Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawa

Tradisi turun temurun dari nenek moyang

Sumbawa, IDN Times - Daerah Sumbawa mempunyai berbagai macam adat, suku dan budaya yang masih tetap lestari hingga sekarang ini. Seperti halnya adanya Tari Barapan Kebo yang masih dijalankan sesuai dengan tradisi nenek moyang.

Kesenian menjadi suatu hal yang pokok untuk memberikan citra dan mengenalkan suatu wilayah pada cakupan nasional ataupun internasional. Karena kekayaan Indonesia mengenai budaya tidak akan pernah habis, selama generasi penerus membantu dalam menjaga kelestarian budaya dengan pengembangan tanpa menghilangkan ciri khas atas budaya tersebut.

Barapan Kebo merupakan bentuk event tradisional yang dimainkan oleh para sandro, joki dan seekor kerbau paling bagus ketika musim tanam sudah tiba. Tradisi tanam ini tidak hanya dilakukan di daerah Pamulung namun juga diberbagai daerah yang lainnya sebagai event budaya Barapan Kebo.

1. Kerbau diukur tinggi dan beratnya

Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawaindonesiakaya.com

Setiap kerbau yang akan dijadikan sebagai peserta permainan Barapan Kebo dikumpulkan 3 hingga 4 hari sebelum hari melakukan event tersebut. Pengumpulan kerbau berfungsi untuk melakukan pengukuran terhadap tinggi dan usianya.

Dengan begitu dapat diketahui dan menentukan kelasnya kerbau tersebut untuk bisa dilombakan pada ajang Barapan Kebo. Waktu menjalankan event ditentukan dari banyaknya jargon kerbau yang ikut serta dalam event Barapan Kebo.

Lokasi untuk mengadakan event Barapan Kebo di sawah kosong yang sudah diberikan genangan air dan belum terdapat tanaman karena baru saja musim tanam. Pemilik kerbau untuk diajak Barapan Kebo diperlakukan sama seperti halnya main jaran.

2. Ada joki

Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di SumbawaBlogspot

Tidak hanya di Sumbawa saja yang mempunyai event seperti ini, Madura juga cukup terkenal dengan Karapan Sapi atau Bali terdapat Makepung. Perbedaannya adalah pentas Sando melakukan adu ilmu dan joki adu kumbar ketika Sakak tongkatnya magis Sandro Penghalang bisa disentuh dengan kekuatan larinya kerbau peserta dan joki.

Maka pasangan kerbau tersebut dinyatakan sudah berhasil mendapatkan juara saat pasangan kerbau bisa cepat untuk mencari titik tujuan garis finish. Selain itu, pasangan kerbau bisa menyentuh ataupun menjatuhkan kayu pancang sebagai tanda finish yang bernama Sakak.

Baca Juga: Fakta-fakta Menarik tentang Istana Dalam Loka di Sumbawa

3. Istilah pada aksesori

Barapan Kebo, Event Menyambut Musim Panen di Sumbawaindonesiakaya.com

Terdapat beberapa istilah pada aksesori dan momen budaya Barapan Kebo yang cukup unik di antaranya:

1. Noga
Penyebutan pada kayu yang menjadi penjepit leher untuk menyatukan dengan pasangan dalam jargon Barapan Kebo.

2. Kareng
Sebutan ini ditujukan pada tempat berdiri atupun bilah pijakannya kaki si joki Barapan Kebo yang sudah dibentuk dengan perakitan segitiga.

3. Mangkar
Mangkar merupakan nama untuk pelecut atau juga sering dikatakan sebagai pecut. Gunanya untuk memecut agar kerbau terpacu lari secepat mungkin.

4. Sandro Tari Barapan Kebo
Penyebutan yang diperuntukkan untuk kebanyakan orang sakti dengan kepemilikan ilmu supranatural khasnya Sumbawa. Biasanya Sandro akan mengenakan pakaian khasnya warna seluruhnya serba hitam.

5. Lawas 
Sebutan yang digunakan untuk lantunan syair pantun dari wilayah Sumbawa. Pantun ini akan dilakukan saat joki mendapatkan kemenangan yaitu ketika kerbaunya telah menyentuh dan menjatuhkan kayu tanpa terjatuh dari kareng.

6. Ngumang
Penyebutan yang sering digunakan sebagai sesumbar kemenangan untuk memikat wanita dari penonton Barapan Kebo. Serta melakukan rayuan dengan menggunakan lantunan lawas yang sudah ia kuasai sebelumnya.

Demikianlah penjelasan mengenai Tari Barapan Kebo yang menjadi event khas budaya Daerah Sumbawa. Barapan Kebo merupakan tarian yang digunakan untuk menyambut musim panen dengan menggunakan hewan kerbau terbaik.

Baca Juga: MXGP di Sumbawa, Landasan Bandara Sumbawa Akan Dipertebal

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya