang yang lebih realistis. Terapis juga membantu penderita melatih cara menghadapi situasi menakutkan secara bertahap, sehingga rasa takut dapat berkurang seiring waktu.

Selain terapi, exposure therapy juga terbukti membantu. Dalam terapi ini, penderita dihadapkan secara bertahap pada situasi yang mereka hindari. Misalnya, mulai berjalan keluar rumah beberapa meter, kemudian berbelanja ke toko kecil, hingga akhirnya mampu bepergian sendiri ke tempat umum. Pendekatan ini melatih otak untuk memahami bahwa tidak semua tempat ramai atau terbuka berbahaya. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga meresepkan obat anti-kecemasan atau antidepresan untuk membantu menstabilkan gejala selama proses terapi.

Itulah pembahasan tentang apa itu agoraphobia, apa penyebabnya, gejalanya, serta cara mengatasinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest Life NTB

See More

5 Tren Morning Routine ala Anak Muda Produktif Indonesia

30 Okt 2025, 13:00 WIBLife