5 Alasan Tak Boleh Menyerah saat Belajar Berhemat, Jangan Boros!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orang yang terbiasa hidup boros bukannya tak akan pernah bisa lebih berhemat. Berhemat adalah kemampuan yang dipelajari sehingga kamu dapat memulainya sedikit demi sedikit pada usia berapa pun. Apakah dirimu telah mencobanya?
Kamu mungkin bukan hanya sudah mencoba berhemat, melainkan mulai frustrasi karena ini tak semudah bayanganmu. Bahkan belajar berhemat terasa sebagai siksaan yang mengurangi kebahagiaanmu secara drastis. Terkadang kamu juga merasa minder pada teman-temanmu yang masih bergaya hidup tinggi.
Dirimu pun mulai ragu bakal mampu bertahan hidup hemat. Ada perasaan pasrah, barangkali kamu memang ditakdirkan buat menghambur-hamburkan uang. Setop pemikiran ini dan hindari keputusasaan dalam mengubah gaya hidup dengan mempelajari lima hal berikut.
1. Hasil penghematan memang kadang tak langsung dirasakan
Dalam rangka berhemat, kamu justru dapat merasa boros sekali bulan ini. Penyebabnya, dirimu beralih membeli berbagai produk dalam kemasan yang lebih besar. Bila dihitung dengan cermat, harganya menjadi lebih murah ketimbang produk dengan kemasan kecil.
Akan tetapi, secara perhitungan pengeluaran bikin bengkak anggaran belanja bulan ini. Kamu jadi merasa gagal mengerem pengeluaran. Padahal, dirimu telah berada di jalur yang benar.
Hanya saja, akibat positif dari penghematanmu belum dirasakan sekarang. Baru bulan-bulan selanjutnya keputusan membeli produk berukuran jumbo terasa tepat. 1 hingga 3 bulan ke depan kamu gak perlu lagi berbelanja barang yang sama.
2. Akan menemukan cara-cara baru dalam berhemat
Seperti disinggung di awal, berhemat merupakan hasil belajar. Artinya, cara-cara untuk berhemat akan ditemukan satu demi satu seiring kesungguhanmu dalam mengubah gaya hidup. Makin lama proses belajarmu makin jitu pula caramu dalam meminimalkan pengeluaran.
Oleh karena itu, jangan menyerah apabila hasil penghematanmu sejauh ini kurang signifikan. Target penghematanmu masih jauh. Jangan berhenti belajar berhemat sebab nanti pasti kamu akan memperoleh ide yang lebih bagus untuk mengerem pengeluaran.
Setiap bulan akan menjadi penyempurnaan dari strategimu dalam berhemat. Misalnya, di awal kamu cuma fokus mengendalikan pengeluaran yang paling besar. Namun, seriring waktu dirimu menyadari bahwa pengeluaran-pengeluaran kecil yang kurang penting pun kalau bisa dihilangkan bakal mengamankan cukup banyak uangmu.
3. Ada orang yang memandang miring
Seharusnya soal berhemat memang menjadi urusan pribadimu. Kamu memakai penghasilanmu buat memenuhi kebutuhan sendiri sehingga sama sekali tak berhubungan dengan orang lain. Akan tetapi, tidak semua orang memahami hal ini dan tetap suka ikut campur bahkan berkomentar negatif.
Seperti sekarang kamu berubah pelit, jangan-jangan dirimu sedang mengalami kesulitan finansial, dan sebagainya. Kalau ucapan buruk orang lain terlalu dipikirkan, niscaya ingin rasanya dirimu berhenti berhemat. Kamu terdorong buat unjuk kemampuan ekonomi supaya mereka tahu bahwa dirimu masih kaya raya.
Jauhi pikiran itu atau kamu akan bangkrut dalam sekejap. Ingat bahwa dirimu tidak perlu membuktikan apa pun pada orang lain, apalagi terkait isi rekening. Fokus saja pada tujuan penghematan yang tengah dilakukan serta manfaatnya nanti bila kamu dapat konsisten melakukannya.
4. Sesekali kendali diri jebol juga
Bendungan yang didesain begitu kuat untuk menahan banyak air saja bisa jebol, apalagi kendali diri ketika kamu masih belajar berhemat. Gak usah terlalu menyalahkan diri dan berkesimpulan kamu tidak mampu hidup dengan lebih irit. Sebagai manusia, keinginan akan tetap ada.
Terlebih beberapa bulan lalu dirimu masih gak berpikir panjang dalam berbelanja. Jejak kebiasaan itu tentu terbawa hingga sekarang. Apresiasi saja seringnya kamu mampu mengontrol keinginan.
Jangan fokus pada segelintir kegagalan dalam berhemat. Sudah hebat jika dulu kamu belanja keinginan hampir setiap hari, sedangkan kini cuma 2 atau 3 kali dalam sebulan dan dengan total harga lebih rendah. Kamu tetap layak disebut sukses berhemat dan PR-mu hanya meningkatkan kontrol diri.
5. Uang hasil penghematan tak selalu bisa ditabung
Tujuan utamamu berhemat ialah memperbesar jatah uang untuk ditabung. Kamu mungkin punya tujuan finansial yang besar, seperti membeli rumah. Akan tetapi, meski penghematanmu sukses, uang yang berhasil disisihkan ternyata gak semuanya dapat masuk ke pos saving.
Ada saja kebutuhan mendadak yang memerlukan biaya. Apakah ini tanda dirimu gagal berhemat? Kamu memang belum berhasil menabung sesuai harapan, tapi bukannya tidak mampu berhemat.
Justru karena kamu berhasil lebih irit, sekarang dirimu memiliki uang bakal membiayai kebutuhan yang di luar dugaan itu. Kemampuanmu dalam berhemat sudah top. Ini tentu jauh lebih baik ketimbang kamu tak punya uang ekstra buat mencukupi kebutuhan tersebut.
Sama seperti ketika dirimu mempelajari hal-hal lain, belajar berhemat juga memerlukan proses yang tidak sebentar. Namun, kesadaranmu untuk gak boros lagi sudah amat baik. Jangan berhenti belajar meningkatkan kesadaranmu tentang penggunaan uang sampai hemat menjadi gaya hidup yang relatif menetap dalam dirimu.
Baca Juga: 5 Gangguan Tidur dalam Psikologi Abnormal yang Perlu Diwaspadai
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.