Mengenal Diskalkulia pada Anak, Kesulitan Memahami Matematika

Kesulitan memahami dan mempelajari konsep matematika dasar

Diskalkulia adalah kondisi ketika seseorang kesulitan memahami dan mempelajari konsep-konsep matematika dasar. Baik itu menghafal angka seperti tanggal, nomor telepon, atau nomor rumah, dan menghitung, mengelompokkan angka, serta memahami sistem penomoran.

Diskalkulia bukanlah gangguan mental dan bisa terjadi pada siapa pun. Namun, umumnya kondisi ini dialami oleh anak-anak pada usia 6 sampai 9 tahun.

Berikut pembahasan diskalkulia, yaitu kondisi ketika anak kesulitan memahami konsep dasar matematika.

1. Ciri-ciri diskalkulia

Mengenal Diskalkulia pada Anak, Kesulitan Memahami MatematikaIlustrasi diskalkulia pada anak. (Pinterest/Papas Mamas Magazin)

Diskalkulia dibatasi sebagai suatu bentuk learning disability yang ditandai dengan kekacauan dalam berhitung karena gangguan di sistem saraf pusat. Berdasarkan penjelasan dari American Psychiatric Association, terdapat ciri-ciri diskalkulia yang umum terjadi pada anak.

Berikut 4 ciri-ciri anak yang mengalami diskalkulia berdasarkan American Psychiatric Association.

  • Linguistic skill, yaitu tidak mampu menyebutkan nama atau istilah-istilah, konsep, dan simbol  matematika.
  • Perceptual skill, yaitu kesulitan dalam mengamati atau membaca simbol aritmatika, serta kesulitan mengklasifikasi objek dalam kelompoknya.
  • Attention skill, yaitu kesulitan dalam menjalin angka-angka atau gambar dengan benar, terbalik dalam menulis angka, kesulitan dalam operasional sesuai dengan tanda-tanda matematika yang benar.
  • Mathematical skill, yaitu kesulitan mengikuti langkah-langkah menghitung dalam matematika, menghitung objek, dan mempelajari angka-angka dalam tabel.

Secara keseluruhan, dapat dikatakan ciri-ciri anak diskalkulia adalah memiliki masalah di bidang matematika, inteligensi normal ke atas, emosinya labil, kacau perhatiannya, memiliki masalah dalam merefleksikan bahasa secara formal, sering disertai gangguan perkembangan persepsi, dan memiliki gangguan neurologi.

Baca Juga: Mengenal Disleksia, Gangguan Membaca, Menulis dan Berbicara

2. Tipe-tipe diskalkulia

Mengenal Diskalkulia pada Anak, Kesulitan Memahami MatematikaIlustrasi diskalkulia pada anak. (Pinterest/Educahogar)

Dikslakulia termasuk suatu keadaan ketika anak memiliki kesulitan belajar spesifik, khususnya di bidang matematika. Biasanya, anak lemah dalam kemampuan persepsi sosial, lemah dalam konsep arah dan waktu, dan memiliki gangguan memori. Anak mengalami kesulitan dalam membedakan bentuk geometrik, simbol, konsep angka, sulit menghafal penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian secara cepat.

Menurut Sylvia Farnham, ada 4 tipe diskalkulia pada anak, diantaranya adalah:

Tipe 1. Lemah dalam logika

Anak tidak mampu untuk menjelaskan tentang suatu bentuk dan ukuran segitiga pengaman. Dia tidak mampu membedakan ukuran dan sulit menjelaskan ukuran bangunan segitiga, baik panjang dan lebarnya.

Kelemahan di bidang logika ini juga ditunjukkan ketika anak menulis hasil penjumlahan, misalnya menulis 1029 dengan 129 atau kadang menulis 1029 dengan 1000 29 (sesuai dengan ucapan, yaitu seribu dua puluh sembilan), tanpa memperhatikan bentuk hubungan yang signifikan.

Anak juga sering kesulitan dalam melihat kalender dan jam, serta kesulitan dalam menulis dan menggambar angka.

Tipe 2. Lemah dalam perencanaan

Anak dengan tipe ini tidak mampu untuk menganalisis suatu kondisi permasalahan yang sederhana. Akibatnya, anak kesukaran dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi.

Tipe 3. Tekun dalam tugas

Anak menunjukkan ketekunan dalam tugas, tetapi selalu salah.

Tipe 4. Ketidakmampuan untuk menghitung sederhana

Anak tidak mampu untuk menjumlahkan, mengurangi, mengalikan, dan membagi soal-soal yang sederhana. Sebagai contoh, menjumlahkan soal 19+16=…. Cara mengerjakannya: 1+1= 2, kemudian 9+6=15, ditulis 215.

3. Diagnosis anak dengan diskalkulia

Mengenal Diskalkulia pada Anak, Kesulitan Memahami MatematikaIlustrasi diskalkulia pada anak. (Pinterest/Interesting Engineering)

Selanjutnya, dijelaskan juga oleh American Psychiatric Association jika ada tiga kriteria pokok yang digunakan untuk mendiagnosis seorang anak mengalami diskalkulia, yaitu:

  • Inteligensi normal atau tinggi, umur, kemampuan matematika dibandingkan dengan standar tes tidak sesuai dengan tingkatannya.
  • Mengalami gangguan dalam melaksanakan tugas-tugas matematika sesuai dengan umur dan tingkatan kelasnya, sehingga prestasi di bidang matematika menjadi rendah.
  • Kesulitan belajar di bidang matematika ini disebabkan karena kondisi sensory deficit secara medis karena gangguan neurologi.

4. Cara menuntun anak dengan diskalkulia

Mengenal Diskalkulia pada Anak, Kesulitan Memahami MatematikaIlustrasi diskalkulia pada anak. (Pinterest/edutopia)

Memberikan penanganan kepada anak-anak yang mengalami diskalkulia bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan. Berikut ini adalah sejumlah rekomendasi dari para pakar yang mungkin dapat dilakukan untuk membantu dan menuntun pemahaman seorang anak dengan diskalkulia.

  • Membuat program pembelajaran yang dirancang secara khusus
  • Membuat permainan pembelajaran yang berkaitan dengan matematika
  • Mempraktikkan keterampilan matematika lebih sering dibandingkan kepada para siswa yang lain.

Berdasarkan penjelasan di situs WebMD, langkah lain yang dapat digunakan untuk menuntun dan membantu seseorang dengan diskalkulia, antara lain:

Biarkanlah anak-anak berhitung dengan memakai coret-coretan di kertas maupun jari-jari tangan mereka

  • Menggunakan buku atau kertas bergaris. Hal tersebut nantinya dapat membantu mereka supaya angka dan kolom tetap berada di garis yang benar
  • Menggunakan alunan musik pelan ketika sedang belajar matematika
  • Mencari guru les atau pendamping matematika yang dapat membantu
  • Menggambar permasalahan matematika yang dialami
  • Memainkan permainan yang berkaitan dengan matematika
  • Menghargai jerih payah anak
  • Ajarkanlah anak-anak untuk mengurangi kekhawatirannya terhadap matematika.

Anak diskalkulia mengalami gangguan pada perkembangan struktur kognitifnya. Oleh karena itu, guru di sekolah tidak perlu memarahinya dengan tujuan membimbing karena emosi anak dengan diskalkulia memang yang tidak stabil. Perilaku anak yang muncul mengekspresikan emosinya dengan merusak, menyakiti orang lain, dan diri sendiri.

Perilaku itu di sekolah pun sering tidak terkendali ketika dirinya marah, merasa disakiti, dan ditekan. Tulisannya yang jelek juga kemungkinan disebabkan oleh dispraxia, yaitu ketidakmampuan untuk melakukan gerakan (motorik) dengan benar.

Nah, itulah pembahasan diskalkulia yaitu kondisi ketika anak kesulitan memahami konsep dasar matematika.

Baca Juga: 5 Tempat Populer untuk Menikmati Pemandangan Bunga Sakura di Jepang

Hirpan Rosidi Photo Community Writer Hirpan Rosidi

Seorang laki-laki yang memiliki impian yaitu kelak disalah satu rak toko buku populer, di antara buku-buku dari penulis besar, terselip satu buku dengan nama Hirpan Rosidi sebagai penulisnya.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya