Legenda Ai Mangkung yang Terkenal di Pulau Sumbawa

Legenda dan mitos yang masih dipercaya oleh warga setempat

Sumbawa, IDN Times - Indonesia memang tidak pernah lepas akan mitos, cerita rakyat ataupun legenda yang ada di setiap daerah. Salah satunya adalah legenda Ai Mangkung yang sangat dikenal oleh masyarakat Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Ai Mangkung merupakan sebutan sungai yang ada di daerah Sumbawa tersebut. Bahwasannya pada cerita zaman dulu, air dari sungai itu tidak boleh diminum oleh penduduk Desa Tarusa. Hal itu dikarenakan air akan membawa penyakit bagi mereka, larangan itu mempunyai sebab cerita di baliknya.

Cerita yang membawa sungai AI Mangkung meninggalkan bekas luka yang mendalam. Akan tetapi, setiap cerita memberikan pesan dan pembelajaran kepada semua pembacanya.

Berikut inilah cerita dari Ai Mangkung.

1. Tokoh dalam legenda

Legenda Ai Mangkung yang Terkenal di Pulau SumbawaInstagram.com/zcscrt

Pada zaman dahulu, terdapat bukit yang berdekatan dengan Olat Pamanto Asu’ di daerah Sumbawa tepatnya di desa Jompang. Salah satu desa yang sangat tentram yang dipimpin oleh datu atau kepala desa.

Datu tersebut bernama Datu Paluwe’, sang datu mempunyai anak laki-laki bernama Lalu Wanru. Sementara anak kedua bernama Lala Sri Menanti yang sangat cantik.

Kedua anak Datu Paluwe’ telah beranjak dewasa, Lala Sri Menanti menjadi gadis yang rupawan. Karena kecantikannya itu membuat sang ayah sangat menyayanginya.

Hingga semua permintaan dan keinginannya selalu dipenuhi oleh Datu Paluwe’, baik itu dari pakaian yang indah sampai perhiasan mewah. Sehingga bukan suatu hal yang aneh jika Lala Sri Menanti sering memakai kalung, anting, gelang kaki dan gelang tangan hingga menghiasi seluruh tubuhnya.

Baca Juga: Menikmati Savana Pulau Kenawa di Kabupaten Sumbawa Barat

2. Legenda Ai Mangkung

Legenda Ai Mangkung yang Terkenal di Pulau Sumbawa@venesia21

Suatu hari, sang putri, Lala Sri Menanti ingin memakan udang yang diambilnya dari sungai. Lalu sang ayah menuruti keinginan putrinya dan memanggil Amaq Bangkel dan Inaq untuk mencari udang di sungai.

Lalu Lala Sri Menanti mengajukan permintaan lagi untuk ikut bersama Amaq Bangkel dan Inaq pergi ke sungai melihatnya menangkap udang. Dan lagi-lagi ayahnya memenuhi permintaan yang diajukan oleh sang putrinya.

Pada akhirnya Lala Sri Menanti bisa ikut bersama orang yang diperintahkan oleh Datu Palowe’ untuk menangkap udang. Setibanya di Sungai Olat Pamanto Asu’ Lala Sri Menanti duduk di tepian sungai tepatnya di batu besar sambil melihat orang-orang menangkap udang.

3. Mitos yang beredar di tengah masyarakat

Legenda Ai Mangkung yang Terkenal di Pulau Sumbawagoogle

Pada waktu yang bersamaan datanglah empat pemuda dari Desa Tarusa hendak menebang bambu dan melihat keberadaan Lala Sri Menanti sangat cantik jelita. Akan tetapi, pandangan keempat pemuda lebih fokus pada perhiasan yang dikenakan oleh Lala Sri Menanti.

Lalu empat pemuda membuat rencana untuk menyekap Lala Sri Menanti agar bisa diambil semua perhiasannya. Setelah rencananya berhasil mengambil perhiasan, salah seorang pemuda menebas lengan kanan Lala sampai terputus dan kehabisan darah hingga akhirnya meninggal dunia.

Setelah selesai mencari udang barulah Amaq Bangkel, dan yang lainnya kaget melihat kondisi Lala sudah tidak bernyawa. Lalu mereka membawanya pulang dan Dato Paluwe’ sangat sedih atas kejadian yang telah menimpa anaknya.

Beberapa hari setelah kejadian, terdapat kabar bahwa Lala dihabisi oleh empat pemuda dari Desa Tasura. Dari kabar itulah Datu Paluwe’ melarang empat pemuda tersebut meminum air Sungai Olat Pamanto Asu’, jika tetap meminumnya, air akan terasa sepat dan menimbulkan penyakit, sejak itulah warga Desa Tasura tidak berani.

Demikianlah legenda Ai Mangkung yang berasal dari Sumbawa Nusa Tenggara Barat. Dari cerita tersebut masyarakat mempercayainya bahwa tangan Lala yang dibuang di sungai menjelma menjadi ikan tuna buntung.

Baca Juga: Melihat Sejarah Kerajaan Sumbawa di Istana Dalam Loka

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya